Type to search

Kesehatan

Menggunakan Bedak Tabur Bisa Picu Gangguan Pernafasan si Kecil?

Pro Kontra Bedak Tabur Bayi, Bahaya untuk Kulit dan Pernafasan si Kecil?

Saat merawat buah hati, taburan bedak menjadi salah satu perawatan yang familiar untuk orangtua di Indonesia. Saat anak selesai mandi, atau saat mengganti popok, maka pemakaian bedak tabur seolah menjadi perawatan yang penting untuk dilakukan kepada buah hati.

Tujuannya sederhana, yaitu untuk membuat kulit si kecil menjadi wangi, halus, dan kesat. Perawatan ini pun dikenal sebagai tradisi yang sudah turun temurun. Namun, tahukah mom jika pemakaian bedak tabur ini bisa menimbulkan berbagai resiko kesehatan untuk bayi?

Apakah Bayi Butuh Bedak Tabur?

Pada umumnya bedak tabur kerap digunakan orangtua untuk menjaga agar badan bayi terasa lembut dan wangi. Bedak tabur juga kerap diberikan orangtua setelah membersihkan area pantat bayi. Tujuannya agar kulit bayi terasa lebih bersih dan wangi.

Namun kenyataannya, bayi sebenarnya tidak membutuhkan bedak tabur, mom. Terutama kulit bayi, justru akan lebih baik dibiarkan dalam kondisi alaminya saja, tanpa diberi tambahan bahan- bahan kimia yang justru beresiko untuk kesehatannya.

Study yang dilakukan oleh Amerikan Pediatric Association (APA) 2017 mengungkap bahwa penggunaan bedak tabur pada bayi bisa meningkatkan terjadinya resiko gangguan pernafasan. Study ini sekaligus merekomendasikan orangtua untuk tidak menggunakan bedak tabur karena partikel bahan mineralnya (talc) bisa membahayakan sistem pernafasan anak.

Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Godrej Indonesia pada produk bayi diketahui ada 92 persen ibu Indonesia masih menggunakan bedak tabur bayi secara rutin setelah memandikan anak atau saat menggantikan popok.

Bahaya Bedak Tabur untuk Bayi

Penggunaan bedak bayi di Indonesia memang sangat populer.  Selain menjadi tradisi, hal ini dikarenakan iklan bedak bayi sangat agresif dilakukan oleh produsen bedak. Karena gencarnya iklan tersebut, banyak orang akhirnya merasa bahwa menggunakan bedak tabur untuk perawatan bayi memang hal yang perlu dilakukan.

Sebelum Anda berniat untuk terus mengikuti tradisi ini, cobalah ketahui beberapa resiko berikut ini sebagai pertimbangan :

Gangguan Pernafasan

Bedak bayi terdiri dari partikel- partikel sangat halus yang mudah terbawa udara dan menyebar. Partikel bedak tabur ini mudah terhirup oleh bayi. Karena paru- paru dan sistem pernafasan bayi belum sekuat orang dewasa, partikel ini berpotensi besar menciptakan maslaah pernafasan, terutama jika sudah terlalu banyak partikel yang mengendap dalam sistem pernafasan buah hati Anda.

Kulit Kering dan Iritasi

Banyak orangtua menggunakan bedak bayi untuk mencegah ruam popok dan keringat berlebih. Namun kenyataannya, bedak tabur bayi justru memicu masalah- masalah kulit lainnya. Kulit bayi yang sensitif dan sering terpapar bahan- bahan kimia bedak seperti talcum dan pewangi beresiko menyebabkan iritasi kulit bayi.

Bedak bayi juga akan menyerap kelembaban alami kulit bayi sehingga kulit bisa terasa kering dan gatal. Orangtua juga perlu berhati- hati menggunakan bedak bayi untuk mengobati ruam popok. Bedak bayi yang dibuat dari tepung jagung justru dapat memperparah ruam karena dapat menimbulkan infeksi ragi.

Kanker

Banyak dari kita yang mungkin mendengar soal bahaya bedak bayi yang dibuat dari talcum. Talkum ini mengandung bahan- bahan kimia seperti silicon dan asbestos yang mempunyai sifat karsinogenik atau menyebabkan kanker.

Riset dari American Cancer Society mengungkap bahwa penggunaan bedan dari talcum ini bisa meningkatkan resiko kanker indung telur dan juga kanker paru pada orang dewasa. Seangkan untuk kasus kanker pada bayi penggunaan bedak, namun orangtua sebaiknya tetap waspada.

Penting untuk Diperhatikan Saat Menggunakan Bedak Tabur

Setiap bayi punya respon yang berbeda- beda terhadap bedak tabur bayi. Beberapa diantaranya lebih rentan dan beresiko mengalami lebih banyak gangguan kesehatan. Jika bayi terlahir premature, punya penyakit jantung bawaan, atau mewarisi masalah pernafasaan seperti asma atau pernah terjangkit virus RSV, resiko menjadi lebih besar.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meminimalkan resiko bedak bayi untuk buah hati tercinta :

1.      Pilih bedak dari tepung jagung

Untuk mengurangi resiko terhadpa saluran pernafasan, bedak bayi terbaik adalah yang dibuat dari tepung jagung (cornstarch). Bedak ini punya partikel yang lebih besar sehingga kemungkinan terhirup oleh bayi menjadi lebih kecil. Bedak dari tepung jagung juga menjadi alternatif terbaik untuk melindungi bayi dari resiko kanker.

2.      Saat mengganti popok

Bedak bayi kerap digunakan untuk perawatan area pantat bayi saat mengganti popok. Jika memang diperlukan, gunakanlah seminimal mungkin setelah sebelumnya pantat bayi dikeringkan.

3.      Bersihkan sisa- sisa bedak pada kulit bayi

Bedak bayi kerap mengendap dan tersisa di kulit bayi sehingga beresiko terjadinya iritasi atau alergi. Untuk mengatasinya, pastikan orangtua selalu membersihkan sisa- sisa bedak yang menempel di kulit bayi seitap kali memandikan buah hati atau mengganti popoknya.

4.      Tuangkan di tangan terlebih dulu

Hindari untuk menuangkan bedak langsung di dekat area wajah bayi. Hal ini bisa membuat partikel- partikel bedak menjadi lebih mudah untuk terhirup bayi. Sebaiknya tuangkan bedak ke tangan lebih dulu. Setelah itu, ratakan di telapak tangan, baru tepuk- tepuk dengan sangat pelan pada kulit bayi.

Jika bayi terlihat batuk- batuk atau sulit bernafas, segera periksakan bayi ke pusat kesehatan terdekat atau jika perlu hubungi layanan gawat darurat.

 

 

Tags: