Bukan Memukul, Ini Yang Harus Orangtua Lakukan Saat Anak Melakukan Kesalahan
Ada banyak cara yang orangtua lakukan untuk ‘menghukum’ anak tanpa memukul. Karena kenyataannya, memukul tidak menyelesaikan masalah dan justru menimbulkan masalah serius lainnya.
Misalnya anak menjadi traumatis, inner child nya terluka, dan anak kehilangan kepercayaan terhadap orangtuanya. Anak juga berpotensi melakukan pelampiasan kekerasan pada orang di sekitarnya karena merasa memukul adalah salah satu cara melampiaskan marah dan membayar kesalahan.
Di sisi lain, setelah memukul, mencubit atau menjewer anak, tidak jarang orangtua dihantui rasa bersalah dan menyesal. Perasaan tidak nyaman itu sulit dihilangkan, disamping kita minta maaf pada anak dan terus belajar mengontrol emosi menghadapi tingkah anak.
Tips untuk Tindakan Orangtua Saat Anak Melakukan Kesalahan
Lantas, tindakan apa yang sebaiknya orangtua lakukan saat anak melakukan kesalahan? Berikut tips yang ParentingCenter.id rangkum dari berbagai kaidah parenting untuk Ayah Bunda di rumah :
1. Identifikasi Kesalahan dan Cara Penanganan
Identifikasi dulu seperti apa kesalahan si kecil. Mengapa ia melakukan kesalahan dan bagaimana dia harus bertanggung jawab terhadap kesalahan itu?
Misalnya saat anak menumpahkan minuman atau susu, orangtua bisa meminta anak untuk mengambil lap atau tissue. Jika anak menolak, Bunda bisa mengarahkan anak untuk mengerjakannya bersama- sama dengan berkata, “Kita bersihkan sama- sama yuk…”
Tips ini bisa kita terapkan saat anak berada di usia balita. Saat dia sudah terbiasa melakukannya, nantinya dia akan terbiasa dan terlatih untuk bertanggungjawab atas kesalahannya sendiri.
2. Beri Hukuman yang Reflektif
Hukuman reflektif bisa kita berikan saat anak melakukan kesalahan karena perbuatan buruk. Misalnya saja berbicara jorok, menggigit atau mencubit.
Hukuman reflektif ini bisa kita artikan sebagai hukuman untuk memberi anak ruang untuk menyadari kesalahannya dan menimbulkan rasa bersalah. Untuk balita misalnya, bisa mengarahkan anak untuk duduk diam di sisi ruangan yang kosong. Singkirkan hal- hal yang bisa mengganggu fokusnya, seperti mainan atau gangguan yang lain.
Untuk anak yang lebih dewasa, Ayah Ibu bisa memintanya untuk merenung di kamar dan orangtua tidak akan mengajak mereka berbicara sampai mereka menyadari kesalahannya. Bisa juga dengan meminta anak menebus kesalahannya dengan melakukan hal- hal baik.
Intinya, jenis hukuman ini harus disesuaikan dengan usia tumbuh kembang anak ya, Ayah Bunda.
3. Hindari Menghukum Anak saat Kita Sedang Marah dan Kelelahan
Saat sedang marah dan kelelahan, kita kehilangan kontrol diri. Kita yang sedang lelah emosi akan mudah terpancing untuk mengatakan atau melakukan tindakan yang bisa menyakitkan untuk anak. MIsalnya teriakan tidak terkontrol atau bahkan hukuman fisik yang menimbulkan trauma anak.
Untuk itu, jika kita sendiri sedang lelah emosi, maka langkah terbaik adalah menenangkan diri sendiri dulu. Ambil nafas ke dalam dan hembuskan, minum air putih dan istirahat sejenak. Setelah Ayah Bunda sudah lebih tenang dan bisa berpikir rasional, berulah mengkomunikasikan pada anak tentang kesalahan yang mereka lakukan.
Prakteknya Tidak Semudah Teori
Realitasnya memang sering tidak mudah. Untuk itu, perlu komitmen bersama antara Ayah dan Bunda untuk saling mengingatkan dan saling membantu. JIka anak sedang berbuat kesalahan, maka yang dalam keadaan ‘waras’ lah yang akan ambil tindakan.
Bagaimana jika dua- duanya sedang lelah emosional? Ambil jeda untuk menenangkan diri dulu sambil tetap mengawasi tingkah laku anak. Secara praktek tidak mudah, namun hal seperti ini sangat bisa dilatih.
Jadi pada dasarnya, tips ini bukan tentang tindakan yang tepat orangtua dalam menangani kesalahan anak. Tapi juga tentang orangtua yang harus terus berlajar bersabar dan tenang dalam menghadapi tingkah anak.
Selamat mencoba ya, Ayah Bunda! Jangan lupa bagikan konten ini ke parent lainnya agar semakin banyak parent yang menerima tips ini.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti