Mengenal Apa itu Inner Child, & Menyembuhkan Luka yang Tertinggal
Inner child adalah istilah psikologi yang orangtua milenial sering bicarakan. Banyak orang menyebut bahwa pola asuh yang orangtua masa kini terapkan, akan sangat dipengaruhi dengan inner child di dalam dirinya.
Saat ada inner child yang terluka, hal ini kerap termanifestasi pada pola asuh yang orangtua terapkan. Banyak psikolog yang menganjurkan agar orang dewasa perlu berdamai dengan inner child nya lebih dulu sebelum memiliki anak.
Dengan begitu, tidak ada luka yang tertinggal dan terbawa dalam pola asuh. Karena saat luka ini tertinggal, dampak nya bisa sangat luar biasa.
Namun, sudah tahukah Ayah Ibu apa inner child itu? Mengapa penting untuk menyembuhkan inner child yang terluka? Bagaimana cara mengobati luka bathin tersebut? Simak ulasan ParentingCenter.id berikut ini ya..
Apa itu Inner Child?
Inner child adalah sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari akumulasi pengalaman masa kecil, baik itu peristiwa baik maupun buruk yang anak alami, dan terbawa membentuk pribadi mereka hingga dewasa.
Dalam konsep inner child, sosok anak kecil dalam diri kita tidak pernah pergi. Ia menetap dan terus tinggal di alam bawah sadar kita sehingga punya kekuatan untuk mempengaruhi kita dalam mengambil keputusan, merespon masalah dan menjalani kehidupan.
Sering dikatakan, inner child adalah sisi kekanak- kanakan yang tertinggal dalam diri seseorang. Saat anak- anak ini pernah mengalami luka hingga trauma, maka luka ini harus disembuhkan.
Karena bila tidak, pengalaman- pengalaman menyedihkan yang tidak diatasi dengan baik ini, bisa menyebabkan masalah dan mempengaruhi perilaku mereka di masa dewasa. Luka ini terus menetap dan bersembunyi di tubuh kita, meskipun kita terus tumbuh dewasa.
Inner child seakan menggenggam erat setiap ingatan dan emosi yang pernah kita alami, baik itu indah atau buruk. Saat peristiwa buruk lebih sering terjadi, ini akan menyerap setiap energi negatif. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui, menerima, dan terkoneksi dengan inner child yang ada di dalam diri kita.
Usia 0 – 6 Tahun Paling Berdampak pada Kehidupan Kita
Menurut psikolog holistik dari Philadelphia, AS, Dr. Nicole LePera, usia sejak lahir sampai 6 tahun adalah masa- masa yang paling berdampak dalam kehidupan kita.
“Gelombang otak kita berada dalam keadaan theta, mirip dengan hipnosis. Kita menyerap semua yang ada, yaitu bahasa, cara hidup di dunia, cara menjalin ikatan dengan figur orang tua kita,” ungkapnya.
Ia mengungkap kalau di usia tersebut, anak akan menginternalisasi semua hal yang ia alami dan ia ketahui, begitu saja tanpa mempertanyakannya ulang. Di usia tersebut, anak belum terbentuk untuk berpikir kritis.
Artinya, anak cenderung mudah percaya dengan semua hal yang disematkan kepadanya, termasuk pelabelan yang orangtua berikan. Misalnya label “anak nakal”, “anak bandel”, “anak keras kepala” atau pesan seperti “kamu anak pintar karena mendapat nilai bagus.” Tanpa orangtua sadari, pelabelan ini punya kecenderungan memaknai ini sebagai bagian dari diri nya.
Saat orangtua melakukan pelabelan yang tidak baik atau memberikan peristiwa buruk, trauma batin anak bisa terbawa sampai dewasa.
Penyebab Luka Inner Child
Sebagian orang mungkin mengira sebagian penyebab inner child adalah hal yang wajar terjadi pada anak- anak. Namun,ini adalah situasi yang sama sekali tidak menyenangkan untuknya. Terlebih untuk menghadapinya sendiri dan terdampak oleh situasi tersebut.
Berikut adalah beberapa hal yang menjadi penyebab terlukanya inner child seseorang seperti ParentingCenter.id lansir dari Better Help :
- Kehilangan orangtua.
- Kekerasan fisik atau kelalaian.
- Penyalahgunaan atau pengabaian emosional.
- Penyakit serius.
- Intimidasi yang parah.
- Pelecehan seksual.
- Bencana alam.
- Perpisahan keluarga.
- Menjadi korban kekerasan, baik kekerasan verbal, fisik, emosional, atau seksual.
- Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
- Penyakit mental anggota keluarga.
- Terpisahkan dari keluarga.
- Perundungan atau bullying.
- Penyalahgunaan alkohol dan obat- obatan terlarang dalam keluarga.
- Hidup di pengungsian.
Jika pernah mengalami salah satu kondisi ini dan harus menghadapinya sendiri, ada kemungkinan inner child dalam diri seseorang akan mengalami luka.
Bagaimana Cara Mengetahui ada Luka Inner Child yang Belum Sembuh?
Salah satu tanda luka bathin dalam diri seseorang terluka adalah cara pandangnya terhadap dunia. Ia yang mengalami ini akan merasa bahwa dunia bukanlah tempat yang aman.
Selain itu, pribadi dengan dengan luka bathin juga cenderung merasa rendah diri dan tidak stabil secara emosional. Ini terjadi lantaran ada trauma yang masih tersimpan di bawah sadar dan belum berhasil terlepaskan.
Berikut adalah ciri- ciri saat ada luka batin yang belum sembuh :
- Sering merasa ada yang salah dalam diri kita.
- Selalu berusaha menyenangkan semua orang.
- Kadang merasa senang saat bermasalah dengan orang lain.
- Sulit move on dari orang lain.
- Mudah cemas saat berhadapan dengan sesuatu yang baru.
- Perfeksionis.
- Selalu berusaha menjadi yang terdepan.
- Sering mengkritik diri sendiri.
- Mudah merasa bersalah saat memberi batasan atas diri kepada orang lain.
- Sering kesulitan memulai dan menyelesaikan tugas.
- Sering merasa malu saat harus menunjukkan perasaan.
- Malu dengan bentuk tubuh sendiri.
- Rasa takut ditinggalkan yang sangat kuat.
- Gampang curiga dengan orang lain.
- Selalu berusaha menghindari konflik, apapun caranya.
Cara Ampuh Menyembuhkan Inner Child yang Terluka
Setelah mengetahui ada sebagian dari diri kita yang masih terluka dengan inner child, apa yang harus kita lakukan? Tentu saja menyembuhkannya!
Cara yang Anda lakukan adalah berdamai dengan luka masa kecil Anda, merangkulnya, dan menyembuhkannya. Berikut adalah langkah- langkah menyembuhkan inner child menurut Ideapod dan ulasan para ahli lainnya:
1. Mengkoneksikan kembali masa kecil
Langkah awal yang harus Anda tempuh adalah perjalanan waktu melalui imajinasi Anda. Cobalah membayangkan kembali apa saja yang pernah membuat Anda tersakiti saat masih kecil. Kumpulkan kembali ingatan- ingatan yang pernah membuat goresan luka di hati Anda.
2. Identifikasi luka batin Anda secara spesifik
Ada beberapa pola inner child yang orang- orang alami pada umumnya. Beberapa adalah sebagai berikut :
- Anak yang disia- siakan orangtua :, kemungkinan karena orangtua terlalu sibuk dan anak menjadi minim perhatian, hingga terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
- Si Anak periang : anak yang umumnya sehat dan tercukupi, tapi sering diabaikan saat dewasa.
- Anak Penakut : anak yang mendapatkan banyak kritikan dan merasa cemas ketika tidak mendapat dukungan.
3. Berbicaralah pada inner child Anda
Setelah mengidentifikasi luka bathin tersebut, cobalah berbicara padanya. Sampaikan permintaan maaf karena telah menjalani kehidupan yang tidak menghormati inner child Anda.
Anda juga bisa menulis surat sederhana untuk menumpahkan perasaan. Jelaskan bahwa Anda ingin membangun hubungan yang lebih kuat dengan inner child Anda untuk kehidupan hari ini dan yang akan datang.
Tunjukkan pada inner child bahwa Anda menyayanginya dan ingin bersama- sama melepaskan goresan luka. Saat menyampaikan kasih sayang ini, Anda akan memberikan kasih sayang murni dan tulus pada sisi anak- anak dalam diri Anda. Dengan begitu, celah yang sebelumnya kosong, secara perlahan akan tertutup dengan rasa sayang pada diri sendiri.
4. Pahami perasaan sisi anak- anak dalam diri Anda
Jika selama ini Anda bisa memperhatikan dan mendengarkan orang lain, kini saatnya mendengarkan sisi anak- anak yang ada dalam diri sendiri. Cobalah untuk peka merasakan sebagian dari diri Anda yang berupaya keras untuk dipahami dan dimengerti.
Selami perasaan itu dan bangun komunikasi dengan penuh kasih sayang, sehingga perlahan bisa mengatasi luka yang selama ini terpendam. Selain itu, seringlah bertanya pada inner child Anda tentang perasaan yang dialami, sehingga Anda bisa mengenali dan memperhatikan kebutuhan diri sendiri.
5. Merangkul dan berdamai dengan kritik dan masa lalu
Ada banyak kritikan pada diri sendiri yang juga berasal dari dalam diri sendiri. Penting untuk mendengarkan kritikan ini, di saat yang sama Anda mendengarkan suara inner child Anda.
Semua suara layak untuk Anda dengarkan dengan seksama. Pengalaman pahit memang tidak sirna begitu saja, namun Anda telah memaafkan apa yang tidak bisa diubah dan mengobatinya. Pengalaman dari luka batin itu akan menjadi pembelajaran bermanfaat untuk masa depan.
Selanjutnya, berdamai dan bersatu lah dengan inner child untuk hidup yang lebih baik.
Selesaikan Luka Batin Masa Kecil untuk Pengasuhan yang Lebih Baik
Pengalaman masa anak- anak yang tidak menyenangkan akan terus membekas dalam diri seseorang. Saat tumbuh dewasa, ini akan termanifestasi ke dalam berbagai perasaan dan perilaku negatif. Mulai dari perasaan tidak dicintai, mudah cemas, sulit percaya pada orang lain, dan sebagainya.
Saat kita tidak menyembuhkan inner child, luka ini akan menghambat perkembangan diri sampai dewasa. Usia kita mungkin bertambah, tapi tidak dengan kedewasaan kita. Karena sejatinya kedewasaan ini ada saat kita sudah menyadari dan menyembuhkan ‘anak kecil’ yang ada dalam diri kita yang menyimpan rasa sakit, trauma, dan amarah. Jangan abaikan, sembuhkanlah.
Luka batin masa kecil atau inner child yang terluka penting untuk diselesaikan. Pasalnya, jika tidak, orangtua dengan trauma yang belum terselesaikan, mereka cenderung memproyeksikan luka mereka sendiri kepada anak- anak. Lingkaran setan akan terus berlanjut.
Dengan memahami luka batin masa kecil ini, penting bagi orangtua untuk menerapkan parenting sehat pada anak- anak. Penting untuk menerima mereka tanpa syarat serta bisa memvalidasi perasaan mereka untuk menghindari trauma di masa depan.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti