Type to search

Tumbuh Kembang

Gangguan Makan pada Anak Balita & Cara Mengatasinya

Gangguan makan pada anak balita dan cara mengatasinya

Gangguan makan juga bisa terjadi pada balita. Mulai dari yang pilih- pilih makanan, hingga yang hanya mau makanan tertentu saja. Apakah ananda di rumah juga mengalaminya, Ayah Bunda?

Perlu kita ketahui, pola makan yang tidak normal bisa mengganggu pertumbuhan balita. Terlebih, 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) sangat berpengaruh terhadap arah tumbuh kembang anak. Masa 1000 HPK yang kerap disebut masa emas pertumbuhan ini terhitung mulai embrio terbentuk, hingga anak berusia 2 tahun.

Jenis- jenis Gangguan Makan pada Anak Balita

Seorang dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, dr. Nur Aisyah Wijaya Sp.A, menyebut 80% otak terbentuk pada masa 1000 HPK. Gangguan makan balita yang terjadi di masa tersebut bisa berdampak pada banyak hal.

Diantaranya mempengaruhi fungsi memori, kemampuan fokus, perkembangan intelektual, kemampuan mengambil keputusan, dan juga kecerdasan emosi di kemudian hari.

Untuk itu, penting untuk orangtua mengenali jenis- jenis gangguan makan pada anak, gejala dan cara menanganinya.

1. Picky Eater

Picky Eater atau pemilih makanan adalah kondisi dimana anak menjadi selektif terhadap apa yang ia makan dan cenderung memilih- milih makanan. Gangguan ini umumnya terjadi saat anak berusia 2 hingga 3 tahun, dan bisa berlanjut hingga mereka berusia 6 tahun.

Ada cukup banyak anak yang mengalami gangguan makan kategori Picky Eater ini. Ayah Ibu tidak perlu khawatir secara berlebihan. Pada umumnya ini adalah tahapan normal karena setiap anak lumrah melalui periode memilih makanan.

Selain itu, di rentang usia tersebut anak juga sedang mengalami perkembangan di area psikis, dan sudah mampu menyatakan opininya

Saat anak cenderung picky eater, orangtua perlu mengetahui faktor penyebabnya. Apakah anak kurang menyukai tekstur makanan, rasa, tampilan yang kurang menarik dan kurang variatif. Atau bisa juga, anak mengalami masalah di area mulut, seperti motorik oral atau sensori.

Solusi Mengatasi Picky Eater 

Untuk mengatasi anak yang mengalami picky eater, berikut ini adalah beberapa upaya yang Ayah Ibu bisa lakukan :

  • Kenalkan anak beragam makanan dengan bentuk, rasa, tekstur, dan warna yang berbeda- beda.
  • Hindari memaksa atau menghukum anak.
  • Sajikan makanan dengan tampilan menarik sehingga meningkatkan selera makan anak.
  • Buat suasana makan menjadi menyenangkan

Jika ada kemungkinan akan sakit, cobalah untuk konsultasi dengan dokter spesialis anak atau ahli gizi.

2. Mengemut Makanan

Gangguan makan pada balita yang kedua adalah tidak mengunyah makanannya, dan hanya mengemut makanan yang masuk ke mulut. Perilaku ini mengakibatkan proses makan menjadi lebih lama.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan masalah ini. Mulai dari sakit gigi, tumbuh gigi, sariawan atau radang tenggorokan. Kendala lain yang mungkin terjadi adalah masalah sensorik di area mulut atau ada masalah pencernaan.

Faktor lain yang juga mungkin terjadi adalah rasa bosan dan trauma anak terhadap menu makanan yang disajikan. Trauma lantaran dipaksa makan bisa membuat anak mencari rasa aman dengan hanya mengemut makanannya.

Solusi Mengatasi Anak yang Suka Mengemut Makanan

Jika anak suka mengemut makanan, berikut ini adalah upaya yang bisa Ayah Ibu lakukan untuk mengatasinya :

  • Hindari bersikap terlalu keras pada anak dan emmaksa anak mengunyah dan menelan makanan. Sebaliknya, Ibu bisa memberi pengertian pada anak dengan nada ramah dan menerangkan pentingnya mengunyah makanan sebelum ditelan.
  • Buat porsi makan anak menjadi lebih kecil sehingga anak tidak kewalahan untuk menghabiskan makanan sesuai dengan porsinya. Jika anak masih disuapi, berikan porsi lebih kecil untuk setiap satu suap.
  • Tetap tampilkan makanan dengan variasi dan jenis yang menarik untuk meningkatkan selera makan anak.
  • Hindari memberi makanan yang bisa memicu rasa mual anak. Misalnya makanan dengan rempah- rempah kuat, atau makanan dengan bau menyengat.
  • Konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mengetahui apakah anak mempunyai masalah dengan area mulut, gigi, dan tenggorokan.

3. Fussy Eating (Menolak Makan) atau GTM

Gangguan makan selanjutnya yang sering terjadi pada anak adalah fussy eating, atau yang kita kenal dengan sebutan GTM (Gerakan TUtup Mulut). Menurut dr. Bradley C. Riemann, PhD, dokter di Rogers Memorial Hospital, Amerika Serikat, sekitar 20 persen balita mengalami fussy eating.

Pemicu cukup variatif, mulai dari tidak menyukai rasa, tekstur, aroma, dan tampilan makanan yang disajikan.

Dibandingkan dengan Picky Eater, fussy eating adalah gangguan yang setingkat lebih parah. Di tahap ini, biasanya anak akan menolak makan sepenuhnya, dengan gerakan tutup mulut.

Seringkali ada alasan yang lebih serius di balik anak melakukan fussy eating. Salah satunya, anak mungkin punya pengalaman tidak menyenangkan yang berkaitan dengan makan. Misalnya pernah tersedak makanan tertentu, akibatnya ia menjadi takut dan menghindari semua makanan yang bertekstur serupa.

Solusi mengatasi Fussy Eating 

Mengatasi gangguan makan fussy eating kurang lebih sama dengan dua gangguan sebelumnya, yaitu :

  • Menyajikan makanan dengan tampilan yang menarik untuk menggugah selera makan anak.
  • Memperkenalkan anak dengan berbagai jenis dan tekstur makanan.
  • Memperkecil porsi makan anak, tapi memperbanyak frekuensi makan nya.
Bahaya makanan manis untuk kesehatan anak
Hindari pemberian makanan manis sebelum makan besar

4. Tidak Merasa Lapar

Waktu utnuk makan tiba, tapi tidak satupun makanan yang anak sentuh. Saat Ibu menanyakan, anak menyebut jika dirinya merasa tidak lapar. Apa yang sebenarnya terjadi?

Yang paling sering terjadi, anak telah mengonsumsi banyak cemilan/ snack sebelumnya. Anak mungkin sebelumnya sudah mengonsumsi makanan manis seperti es krim, biskuit, permen, atau makanan manis lainnya. Bisa juga, ini merupakan cara untuk anak menarik perhatian orangtuanya.

Solusi mengatasinya :

  • Atur jadwal makan besar dan makan cemilan dengan baik. Mulai dari sarapan, makan siang, dan makan malam. Waktu makan camilan sebaiknya diantara sela- sela jam makan besar.
  • Hindari makan lebih dari 30 menit. Hal ini perlu orangtua lakukan untuk memastikan jadwal makan berjalan dengan baik. Jika sudah 30 menit atau kurang, hentikan acara makan meski belum sepenuhnya selesai. Beri anak makan kembali di jadwal berikutnya.
  • Hindari memberi anak makanan manis menjelang makan agar perutnya tidak dalam keadaan kenyang.
  • Ciptakan suasana makan yang tenang dan santai.
  • Sajikan menu makanan dengan gizi seimbang, dengan tampilan yang menarik untuk membangkitkan selera makan anak.
  • Buatlah camilan sehat menggunakan buah- buahan sebagai sumber rasa manis.
  • Hindari terlalu banyak minuman manis karena bisa menurunkan nafsu makan anak.

5. Alergi Makanan

Yang terakhir, alergi makanan juga menjadi salah satu pemicu gangguan makan pada anak. Selain karena faktor genetik, penyebabnya karena sistem pencernaan yang memang belum matang.

Di sistem pencernaan anak yang belum matang, terdapat selaput di usus dan gerak peristaltik usus yang bekerja melindungi dan menghalangi alergen masuk tubuh. Nah di sistem pencernaan yang belum matang ini, sistem pelindung belum berfungsi.

Kenali 3 Alergi yang Paling Sering Diderita Bayi dan Cara Mengatasinya

Solusi mengatasi gangguan makan karena faktor alergi :

Berbeda dengan kasus di atas, Ayah Ibu perlu memperhatikan alergi anak ini sebagai faktor serius dalam pemberian makan.

  • Konsultasikan pada ahli untuk mengetahui pemicu alergi melalui tes alergi.
  • Hindari makanan pemicu alergi atau alergen. Bila alergi dipicu faktor genetik, ikuti jenis makanan yang orangtua hindari.

Mengenali Penyebab Gangguan Makan pada Anak

Gangguan makan pada anak bisa kita minimalisir dengan menambah pengetahuan cara memberi makan yang tepat kepada anak. Beberapa aspek yang Ayah Ibu perhatikan antara lain :

  • Jadwal pemberian makan anak yang tepat.
  • Menjaga kualitas dan porsi makan anak.
  • Menyajikan makanan secara higienis.
  • Menyajikan makanan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.

Menciptakan sesi makan yang menyenangkan untuk anak, namun tetap fokus untuk makan.

Orangtua sebaiknya menghindari memberi makan anak sambil bermain dan menjaga sesi makan anak dalam durasi yang tidak terlalu lama. Orangtua perlu tegas dalam pemberian makan pada anak, tapi tetap harus menjaga suasana menjadi menyenangkan.

Dengan suasana yang baik, ini akan mencegah anak merasa tertekan atau trauma setiap kali akan makan. Anak pun bisa makan dengan nyaman dan menikmati.