Apa itu Helicopter Parenting? Bagaimana Dampaknya untuk Masa Depan Anak?
Pola asuh yang baik adalah hal yang penting dalam tumbuh kembang buah hati. Dengan pola asuh yang tepat, anak akan tumbuh dengan karakter dan kepribadian yang baik di masa depan. Maka dari itu, orangtua perlu selektif dalam menerapkan pola asuh untuk buah hati tercinta.
Yang menjadi pertanyaan, seperti apa sebenarnya pola asuh untuk buah hati tercinta? Bagaimana cara memilih pola asuh yang tidak berdampak buruk untuk kepribadian anak? Kita akan membahasnya dalam ulasan Helicopter Parenting ini ya, Ayah Bunda.
Pengertian Helicopter Parenting
Apakah sebelumnya Ayah Ibu pernah mendengar tentang Helicopter Parenting?
Helicopter Parenting adalah pola asuh terhadap anak dimana orangtua ketat dalam mengawasi anak, mengatur anak, hingga mengharuskan anak untuk tetap berada di sampingnya. Orangtua yang menerapkan pola asuh ini cenderung ingin selalu terlibat, khawatir, dan secara terus menerus ingin membantu anak dalam kehidupannya.
Terdengar sangat berlebihan? Ya, memang!
Dalam bukunya bertajuk Even June Cleaver Would Forget the Juice Box, calls it “overparenting”, Ann Dunnewold, Ph.D menyebut Helicopter Parenting adalah kecenderungan orangtua yang selalu berusaha melindungi anak dan memiliki ekspektasi besar untuk anak selalu mendapatkan yang terbaik. Pola asuh orangtua yang terlalu ingin terlibat ini akan cenderung mengarah ke over controlling, overprotecting, dan overperfecting.
Dengan banyak hal yang ‘over’ ini, maka pola asuh ini adalah salah satu bentuk pengasuhan yang negatif. Jika orangtua menerapkan ini, maka dampaknya adalah anak akan sulit mandiri hingga ia dewasa nanti.
Dalam sebuah study, Psychology Today melaporkan bahwa hasil dari pola asuh ini berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada anak- anak. Sedangkan study yang diterbitkan oleh Developmental Psychology menunjukkan bahwa mengasuh anak secara berlebihan dapat berdampak buruk terhadap pengelolaan emosi dan perilaku anak.
Ciri- ciri Helicopter Parenting
Melatih kemandirian anak dan membiarkan mereka tumbuh optimal adalah kewajiban setiap orangtua. Maka dari itu, orangtua perlu menghindari pola asuh yang berlebihan seperti ini.
Untuk menghindarinya, orangtua perlu mengenali lebih dulu ciri- ciri pola asuh Helicopter Parenting ini seperti berikut ini :
- Orangtua selalu ikut campur urusan anak dan ingin terlibat dalam keputusan anak
- Terlalu protective mengikut anak kemanapun ia pergi
- Orangtua yang memutuskan keinginan anak dan menuntun dengan kemauannya tanpa peduli potensi dan minat anak
- Khawatir terlalu berlebihan
- Tidak percaya pada kemampuan anak
- Selalu ingin mendikte anak
Dampak Negatif Helicopter Parenting untuk Anak
Banyak studi di dunia parenting telah mempelajari pola asuh ini dan dampaknya untuk perkembangan emosi dan karakter anak. Apa saja? Berikut ulasannya :
1. Emosi yang Tidak Stabil
Anak yang diasuh dengan Helicopter Parenting cenderung mempunyai emosi yang kurang teratur, Ini terjadi lantaran orangtua secara sepihak memutuskan bagaimana anak harus bertindak dan melangkah, sehingga anak terhambat dalam mengekspresikan keinginannya dan melatih emosinya.
2. Lebih Manja
Karena segala sesuatunya sudah diatur dan disediakan orangtua, anak cenderung lebih manja dan mengandalkan orangtua dalam hidupnya. Akibatnya, anak kurang siap saat dihadapkan dengan kehidupan sosial yang mengharuskan ia untuk mandiri.
3. Kurang Percaya Diri
Orangtua yang selalu menentukan anak harus melakukan ini dan itu akan mempengaruhi pola pikir anak. Ia akan merasa kurang percaya diri saat menghadapi situasi dimana ia harus melakukan dan memutuskan sendiri.
4. Mudah Depresi
Karena orangtua terlalu menentukan arah hidup, hal ini juga bisa membuat anak Helicopter Parenting mudah depresi. Misalnya saat anak menyukai olahraga sepakbola, namun orangtua hanya ingin anaknya menjadi PNS, hal ini bisa membuat anak tertekan dan depresi. Sudah banyak contoh orangtua yang memaksakan anak terkait pilihan passion dan karirnya.
5. Kurang Terampil
Saat nyaris semua kebutuhan disediakan dan diatur oleh orangtua, mulai dari makanan, pakaian, mengikat tali sepatu, menyiapkan buku pelajaran, hingga mengerjakan PR, anak cenderung kurang terampil melakukan hal yang sebenarnya bisa dilakukan sendiri. Hal ini kerap terbawa hingga dewasa dimana untuk hal sederhana saja, ia akan membutuhkan bantuan orang lain untuk mengerjakan kewajibannya.
Kesimpulan
Helicopter Parenting bisa sangat berbahaya untuk tumbuh kembang anak. Tentu saja setiap orangtua yang menyayangi anaknya selalu ingin memberikan yang terbaik. Namun perilaku over protective dan terlalu memanjakan justru membuat tumbuh kembangnya terhambat dan karakternya atau kepribadiannya bisa bermasalah di masa depan.
Cobalah untuk menghindari pola asuh seperti ini ya, Ayah Bunda. Lakukan pendekatan dengan buah hati, ketahui minat dan bakatnya, dan beri ia ruang serta dorongan untuk mandiri.
Dengan demikian, mudah- mudahan anak akan menjadi pribadi yang bersahaja, terampil, mandiri dan berkepribadian positif di masa depan.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti