Dermatitis Atopik : Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Dermatitis Atopik, atau yang juga kita kenal dengan Eksim, merupakan kondisi yang seringkali menyebabkan peradangan dan gatal parah. Kondisi ini tidak menular dan kerap terjadi pada bayi atau balita, dan bisa kambuh hingga dewasa. Dalam beberapa kasus, Dermatitis Atopik ini juga bisa terjadi pada usia remaja atau dewasa yang tidak mengalami kondisi ini sebelumnya.
Untuk memahami kondisi ini lebih detail, ParentingCenter.id akan mengulas secara lengkap tentang apa itu Dermatitis Atopik, pencegahan dan tips pengobatan.
Apa itu Dermatitis Atopik?
Dermatitis Atopik adalah kondisi peradangan kulit atau eksim yang ditandai dengan kulit kering, rasa gatal yang berkelanjutan, dan ruam merah. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang- orang dengan kulit kering dan sangat sensitif. Dermatitis Atopik biasanya muncul di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, lengan dan kaki.
Dermatitis Atopik juga dikenal dengan sebutan Eksim Kering atau Eksim Atopik. Kondisi ini umumnya bersifat jangka panjang (kronis) dengan tingkat keparahan yang bervariasi, serta bisa muncul dan menghilang.
Penanganan penyakit lebih bertujuan untuk meredakan gejala yang mengganggu. Kendati begitu, dalam beberapa kasus, dermatitis atopik juga bisa membaik dan tidak kambuh lagi.
Faktor Risiko Dermatitis Atopik
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko seseorang mengalami Dermatitis Atopik. Antara lain sebagai berikut :
- Riwayat pribadi atau keluarga terhadap eksim, hay fever, alergi, atau asma.
- Mengalami dermatitis kontak, biasanya terjadi pada pekerja medis.
- Berjenis kelamin perempuan.
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko pada anak- anak, seperti :
- Menitipkan anak di Day Care.
- Gangguan Hiperaktif (ADHD)
Penyebab dan Gejala Dermatitis Atopik
Penyebab pasti Dermatitis Atopik belum sepenuhnya dipahami. Akan tetapi, faktor genetik dan lingkungan menjadi faktor yang paling mempengaruhi. Hal lain yang juga menjadi penyebab kondisi ini adalah gangguan fungsi sawar (pelindung kulit), infeksi dan faktor imunitas.
Gejala Umum
Setiap pengidap penyakit ini bisa merasakan gejala yang berbeda. Misalnya, balita bisa mengalami gejala seperti kulit bersisik, ruam, dan kerak di area pipi, kulit kepala, kaki dan tangan. Sedangkan anak- anak, remaja dan dewasa akan mengalami gejala ruam merah dan gatal ekstrim di area belakang leher, lutut dan siku.
Selain gejala umum tersebut, pengidap juga bisa merasakan gejala berikut ini :
- Kulit kering dan bersisik.
- Kulit pecah-pecah, terkelupas, hingga mengeluarkan darah.
- Ruam yang menonjol dan mengeluarkan cairan.
- Kulit di sekitar mata menjadi lebih gelap.
- Kulit di telapak tangan atau area bawah mata mengkerut atau kusut.
Umumnya rasa gatal terasa lebih menyiksa di malam hari. Saat digaruk, kulit menjadi lebih tebal, timbul bopeng atau berlubang, hingga menggelap. Selain itu, terus menggaruk are yang bermasalah juga memicu infeksi pada kulit.
Pengobatan Dermatitis Atopik
Seperti yang ParentingCenter.id ungkapan di atas, pengobatan Dermatitis Atopik ini pada dasarnya bertujuan untuk meredakan sakit dan gejala yang timbul. Dengan beberapa metode di bawah ini, pasien bisa mengurangi tanda dan gejala, serta mencegah kekambuhan di kemudian hari.
Perawatan saat Mandi
- Tetap mandi 1-2x sehari dengan air hangat kuku bersuhu 36-37 derajat Celcius.
- Waktu mandi kurang lebih 10-15 menit.
- Gunakan sabun dengan ph 5.5-6 untuk tetap menjaga kelembaban, tidak mengandung pewarna buatan dan pewangi.
- Hindari bahan iritan saat mandi, seperti sabun antiseptik.
Perawatan setelah Mandi
- Kurang lebih 3-5 menit setelah mandi, segera oleskan pelembab ke seluruh kulit, kecuali kepala.
- Oleskan tipis- tipis menggunakan tangan, dan bila kulit terkena air atau bahan lain dalam waktu kurang dari 5 menit pengolesan, ulangi proses ini kembali.
Pengobatan dengan Perawatan Kulit Lainnya
- Kenali dan hindari zat pemicu alergen pada anak, seperti makanan dan minuman, tungau debu rumah, serbuk bunga hingga binatang peliharaan.
- Pastikan bayi selalu berada di ruangan bersuhu sejuk dan nyaman
- Mengenakan pakaian yang lembut, ringan dan menyerap keringat
- Mencegah bahan iritan, seperti deterjen, sabun cair pencuci piring, dan desinfektan saat mencuci pakaian bayi/balita.
- Menjaga suhu ruangan tempat bayi berada agar tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
- Ganti pakaian bayi jika berkeringat
- Ganti popok bayi secara berkala.
- Hindari menggunakan air yang terlalu panas saat memandikan bayi.
- Oleskan obat oles Dermatitis Atopik yang dokter resepkan dan gunakan sesuai anjuran dokter.
Pencegahan Dermatitis Atopik
Untuk mencegah Dermatitis Atopik kambuh lagi, ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan, seperti :
- Hindari paparan zat pemicu atau mengonsumsi makanan minuman pemicu alergi. Misalnya jika bayi memperlihatkan tanda alergi susu sapi, Ibu bisa menggunakan susu nabati sebagai pengganti.
- Menggunakan sabun dan sampo yang lembut.
- Melakukan perawatan kulit secara teratur.
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan batasi makanan tinggi gula, tepung serta lemak jenuh.
- Mengenakan pakaian berbahan lembut dan nyaman.
- Istirahat yang cukup dan berkualitas.
- Membersihkan rumah dan perlengkapan tidur secara rutin. Termasuk mengganti sprei dan sarung bantal guling secara berkala.
Kapan Harus ke Dokter?
Meski ada beberapa upaya yang bisa Ayah Bunda ke dokter. Anak atau anggota keluarga harus segera dibawa ke dokter jika mengalami gejala berikut ini :
- Gejala Dermatitis Atopik yang parah, seperti infeksi kulit, pembengkakan berat, atau perubahan drastis pada warna kulit.
- Kulit semakin terinfeksi, seperti muncul garis-garis merah, nanah, dan keropeng.
- Perawatan rumah sudah dilakukan dan tidak meringankan gejala.
- Penglihatan terganggu.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk memahami dermatitis atopik dan bagaimana mengelolanya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Ayah Bunda memiliki kekhawatiran atau gejala yang mencurigakan.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti