Type to search

Sekolah

6 Tips Membantu Anak Fokus Belajar di Era Digital yang Penuh Distraksi

Anak fokus belajar bebas dari distraksi di era digital

Saat hal- hal yang berkaitan dengan aktivitas digital semakin mendominasi kehidupan jaman sekarang, distraksi dalam proses belajar anak juga semakin terasa. Anak sering kesulitan fokus belajar karena tak tahan untuk tidak mengecek gadget berkali- kali.

Bahkan saat anak terlihat membuka laptop untuk belajar sekalipun. Meski niat awal adalah untuk mencari jawaban atas pertanyaan atau persiapan ulangan, anak justru tergoda untuk membuka konten lain yang tidak ada hubungannya sama sekali.

Jangankan anak- anak, orang dewasa pun sulit menjauhkan diri dari distraksi internet dan hal lainnya. Saat melakukan sesuatu, rasa jenuh mudah datang dan membuat pikiran ingin mengalihkan diri dengan mencari hal yang merefreshingkan otak.

Dan distraksi ini semakin banyak bentuknya. Mulai dari menonton televisi, bermain gadget, mengecek notif pesan dan media sosial, atau bahkan sibuk mengatur playlist musik. Ayah dan Ibu familiar dengan hal ini, bukan?

Agar Anak Tahan Godaan dengan Distraksi dan Fokus Belajar

Devorah Heitner, pendiri laman Raising Digital Natives, ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan agar si anak bisa belajar dengan fokus dan efektif di era digital yang penuh dengan godaan.

Di rumah, Ayah dan Ibu dapat menerapkan tips efektif ini untuk membantu putra putri tercinta belajar dengan optimal :

1. Beri anak jeda melepas lelah

Apa yang Ayah Ibu rasakan saat pulang kerja? Penat karena sudah melewati perjalanan yang jauh dan sudah melewati sehari penuh dengan banyak daftar pekerjaan yang harus diselesaikan.

Dalam rentang waktu itu, tentu Ayah Ibu ingin merasakan jeda sejenak. Untuk sekedar merenggangkan otot dan merelakskan kaki dan punggung.

Nah, hal yang sama juga ingin dilakukan anak- anak. Mereka ingin mendapatkan jeda untuk melepas lelah sejenak.

Di sela- sela itu, cobalah ajak anak ngobrol soal apa yang ia alami di sekolah. Dorong mereka untuk bermain bersama teman- temannya di luar rumah agar semangat mereka kembali.

Jeda seperti ini akan membantu anak kembali segar saat harus berhadapan kembali dengan buku atau pekerjaan rumahnya.

2. Apakah mereka sungguh- sungguh belajar?

Saat ibu mengintip si buah hati sedang mengerjakan PR atau belajar, ia terlihat sibuk dengan hal lain. Ibu perlu mencari tahu, apakah benar ia sedang mencari referensi untuk tugasnya di laptop atau malah sibuk dengan yang lain?

Jika ibu beberapa kali melihat ananda tergoda untuk melakukan hal lain saat sedang belajar atau mengerjakan PR, cobalah untuk mengajaknya mengobrol dan mendampinginya, lalu ingatkan anak untuk fokus pada apa yang dilakukannya, alih- alih mengintip instagram atau video baru youtuber favoritnya.

Orangtua ikut berperan mendorong anak fokus belajar

Di era digital seperti ini, pengawasan terhadap anak memang perlu ditingkatkan ya, Ayah Ibu. Jadi, cobalah untuk secara berkala melakukan pengecekan terhadap ananda yang sedang belajar untuk memastikan ia fokus dan bersungguh- sungguh.

3.Bantu anak melakukan kebiasaan sehat

Sejak kecil, ibu biasanya mengenalkan anak dengan berbagai rutinitas sehari- hari, seperti mandi, menggosok gigi, berdoa sebelum melakukan sesuatu, atau juga membaca buku sebelum tidur.

Sama hal nya dengan tugas sekolah dan belajar. Coba tetapkan waktu tertentu bagi anak untuk melakukan tugas sekolahnya dan belajar. Misalnya saja pada sore hari.

Dengan begitu, anak akan lebih tertata dan terbiasa untuk fokus belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Sehingga setelah bermain bersama teman- temannya, ia tahu selanjutnya ia harus mandi dan mengerjakan PR sekolah.

Semakin disiplin anak dengan rutinitas yang ia jalani, maka semakin kecil pula keributan antara ibu dan anak dalam hal tugas sekolah.

4. Kondisikan tempat yang bebas distraksi

Setelah mencoba step 1-3, langkah selanjutnya ibu perlu memberikan tempat belajar khusus si anak yang bebas gangguan. Sebisa mungkin, ibu meminimalisir hal- hal yang mengganggu anak belajar dalam ruangan tersebut. Seperti televisi, perangkat elektronik, atau alat bermain.

Lengkapi ruangan tersebut dengan alat tulis menulis yang memadai dan juga cahaya yang baik. Jika memungkinkan, jauhkan juga ruangan tersebut dari kesibukan lalu lalang anggota keluarga. Dengan begitu, anak akan lebih mudah untuk berkonsentrasi.

5. Beri contoh yang baik

Saat anak mengerjakan PR sekolah, ada baiknya jika ibu juga mengerjakan “PR” juga. PR ibu tentu berbeda dengan PR ala sekolah. Misalnya saja mengerjakan perhitungan pengeluaran keluarga atau membuat laporan PKK RT.

Dalam aktifitas tersebut, tunjukkan bahwa ibu bisa fokus dalam mengerjakan tugas. Tidak ada aktifitas mengecek ponsel, melihat televisi, atau melakukan beberapa hal sekaligus bersamaan.

Secara tidak langsung anak akan melihat bahwa melakukan pekerjaan tanpa gangguan lain akan membuatnya rapi dan cepat selesai.

6. Biarkan anak melakukannya

Saat anak mengerjakan PR cobalah menahan diri untuk tidak ikut campur dalam pekerjaan rumahnya. Ibu akan membantu saat anak bertanya seputar tugasnya, tapi selebihnya biarkan anak mengerjakannya sendiri.

Saat anak terlihat frustasi atau kesal karena tugasnya sulit, Ibu bisa menanyakan kendala apa yang dihadapi dan menawarkan bantuan. Namun, hindari untuk berlebihan. Doronglah ananda untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Dengan 6 langkah di atas, selain membantu anak untuk terhindar dari distraksi, orangtua juga mengajarkan anak untuk memecahkan masalah dan mandiri dalam melakukan tugas sekolahnya. Anak akan lebih konsisten dalam mengerjakan PR dan bisa lebih santai saat tugasnya sudah benar- benar selesai.

Tags: