Ayah Bunda, Jangan Sembarang Posting 12 Foto Anak ini di Medsos
Tingkah laku anak yang menggemaskan memang kadang menggoda orangtua untuk mengabadikan setiap moment foto anak ke medsos. Niatnya sih biasanya hanya untuk dokumentasi, atau saling berbagi dengan sesama orangtua.
Kendati begitu, orangtua juga perlu berhati- hati dalam memposting foto anak di medsos. Karena tanpa disadari, oversharing alias berbagi konten anak secara berlebihan bisa membuat orangtua abai. Orangtua berpotensi memposting hal- hal yang justru membahayakan keselamatan anak.
Medsos Bukan Album Pribadi untuk Anak
Banyak orangtua kerap menggunakan media sosial sebagai album foto atau video digital utnuk dokumentasi atau kenang- kenangan. Kenyataannya, ada perbedaan yang signifikan antara dokumentasi dan publikasi.
Karena dokumentasi foto/ video anak ke medsos berarti melakukan publikasi mengingat medsos adalah platform yang bersifat publik. BAHkan sekalipun akun anak kita setting private, ada celah untuk orang- orang mengakses foto anak dan menggunakannya tanpa ijin.
Di media sosial, foto dan video anak tidak tersimpan layaknya album pribadi yang hanya bisa diakses oleh keluarga. Sebaliknya, banyak orang, yang bahkan kita tidak kenal bisa mengaksesnya.
Kepala Sub-Divisi Digital At-Risk, SAFEnet, Ellen Kusuma, mengingatkan para orangtua tentang adanya kemungkinan orang berniat jahat saat mengakses foto/ video dokumentasi anak kita. Ia juga mengungkap bahwa dunia digital menyimpan bahaya untuk anak- anak.
Anak- anak rentan mengalami penyalahgunaan data yang bisa menempatkan mereka pada resiko penculikan, kejahatan predator seksual atau child grooming, bullying hingga penipuan. Hal tidak terduga lainnya misalnya penggunaan foto anak kita menjadi bahan meme yang berpotensi viral. Pada akhirnya anak akan menjadi malu atau bahkan menjadi promosi tanpa ijin, hingga menjadi bahan diskusi di komunitas pedofil.
Oleh sebab itu, penting untuk orangtua tidak sembarangan dalam memposting foto yang berkaitan dengan anak di medsos. Beberapa jenis foto atau video yang sebaiknya tidak orangtua unggah ke medsos antara lain :
1. Bayi Baru Lahir dengan Data Kelahiran di Ranjang Tidur
Kelahiran buah hati adalah momen yang sangat membahagiakan. Wajar saja rasanya jika para orangtua tidak sabar untuk mendokumentasikan kelahiran buah hati saat masih tertidur di box bayi, dengan papan data kelahiran rumah sakit atau klinik bersalin.
Pihak Rumah Sakit sendiri memang biasanya akan menuliskan nama lengkap bayi, nama orangtua, tanggal lahir, hingga berat dan panjang bayi di setiap box bayi. Namun tahukah Ayah Bunda, informasi data kelahiran ini bisa sangat berbahaya untuk dibagikan secara publik.
Pada tahun 2018 silam misalnya, ada penculikan bayi di kereta dimana pelaku bersikap ramah dengan menanyakan detail kelahiran anak, termasuk jam lahir dan berat badan. Saat turun, pelaku langsung menarik dan menggendong anak dengan berpura- pura menjadi orangtua aslinya. Pelaku terlihat meyakinkan sebagai orang tuanya karena mengetahui detail kelahiran bayi.
Ada banyak kasus serupa yang tentunya tidak kita sangka- sangka berkaitan dengan data kelahiran bayi. Demi keamanan buah hati, penting untuk bisa menjaga informasi detail ini untuk konsumsi pribadi Ayah Bunda.
2. Kartu Identitas Anak (KIA) atau Kartu Pelajar
Sudah sepatutnya orangtua menjaga privasi anak. Sayangnya, tidak sedikit orangtua yang menyadari batas- batas privasi anak dan menjaga informasi pribadi anak untuk tidak orang lain ketahui.
Salah satunya adalah dengan memposting Kartu Identitas Anak (KIA) atau kartu pelajar di medsos. Di KIA biasanya akan tertera nama lengkap anak, tanggal lahir, bahkan alamat dan foto anak tanpa dibuat buram.
Padahal, KIA merupakan identitas pribadi anak yang tidak boleh disebarluaskan sembarangan. Informasi di KIA sangat rentan disalahgunakan oleh oknum untuk penculikan atau melakukan aksi kejahatan lainnya.
3. Area Private Anak Terekspos
Saat mengunggah foto dan video anak di medsos, Ayah Bunda perlu memastikan anak dalam keadaan berpakaian lengkap. Pastikan area private nya tertutup. Pastikan juga anak tidak hanya mengenakan pakaian dalam saja.
Pasalnya, kita tidak pernah tahu dimana saja predator seksual bisa muncul. Seringkali medsos adalah sasaran para predator seksual yang membangun komunitas mereka secara online.
Bahkan beberapa tahun lalu sempat heboh dengan adanya fanpage “Penggemar Kaos Dalam Singlet Anak SD” yang berisikan anggota para pedofil. Jadi, bukan hanya foto dengan area privat saja, tapi juga foto dengan pakaian tidak lengkap bisa berbahaya untuk anak.
4. Anak Sedang Mandi atau Toilet Training
Orangtua juga kerap gemas ingin posting setiap tahap perkembangan anak. Namun tahukah Ayah Bunda, tidak semua tahap perkembangan anak pantas untuk kita bagikan secara publik di media sosial.
Misalnya saja aktivitas saat anak toilet training atau belajar mandi sendiri. Sama seperti poin sebelumnya, foto dan video dengan muatan privat tidak boleh kita publikasikan ya, Ayah Bunda.
5. Baby Spa Anak
Anak memang terlihat sangat menggemaskan saat sedang baby spa ya, Ayah Bunda? Berenang dengan wajah ceria nan lucu di kolam berisi air dan pelampung di leher.
Namun perlu diperhatikan kembali, dokumentasi baby spa bisa menjadi konten berbahaya untuk anak. Tidak jarang orangtua mengabadikan momen baby spa anak dengan membiarkan area genital terlihat jelas, tanpa edit atau blur lebih dulu.
Jika memang ingin mempostingnya sebagai konten medsos, pastikan untuk memburamkan area privat anak ya, Ayah Bunda.
6. Rutinitas Anak
Tidak jarang orangtua sering oversharing rutinitas anak sehari- hari lewat Instagram story atau WhatsApp story. Orangtua mungkin mengabadikan kegiatan ini mulai dari mengantar-jemput anak sekolah, meninggalkan mereka di tempat les, hingga kegiatan bermain di luar rumah.
Padahal, rutinitas yang terekam di medsos ini bisa menjadi informasi berharga untuk mereka yang berniat jahat. Mereka akan merekam pola aktivitas ini dan memanfaatkannya untuk mendapat celah penculikan.
7. Nama Sekolah Anak
Orangtua juga perlu berhati- hati dalam memposting informasi yang berkaitan dengan nama sekolah anak. Misalnya saja saat sesekali ingin memposting foto anak sekolah, hindari memposting foto anak di depan plang sekolah atau memperlihatkan nama sekolah dan kelas.
Pasalnya, sumber informasi ini juga bisa digunakan untuk merencanakan skenario penculikan. Dengan mudahnya, penculik akan mengetahui kemana harus menjemput anak.
8. Lomba Foto Online
Lomba foto online untuk bayi dan balita memang akhir- akhir mulai ngetren sejak beberapa tahun yang lalu. Beberapa kontes kerap mensyaratkan orangtua untuk posting foto anak dengan informasi nama lengkap, usia, tinggi badan, berat badan, dan domisili.
Rasanya memang menjadi kebanggaan tersendiri saat berhasil memenangkan piala untuk anak. Di sisi lain, orangtua juga perlu waspada saat mengunggah informasi tersebut ya, Ayah Bunda.
9. Foto di Momen yang Membuat Anak Malu
Ada orangtua yang membuat dokumentasi saat anak sedang melakukan hal yang di mata mereka sebenarnya memalukan. Misalnya saat mereka merengek, menangis, mengupil atau terjatuh. Untuk orangtua mungkin hanya sekedar dokumentasi untuk kemudian hari dan lucu- lucuan.
Namun untuk anak, mereka tidak ingin hal- hal seperti ini terdokumentasikan secara publik. Terlebih, foto dan video ini berpotensi membuat anak mengalami bullying dari teman- temannya atau orang di sekitarnya.
10. Foto dengan Fitur Lokasi
Ayah Bunda juga perlu berhati- hati saat mengaktifkan fitur lokasi di medsos. Pasalnya, kebiasaan ini bisa menimbulkan masalah untuk keselamatan anak.
Tanpa kita sadari, aktivitas ini memudahkan oknum untuk melacak keberadaan anak dan melakukan tindak kejahatan.
11. Foto Anak Bersama Teman
Selain menjaga privasi anak, orangtua juga perlu melakukan perlindungan privasi pada anak lain. Salah satu cara yang bisa Ayah Bunda lakukan adalah meminta izin pada orang tuanya lebih dulu apakah diperbolehkan untuk memposting foto atau video anak saat bersama dengan temannya itu.
Jika orang tuanya mengizinkan, tentu saja dengan tidak ada muatan informasi sensitif, orangtua boleh mempostingnya di media sosial.
12. Foto Twibbon Sekolah atau Tempat Les Anak
Konsep foto dengan twibbon juga tengah tren ya, Ayah Bunda?
Foto dengan Twibbon ini kerap digunakan saat hari- hari tertentu. Misalnya saja HUT RI, menyambut lebaran, atau tahun ajaran baru. Tidak jarang foto ini juga memuat informasi pribadi terkait anak. Tujuan jelas memang untuk meningkatkan eksposur sekolah atau tempat les.
Namun, orangtua perlu menyikapi ini dengan bijak. Apakah aman untuk memposting foto anak dengan twibbon di medsos?
Tentunya foto ini akan mengekspos informasi sekolah anak. Jadi orangtua perlu mempertimbangkan siapa saja viewer yang mungkin akan mengetahui lokasi sekolah dan tempat les anak.Selain ke 12 hal di atas, jika memang anak sudah boleh mempunyai media sosial sendiri, Ayah Bunda wajib mengajarkan anak tips menggunakan medsos mereka dengan aman. Ajarkan mereka cara menggunakan medsos dengan bijak dan juga tata krama dalam bermedsos.
Semoga bermanfaat 🙂
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti