Type to search

Good Parenting

Alasan Penting Mengapa Orangtua Jangan Memaksakan Kehendak Pada Anak

Alasan mengapa orangtua jangan memaksakan kehendak pada anak

Tidak jarang orangtua suka memaksakan kehendak pada anak. Alasannya, setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak. Tentu ini tidak 100% salah, tapi tidak 100% benar juga.

Menginginkan anak mencapai hal- hal yang baik dalam hidup adalah hal yang wajar setiap orangtua inginkan. Namun jika sampai memaksakan kehendak, berbagai dampak negatif justru akan muncul.

Dampak Buruk Saat Orangtua Memaksakan Kehendak Pada Anak

Wajar saja jika orangtua punya harapan tentang anak- anaknya. Harapan ini bisa berupa prestasi di sekolah, pekerjaan yang baik, jodoh yang berkualitas hingga tempat tinggal.

Sekilas harapan itu terkesan bagian dari keinginan orangtua agar anak bisa menjalani hidup yang lebih baik di masa depan. Namun tidak jarang, hal ini berujung pada pemaksaan keinginan orangtua terhadap anak.

Pengalaman kurang menyenangkan orangtua di masa muda bisa menjadi faktor utama yang melandasi pemaksaan kehendak terhadap anak. Orangtua tidak ingin anaknya mengulangi kesalahan yang sama dan berharap mereka menjalani hidup yang lebih baik.

Tentu saja itu keinginan yang baik. Tapi dengan syarat anak setuju dan siap menjalani kehidupan yang orangtua sarankan. Namun jika anak punya keinginan dan pemikiran yang berbeda, orangtua sebaiknya bisa lebih memberi anak ruang.

Misalnya soal prestasi di sekolah. Ada orangtua yang menuntut anaknya untuk mendapat nilai terbaik sehingga membanggakan orangtua. Kenyataannya, tidak semua anak mempunyai kepintaran akademik yang sama.

Atau mungkin anak sudah berupaya dan mendapat nilai bagus, tapi masih belum cukup untuk orangtua. Kenyataannya, ini justru menjadi beban untuk anak dan bisa memicu mereka depresi.

Saat anak merasa belajar dan prestasi di sekolah adalah beban, ia akan semakin tertekan dan sulit berkembang. Belajar yang awalnya bisa ia menikmati, tidak lagi menjadi proses yang menyenangkan.

Ekspektasi Orangtua yang Berlebihan Membuat Anak Ketakutan

Seperti ParentingCenter.id lansir dari laman Psychology Today, ekspektasi yang berlebihan orangtua dapat membangun tembok di alam bawah sadar anak. Tembok ini bisa membatasi pikiran mereka ke depan dalam mengeksplorasi kemampuan alami mereka.

Perlu Ayah Bunda ingat, anak terlahir dengan kemampuannya sendiri. Yang bisa mereka lakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan memaksimalkan kelebihan mereka. Namun sering terjadi, kemampuan anak sulit ditemukan dan sulit berkembang karena terbentur dengan ekspektasi orangtua.

Ajaran yang menurut orangtua merupakan standar yang benar untuk kehidupan, bisa jadi sangat menekan anak. Sehingga mereka menjadi tidak berpandangan luas dan bergantung pada anjuran orangtua mereka.

Akibatnya, anak akan terus terbayang- bayangi dengan ketakutan dalam hidupnya. Misalnya saat orangtua berkata, “Kalau kamu nggak ikut kata mama papa pakai cara ini, kamu pasti gagal”.

Atau saat berkata, “Nilai kamu itu harus bagus karena mama papa ingin kamu jadi anak pintar. Jadi jangan sampai ada nilai di bawah 8 ya!”

Tekanan ini bisa membuat anak takut dalam melakukan hal- hal yang ingin mereka lakukan. Di sisi lain, anak bisa memberontak atau bahkan menghalalkan segala cara untuk mengamankan dirinya sendiri.

Itulah mengapa orangtua sebaiknya tidak memaksakan kehendak pada anak. Beri mereka ruang untuk berkembang dengan apa yang mereka inginkan dan beri kesempatan untuk mencari cara dalam mencapai tujuannya.

Jangan Memaksakan Kehendak Pada Anak, Coba Pahami dan Dengarkan Mereka

Setiap anak itu unik. Mereka punya pemikiran yang berbeda berdasarkan pengalaman dan informasi yang mereka terima. Selama keinginan mereka positif, beri mereka ruang untuk bereksplorasi.

Dukung apa yang mereka lakukan dengan cara mengajaknya berdiskusi tentang apa yang mereka inginkan. Ketahui apa tujuan yang mereka ingin capai dan ajak mereka berpikir bagaimana cara meraihnya.

Bolehkah orangtua memberikan kritikan?
Tentu saja!

Berikan kritikan yang membangun agar anak tetap semangat memperjuangkan apa yang mereka inginkan. Meski tak selalu sepemikiran, coba dengarkan dan pahami anak terlebih dahulu. Hindari memberi kritikan yang menjatuhkan dan menghancurkan rasa percaya dirinya.

Yakinkan anak untuk siap bertanggungjawab terhadap pilihannya. Selanjutnya, ketahui visinya dan cobalah menjadi temannya. Berikan anak arahan dan motivasi sehingga ia bisa mencapai apa yang ia inginkan.

Jika anak ternyata suka seni rupa dan ingin menjadi pelukis, Ayah Bunda bisa mendaftarkannya ke kursus melukis. Atau bisa juga mengirimkan link tutorial belajar agar anak semakin semangat mengembangkan bakatnya. Dorong anak untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

Dukungan Orangtua Menjadi Kekuatan Penting untuk Anak

Dengan dukungan orangtua, anak menjadi percaya diri dan lebih tekun dalam melatih bakatnya. Percayalah, anak akan bisa meraih tujuannya dengan cara yang ia pilih.

Memang tidak selalu mudah untuk orangtua menerima anak memilih jalan yang lain. Kendati begitu, selama ini positif, percayalah bahwa anak berada di jalur yang benar dalam mengembangkan diri sesuai dengan bakat alaminya.

Pada akhirnya, komunikasi orangtua dan anak adalah kunci penting untuk saling mengerti. Hindari untuk memaksakan kehendak pada anak. Beri mereka kesempatan untuk berkembang dan menggali kemampuan mereka untuk kehidupan yang lebih baik selanjutnya.

Tags: