Suami Baru Tak Ingin Anak Tiri, Seorang Ibu Tega Telantarkan Anaknya
Kasih sayang ibu sepanjang masa. Namun seperti yang kita tahu, masih ada beberapa ibu yang rela menelantarkan anaknya dan memberikan perlakuan yang kurang pantas. Seperti kasus yang terjadi di Thailand kali ini.
Dilansir parentingcenter.id dari WorldofBuzz.com, Letnan Polisi Kolonel Thawatchai Nanthaphan Investigasi Officer di Lop Buri, Thailand, menceritakan kisah penelantaran anak melalui laman media sosial Facebook.
Anak Ditelantarkan dan Mengalami Luka Fisik
Ia membagikan kisah tentang seorang wanita mengenakan helm yang tiba dengan sepeda motor di sebuah panti asuhan pada 12 Januari, pukul 15:45. Wanita ini meminta anak perempuannya itu membunyikan bel pintu.
Setelah proses investigasi, diketahui sang ibu meninggalkan putrinya yang baru berusia 2 tahun ini karena tidak mau membesarkannya lagi.
Sesaat setelah memencet bel panti asuhan dan salah satu pekerja panti membuka pintu, anak tersebut terlihat membawa sebuah tas beserta sepucuk surat di tangannya. Sang pekerja juga melihat perempuan yang tengah mengendarai motor itu melaju kencang.
Dalam surat tersebut tertulis bahwa sang ibu ingin menyerahkan putri kecilnya tersebut secara permanen karena tidak bisa merawat sang anak atau memberinya masa depan yang baik. Hal ini dipicu karena masalah ekonomi yang mereka hadapi.
Selain itu, sang ibu juga mempunyai keluarga baru dan tempat tinggal baru. Sayangnya, suami barunya ini menolak untuk mengadopsi putrinya sebagai anak.
“Saya minta maaf karena melakukan ini, tetapi saya pikir ini adalah solusi terbaik. Saya mencintai putri saya, tetapi saya memiliki kebutuhan,” begitu tulis sang ibu.
Anak ini membawa tas berisi pakaian, mainan, dan juga barang kebutuhan yang lain. Di tubuh anak itu juga ditemukan beberapa bekas luka memar. Staff panti asuhan lalu membawanya ke rumah sakit untuk memberikan perawatan.
Ada kemungkinan anak ini juga mengalami kekerasan fisik saat dia masih tinggal bersama keluarganya. Dan dengan ditinggalkan seperti ini, anak beresiko besar mengalami trauma berat karena tidak hanya fisiknya yang terluka.
Dampak Penelantaran Anak oleh Orangtua
Kekerasan yang dilakukan orangtua pada anak bisa menyebabkan luka yang lebih ‘besar’ dari yang sebelumnya kita perkirakan. Trauma mendalam bisa terbawa anak sampai dewasa dan mempengaruhi perilakunya.
Berikut ini adalah beberapa dampak kekerasan dan penelantaran anak yang dilansir dari berbagai sumber :
1. Kesehatan Anak dan Perubahan Perilaku
Kekerasan dan penelantaran anak anak berdampak secara fisik dan mempengaruhi perubahan perilaku dan kesehatan anak. Secara fisik, anak bisa mengalami luka serius, seperti keseleo, nyeri, pendarahan, hingga patah tulang.
Sedangkan dalam lingkungan sosial, anak yang mengalami penelantaran dan tidak mempunyai orangtua juga rentan mengalami masalah penolakan teman sebaya. Alhasil, anak cenderung menarik diri dalam pergaulan.
Penelantaran juga bisa menggiring anak terjerumus ke lingkungan negatif. Salah satu pemicunya karena anak tumbuh tanpa ada yang mendampingi dan mengarahkan baik buruk. Anak lebih mudah mendekati kebiasaan merokok, alkohol, ata hal buruk lainnya.
Tidak heran, banyak anak- anak korban kekerasan dan penelantaran ini yang cenderung tumbuh menjadi individu negatif sekaligus berbahaya untuk orang lain. Misalnya menjadi preman atau pelaku kekerasan terhadap orang lain.
2. Dampak Psikologis untuk Kesehatan Mental
Kesehatan mental anak juga menjadi efek terbesar dari mereka yang menjadi korban penelantaran dan kekerasan. Kurangnya perhatian, perasaan diabaikan, rendah diri, hingga trauma akut menjadi awal rusaknya kesehatan mental mereka.
Penelantaran telah membuat anak tersakiti secara batin. Dan ini akan mempengaruhi mereka dalam jangka panjang. Mereka akan kehilangan kontrol diri, dan bahkan memicu upaya bunuh diri karena merasa hidupnya menyakitkan.
3. Dampak Akademik dan Perkembangan Otak
Kekerasan dan penelantaran juga berpengaruh terhadap prestasi akademik dan kemampuan berkembang anak. Rasa khawatir yang berlebihan dan rendah diri akan membuatnya kesulitan dalam hal pendidikan.
Fungsi eksekutif yang terdiri dari memori otak, kontrol diri dan keterampilan kognitif seperti kemampuan belajar dan memperhatikan anak akan berkurang.
Perkembangan otak anak yang mengalami kekerasan juga dapat terganggu sehingga prestasi akademisnya menjadi terbelakang. Misalnya saja nilai rendah, nilai tes standar yang buruk, sulit menerima pelajaran dan hal lainnya.
Ternyata kekerasan dan penelantaran anak dampaknya bisa sangat besar ya, Ayah Bunda?
Maka dari itu, penting sekali untuk melindungi buah hati tercinta dengan memberikan kasih sayang yang cukup. Ayah Bunda juga perlu jeli memperhatikan lingkungan sekitar karena kekerasan dan penelantaran anak bisa dilakukan oleh siapa saja.
Semoga anak- anak kita selalu terlindungi dari kekerasan dan mendapatkan kasih sayang yang cukup untuk membuat mereka tumbuh menjadi anak- anak yang bahagia dan hebat.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti