Type to search

Good Parenting

Ayah Bunda, Ini 12 Cara Cerdas Menegur Anak Usia Dini

Cara menegur anak usia dini

Menegur anak usia dini memang bukan perkara mudah untuk para orangtua. Pada dasarnya, anak- anak memang sering melakukan tindakan yang menguras kesabaran orangtua. Perilaku mereka yang unik dan agak ajaib kerap membuat para orangtua merasa kewalahan.

Namun yang perlu orangtua ingat, perilaku anak yang unik dan kadang kelewat batas pasti ada penyebabnya. Terlebih anak berusia balita yang masih mencari dan bereksplorasi dunianya dengan aktif. Mereka mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan antusiasme pada banyak hal.

Tidak jarang, rasa ingin tahu yang terlalu besar ini bisa berujung pada tingkah yang terlalu aktif dan membuat orangtua kerap terpancing emosi. Terlebih, anak mungkin belum tahu cara penyaluran rasa ingin tahu mereka ke aktivitas yang tepat.

Tips Menegur Anak Usia Dini yang Efektif

Sebagai bagian dari pendidikan karakter anak, orangtua perlu menegur anak saat mereka melakukan kesalahan atau bertingkah melanggar aturan.

Cara menegur anak tentu perlu kita lakukan dengan strategi yang efektif. Pasalnya, jika dilakukan tidak efektif, anak tidak akan paham apa kesalahan mereka dan sulit belajar dari kesalahan tersebut.

Berikut adalah tips yang bisa Ayah Bunda praktekkan untuk menegur anak usia dini dengan efektif :

1. Dinginkan Kepala Dahulu Sebelum Menegur

Penting untuk tetap tenang dan tidak emosi saat menghadapi tingkah laku anak. Terutama dalam menegur, jika orangtua melakukannya dengan emosi, apa yang ingin disampaikan pada anak akan sulit mereka terima.

Untuk itu, cobalah menenangkan hati dan mendinginkan kepala terlebih dulu. Menjauh lah dari anak untuk sementara. Katakan bahwa Ayah Bunda perlu memikirkan tentang kesalahan anak tadi, dan akan berbicara dengannya jika sudah siap.

2. Cari Saat yang Tepat

Cara menegur anak usia dini selanjutnya perlu mempertimbangkan waktu yang tepat. Pembicaraan dengan anak menjadi tidak efektif jika anak belum siap untuk duduk tenang atau saat di sekeliling masih banyak orang lain.

Pastikan Ayah Bunda menegur anak dalam suasana yang lebih pribadi. Ini akan menjadi lebih efektif, membuat anak mau mendengarkan dan tidak membuat mereka malu.

3. Gunakan Kalimat Positif

Saat sedang marah, sulit memang menggunakan kalimat yang bijak, karena emosi sedang menguasai. Ada kalimat powerful yang memudahkan orangtua berbicara pada anak dan tentunya ini adalah kalimat bermuatan positif.

Orangtua perlu membiasakan untuk menggunakan kata- kata positif saat berkomunikasi dengan anak. Dan perlahan, akan lebih mudah menggunakan kalimat- kalimat ini untuk menegur anak.

Misalnya saja, katakan pada anak bahwa kita lebih suka jika anak mengikuti aturan yang disepakati, daripada menyebut anak nakal dan Ayah Bunda tidak menyukainya.

Selain itu, hindari penggunaan kata ‘jangan’ sebisa mungkin. Gunakan kalimat positif juga untuk menjelaskan sikap seperti apa yang anak perlu lakukan di situasi tersebut.

4. Jaga Intonasi

Salah satu cara mendidik anak adalah dengan mengkomunikasikan kesalahan mereka dengan tepat. Kendalikan diri saat amarah menguasai agar kita bisa mengendalikan nada bicara pada anak.

Jangan sampai berteriak atau membentak, karena ini bisa memicu anak untuk melawan orangtua sebagai pertahanan diri. Sampaikan apa yang akan kita bicarakan pada anak dengan lugas dan tenang.

5. Tatap Matanya

Saat menegur anak, cobalah untuk menempatkan diri sejajar dengan posisi tubuh anak. Tatap matanya saat berbicara, dan sampaikan mengapa orangtua melarang anak melakukan perbuatan tersebut. Jelaskan apa kesalahan anak dan bagaimana cara memperbaikinya.

6. Hindari Mengungkit Kesalahan yang Lama

Saat menegur anak, sampaikan maksud kita dengan tepat dan jelas. Namun, tidak perlu mengungkit semua ‘kenakalan’ nya yang sudah usai dan tidak ada hubungannya dengan permasalahan sekarang.

Saat menegur, orangtua seharusnya fokus pada apa yang harus dibahas anak pada saat itu saja.

7. Buka Kesempatan untuk Berdiskusi

Berdiskusi bukan berarti membuka peluang pada anak untuk menegosiasikannya kesalahannya. Akan tetap, tekankan pada memberi kesempatan padanya dengan cara mendidik anak yang baik untuk mengutarakan pendapat dan perasaannya.

Tindakan ini akan membuat anak bisa lebih legowo dalam menerima teguran dari Ayah Bunda.

8. Komitmen

Jika anak sudah mengutarakan perasaannya dan alasan mengapa melanggar peraturan, saatnya membuat komitmen dengan anak. Katakan pada anak apa yang akan terjadi jika dia mengulangi perbuatannya lagi.

Hukuman atau konsekuensi ini tentu dibuat sesuai dengan usia tumbuh kembang anak. Tidak terlalu memberatkan, tapi membuat anak menyadari kesalahannya dan termotivasi untuk tidak mengulanginya lagi.

Misalnya saja mengurangi jatah bermain HP, menonton TV, atau mengurangi fasilitas lain di rumah yang biasa ia peroleh.

9. Tetap Sabar dan Tenang

Karakteristik umum anak usia dini antara lain belum bisa mencerna apa yang orangtua tetapkan dalam sekali pemberitahuan saja. Jadi, orangtua perlu mengulang dan mengulang lagi peraturan yang ditetapkan untuknya, sampai dia bisa memahami dengan baik.

10. Tidak Menuntut

Perilaku anak jam sekarang terkadang memang sulit ditebak. Anak- anak juga cenderung tidak suka saat orangtua memperlihatkan keinginan menuntut. Hal ini hanya membuat mereka menolak keinginan kita.

Misalnya saja kita ingin membereskan mainannya, kita bisa gunakan kalimat seperti, “Bunda lebih senang kalau kakak bisa bertanggungjawab membereskan mainannya setelah digunakan. Alih- alih mengatakan, “Kamu harus membereskan mainanmu!”.

Hindari juga untuk menuntut anak dengan cara membanding- bandingkan dia dengan saudaranya atau tetangga.

11. Beri Contoh yang Baik

Anak adalah seorang peniru ulung. Mereka akan lebih mudah mengerti saat mendapat contoh perbuatan yang ingin dia lakukan.

Misalnya saja, kita ingin anak fokus makan, tanpa sambil bermain kesana kemari. Maka, contohkan bahwa anggota keluarga juga akan duduk tertib saat makan, tanpa bermain ponsel atau melakukan aktivitas distraktif lainnya.

Dengan begitu, perlahan anak akan memahami maksud orangtua dan meniru contoh yang mereka lihat. Tentu saja orangtua perlu menyesuaikan dengan bahasa anak. Berbicara dengan anak usia dua tahun dan tiga tahun akan berbeda dari cara kita menyampaikan nasehat.

12. Tekankan pada Perilakunya

Saat menegur anak, cobalah menekankannya pada perilaku anak. Bukan menyerang anak dengan menunjuk dirinya langsung.

Katakan perilaku mana yang perlu diperbaiki oleh anak, lalu katakan alasannya, serta konsekuensi yang akan terjadi jika anak meneruskan perilaku tersebut. Usahakan menggunakan kata ‘kita’ untuk menunjukkan bahwa bukan hanya anak yang diharapkan berperilaku seperti itu, tapi semua orang.

Kesimpulan

Jangan emosi, pahami balita melakukan ini

Masing- masing anak mempunyai kepribadian yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Karena itu, orangtua sebagai lingkungan paling dekat dengan anak harus bisa menemukan cara berbicara dengan anak sesuai dengan kepribadian mereka.

Pengasuhan yang baik dengan cara menegur anak yang efektif akan membawa pengaruh baik untuk perkembangan kepribadian anak kelak. Peran orangtua dalam mendidik anak berpengaruh sangat besar, jadi mari kita ambil peran itu dengan penuh sukacita.

Semoga bermanfaat ya, Ayah Bunda.. Jangan lupa membagikan konten ini agar semakin banyak Ayah Bunda lainnya yang bisa memanfaatkan tips ini 🙂

Tags:

You Might also Like