Type to search

Parenting Story

Merasa Terganggu Saat Bermain Game, Suami Pukul Istri yang Hamil

Merasa Terganggu Saat Bermain Game, Suami Pukul Istri yang Hamil

Bermain game memang bisa membuat banyak orang kecanduan dan lupa diri. Terutama beberapa jenis game yang membutuhkan konsentrasi tinggi untuk menyelesaikan permainan dan naik level, seperti game Candy Crush Saga.

Namun, sangat disayangkan jika hal ini bisa mempengaruhi perilaku suami terhadap istri dan anaknya. Salah satu kejadian yang membuat kita mengelus dada terjadi di Sydney, Australia. Pria yang kecanduan game ini bahkan sampai memukul istrinya saat sedang live streaming game online.

Peristiwa in iterjadi pada 9 Desember kemarin. Saat sedang bermain game secara live di platform Twitch milik Amazon, pria berusia 26 tahun ini tiba- tiba mengejutkan pengguna lain dengan apa yang ia lakukan di depan kamera.

Awalnya pria ini terlihat asyik dengan game yang dimainkannya. Kemudian terdengar suara sang istri yang beberapa kali memintanya untuk berhenti bermain agar bisa makan malam bersama keluarga. Sang pria pun menjawab beberapa kali dengan perkataan, “Aku akan keluar sebentar lagi, tunggu dulu.”

Setelah beberapa kali dipanggil untuk menghentikan gamenya sejenak, pria ini kemudian mulai terpancing emosi dan membalas, “Bisa diam? Aku sudah bilang akan keluar sebentar lagi.”

Ia kemudian berdiri dari kursinya dan menjauh dari kamera komputer. Istrinya pun kemudian membalas, “Stop komputer. Aku muak dengan semua ini.”

Usai ucapan itu, terdengar suara tamparan yang diikuti dengan suara tangisan perempuan. Pria itu pun kembali ke kursinya dan melanjutkan bermain game.

Tidak lama dari itu, terdengar suara teriakan perempuan lagi, “Kau memang orang sialan pembenci perempuan. Kalian semua di sana dengar? Dia baru saja memukul mukaku.”

Sang istri berusaha berteriak untuk berbicara kepada penonton online bahwa ia memasak satu jam lalu dan semua anggota keluarganya sudah menunggu untuk makan malam bersama.

Pria itu pun membalas perkataan sang perempuan dan memicu perdebatan. Tak lama dari itu, sang pria berdiri dan memukul sesuatu lagi. Terdengar lagi suara tangis perempuan dan anak kecil. Sang suami membalasl berteriak, “Anjing kamu. Bukan kamu yang bayar internetnya.”

Tak berhenti disitu, wanita itu berteriak lagi kepada penonton, “Kalian semua harus tahu kalau aku sedang hamil dan dia baru saja memukulku.”

Setelah kejadian itu, polisi negara bagian New South Wales menangkap pria itu pada pukul 23.30. Pria itu ditangkap dengan tuduhan melakukan kekerasan rumah tangga.

 

Boleh Bermain Game Online, Tapi Keluarga Harus Diutamakan

Tidak ada yang salah dengan bermain game. Kadang aktifitas ini memang perlu dilakukan sebagai salah satu cara untuk me-refresh pikiran kita dari aktifitas sehari- hari. Namun, kesalahan mulai terjadi saat game menjadi candu dan keluarga dikesampingkan.

Menghentikan seseorang dari kecanduan game memang tidak mudah. Kecenderungan seseorang dalam bermain game ini mempunya pola yang mirip dengan kecanduan judi. Saat kecanduan ini menyerang, orang- orang akan cenderung lebih agresif dalam mengungkapkan emosinya. Dalam pelampiasannya, mereka cenderung berteriak, membentak, dan bahkan memukul.

 

Tips Mengkomunikasikan Kecanduan Game Suami

Bukan hal mudah untuk ‘menyembuhkan’ kecanduan suami dalam bermain game. Saat ini terjadi, seolah- olah ibu sedang berhadapan dengan anak kecil yang sulit sekali diatur. Bukannya mendengarkan, yang terjadi justru pemberontakan dan amarah.

Untuk menghadapi situasi ini, Ibu dapat mencoba beberapa tips berikut ini :

  • Membicarakan hobi bermain game suami saat suami sedang tidak bermain
  • Sampaikan dengan hati- hati bahwa Ibu sayang pada suami dan tidak ingin suami menghabiskan terlalu banyak aktu untuk dirinya sendiri dan mulai melupakan keluarga
  • Tekankan pentingnya kerjasama suami istri dalam membangun rumah tangga yang harmonis dan saling membantu
  • Isi waktu bermain game dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan antara suami dan istri
  • Jika kecanduan suami sudah parah, Ibu sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog atau konsultan perkawinan

 

Tags: