Type to search

Good Parenting

5 Cara Mengajarkan Anak Mandiri dan Percaya Diri

Cara mendidik anak menjadi mandiri dan percaya diri

Menjadi orangtua over protektif bisa menjadi boomerang untuk tumbuh kembang anak. Anak bukan hanya menjadi takut untuk bertindak, namun juga menjadi rendah diri dan tidak mandiri. Meskipun secara usia sebenarnya sudah melakukan banyak hal, anak terjebak dalam situasi untuk ‘sulit’ atau ‘enggan’ melakukan. Tentu hal ini akan membahayakan untuk masa depannya.

Di sekitar kita, tidak jarang kita melihat atau mendengar cerita tentang pola asuh orangtua yang mengajarkan kemandirian sejak dini. Misalnya saja, putri presiden Amerika Serika, Barrack Obama, yang mulai bekerja di usia 15 tahun di sebuah restoran seafood. Padahal kalau dipikir- pikir, orangtuanya sudah mempunyai uang yang melimpah. Mengapa?

Alasannya sederhana, yaitu agar anaknya terbiasa mandiri dan tidak bergantung kepada kemampuan finansial orangtuanya. Tidak peduli seberapa mampu orangtua secara finansial, anak harus dianjarkan hidup mandiri dan menjadi percaya diri sedini mungkin. Kelak, anak yang mandiri ini dapat menjadi sosok yang bersahaja dan menghargai jerih payah orang lain.


Cara Mendidik Anak agar Mandiri dan Percaya Diri

Di kehidupannya kelak, aka nada banyak hal yang harus dihadapi anak. Selain melalui jalur Pendidikan formal, penting bagi orangtua untuk memberi anak ruang agar bisa menghadapi tantangannya secara mandiri.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa digunakan orangtua agar anak dapat belajar mandiri dan berani menghadapi setiap tantangan dalam hidupnya :

1.      Kenalkan Anak pada Transportasi Umum

Untuk kenyamanan si kecil, orangtua bisa saja menyediakan mobil atau motor untuk mengantarkan anak ke sekolah. Namun, untuk melatih kemandiriannya, akan sangat penting untuk mengenalkan transportasi umum kepada anak- anak kita. Sesekali berilah anak kesempatan untuk menggunakan transportasi umum untuk pulang sekolah atau kegiatan lainnya.

2.      Ajarkan Anak Cara Menolak

Meski terdengar mudah, kenyataannya ini kerap sulit diterapkan. Padahal, mengajarkan anak untuk menolak dapat membantunya dalam berbagai hal. Misalnya saat anak dihadapkan pada situasi dengan orang yang berlaku tidak sopan. Dengan begitu, anak akan lebih sigap dalam menjaga dirinya. Dia akan berani berkata tidak atau menolak saat ada orang yang berlaku tidak baik kepadanya.

Jenis- jenis Mainan Edukasi untuk Anak, Manfaat dan Ciri- ciri Mainan yang Baik

3.      Membiarkan Anak Menjaga Rumah Sendirian

Untuk beberapa orangtua, hal ini terdengar sulit. Namun, dengan pengawasan yang detail seperti CCTV, menitip anak ke tetangga, atau membekali anak dengan alat komunikasi seperti handphone.

Sebelum melakukan ini, orangtua juga perlu membekali anak terlebih dulu dengan apa saja yang boleh atau tidak boleh dilakukan saat orangtua tidak di rumah dan bagaimana menjaga diri sendiri dari bahaya.

Ajarkan juga anak cara meminta bantuan ke beberapa nomer darurat di sekitar kertas, dan ingatkan untuk selalu mengintip dari lubang pintu sebelum membukakan pintu untuk tamu yang akan berkunjung di rumah.

4.      Beri Anak Ruang untuk Bebas dan Merasakan Pengalaman

Memberi batasan- batasan anak memang perlu dilakukan, namun tidak boleh berlebihan dan membuat anak merasa sangat terkekang. Orangtua yang terlalu agresif dalam melarang anak berpotensi menghambat pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun mental.

5.      Jangan Mudah Menyalahkan Anak

Anak memang sering menampilkan perilaku unik saat mencoba berbagai hal. Kadang, yang anak lakukan sulit kita mengerti dan membuat kita ‘takjub’. Alih- alih langsung menyalahkan atau menghakimi anak, cobalah untuk menjadi lebih helpful kepada mereka.

Coba tanyakan apa yang sedang ia lakukan dan mengapa ia melakukan hal tersebut. Jika memang yang ia lakukan adalah hal tidak baik, cobalah memberi arahan dan memperbaikinya. Anak bukan hanya merasa diberi ruang untuk bereksplorasi, tapi sekaligus merasa bahwa orangtuanya adalah support system terbaik untuk mereka.