Type to search

Good Parenting

12 Kalimat Powerful untuk Memudahkan Orangtua Berbicara pada Anak

12 Kalimat Powerful untuk Memudahkan Orangtua Berbicara pada Anak

Percayakah Ayah Bunda, menggunakan kalimat yang powerful bisa sangat memudahkan orangtua dalam berbicara pada anak?

Berbeda dengan kalimat terlarang untuk diucapkan pada anak, deretan kalimat powerful ini tentu mempunyai dampak baik untuk anak- anak. Pasalnya, kalimat ini mempunyai muatan positif, disertai dengan gestur pendekatan yang bisa anak terima dan membuat mereka merasa nyaman.

Mungkin sebagian dari kita merasa kalau berbicara dengan anak itu perkara mudah. Kenyataannya, masing- masing anak bisa mempunyai cara pandang yang berbeda dan unik. Termasuk cara pandang mereka terhadap kalimat yang orangtua ucapkan pada mereka.

Daftar Kalimat Powerful yang Membantu Orangtua Berbicara pada Anak

Setiap anak juga bisa mempunyai respon yang berbeda- beda saat mendengar teguran dari orangtuanya. Ada yang menerima dengan baik, pasrah tapi menggerutu, dan ada juga yang memberontak.

Dalam hal ini, cara orangtua berkomunikasi ternyata sangat berpengaruh terhadap respon anak. Agar mereka dapat merespon dengan baik, orangtua perlu menggunakan kalimat yang pas untuk diungkapkan.

Seperti ParentingCenter.id lansir dari Motherly, berikut adalah deretan kalimat powerful yang bisa memudahkan Ayah Bunda untuk berbicara pada buah hati :

1. “Di saat yang sama…”

Penggunaan kata “tetapi’ saat berbicara pada anak ternyata bisa menciptakan persepsi yang berbeda, terlebih saat pembicaraan berlangsung tegang. Penggunaan kata ini juga kerap menciptakan kebingungan pada anak dan membuat mereka kecewa.

Misalnya saja penggunaannya dalam kalimat, “Bunda sayang kamu, tapi…” atau “Bunda minta maaf, tapi…”

Kata “tapi..” atau “tetapi..” bisa menimbulkan persepsi atau penafsiran bahwa orangtua tidak sepenuh hati dengan kata- katanya. Sebaliknya, frasa “di saat yang sama…” dapat memvalidasi tentang apa yang orangtua ucapkan sebelum dan sesudah secara berdampingan.

Contohnya, “Bunda sayang kamu, di saat yang sama Bunda juga tidak bisa membiarkanmu melukai orang lain.”

2. “Bunda ingin kamu…”. atau “Kamu harus… “

Saat meminta anak melakukan sesuatu, terkadang ini bukan perkara mudah. Terlebih saat cara orangtua memungkinkan Anak untuk berkata tidak atau menolak.

Misalnya saja, “Kakak sudah siap untuk makan siang?”, atau “”Apa kamu sudah bisa membereskan mainan?”

Dalam situasi ini, Ayah Bunda dapat mengatakan, “Kakak harus makan siang sekarang, ya” atau “Tolong bereskan mainanmu ya, Sayang.”

3. “Bunda tahu..”, atau “Bunda lihat..”

“Bunda lihat kamu dan adik sama-sama menginginkan mainan yang sama”, “Bunda tahu kamu kesal sekali karena …”

Pernyataan ini memperlihatkan bahwa Bunda melakukan pengamatan terhadap tingkah laku anak. Hal ini bisa mencegah anak untuk saling menyalahkan, serta Bunda tidak membuat asumsi atas tingkah laku anak.

Selain itu, anak- anak akan lebih terbuka untuk mencari pemecahan masalah karena tahu orang tuanya ikut mencoba memahami dan tidak menyalahkan salah satu anaknya.

4. “Ceritakan pada Bunda…”

Kalimat ini juga mencegah orangtua membuat asumsi dalam membuat keputusan terhadap anak. Baik itu saat terjadi perselisihan antara anak dengan saudaranya atau dengan temannya. Bunda juga belajar untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Contohnya seperti ini, Bun, “Cerita sama Bunda ya, apa sih yang sebenarnya terjadi?”. Kalimat ini tentu lebih powerful untuk berbicara pada anak daripada kalimat asumsi dan menghakimi seperti. “Kok kakak mukulin adik, sih?”

5. “Bunda suka lihat kamu saat…”

“Bunda suka deh mendengarkan adek menyanyi lagu balonku ada lima..”
“Ayah senang nih lihat adik dan kakak tadi bermain dengan baik dan rukun..”

Kalimat- kalimat ini merupakan ungkapan yang menunjukkan bahwa orangtua memperhatikan buah hati, sekaligus membangun persepsi diri yang positif untuk mereka.

6. “Kira- kira apa nih yang bisa kamu lakukan?”

Tips menjadi orangtua yang positif

Saat anak terlibat dalam situasi sulit, insting protektif orangtua membuat kita melakukan apapun secara sukarela untuk membantu anak. Namun jangan lupa juga bahwa penting untuk memberi kesempatan dan melatih anak untuk bisa mencari solusi atas masalahnya sendiri.

Misalnya saja dengan memancing anak dengan kalimat ini untuk menyelesaikan masalahnya :

“Menurut kakak, apa yang bisa kakak lakukan untuk membantu adek agar nggak sedih lagi?”

“Kira- kira apa yang bisa kakak lakukan untuk memperbaiki mainan yang kotor ini?”

7. “Bunda bisa bantu apa?”

Melanjutkan dari point sebelumnya, orangtua juga tetap bisa menunjukkan empati sembari melatih anak memecahkan masalahnya sendiri. Ibu tetap bisa menawarkan bantuan dengan berkata, “Apa yang bisa Bunda bantu untuk kakak melakukan ini?”

Dengan begitu anak akan memahami bahwa orangtua tidak hanya menyuruhnya, tapi juga mendampingi proses belajarnya.

8. “Setahu Bunda…”

Tidak jarang anak- anak memberitahu kita tentang hal yang kita tahu itu tidak benar. Namun saat orangtua menyangkalnya langsung, anak bisa menjadi sangat defensif.

Kendati apa yang anak katakan mungkin bohong atau kesalahpahaman, hindari pertengkaran atau reaksi berlebihan. Ayah Bunda tetap harus bersikap tenang dan memberitahu kebenarannya pada anak.

Misalnya dengan berkata, “Setahu Bunda mainan ini tidak bisa bergerak sendiri”. Atau ‘Setahu Bunda, semut sangat suka dengan yang manis- manis. Coba kita cari tahu sama- sama yuk..”

Menambahkan kalimat “Kita cari tahu sama- sama..” juga bisa menjadi pelengkap untuk mendorong anak melakukan eksplorasi informasi. Bisa dicoba di rumah ya, Ayah Bunda 🙂

9. “Bantu Bunda untuk memahami…”

Ada kalanya si kecil bercerita tentang kejadian yang tidak Ayah Bundanya mengerti. Ketidakmengertian ini biasanya dipicu karena si anak berbicara dengan kosakata dalam dunianya sendiri.

Alih- alih meminta anak untuk menjelaskan langsung sesuatu yang tidak Ayah Bunda mengerti atau malah sekedar bertanya “Apa sih…”, orangtua bisa mensiasatinya dengan penggunaan kalimat powerful ini.

“Bantu Bunda memahami…” sangat powerful untuk orangtua berbicara pada anak sebagai tanda orangtua tidak mengerti hal yang anak ketahui lebih dulu, tapi tetap berusaha memahaminya.

10. “Maaf…”

Sama seperti anak- anak, kadang orangtua juga melakukan kesalahan. Dan saat ini tidak terjadi, mengucapkan maaf atas kekurangan atau kesalahan yang Ayah Bunda lakukan adalah pemberian contoh yang tepat.

Meminta maaf pada anak tidak akan menurunkan citra orangtua pada anak. Sebaliknya, orangtua mengajarkan pada anak bahwa semua orang juga bisa melakukan kesalahan. Penting sekali untuk berupaya memperbaiki kesalahan tersebut dan tidak mengulangi lagi.

11. “Makasih ya, sayang…”

Orangtua senang saat kerja kerasnya mendapatkan penghargaan dari orang- orang di sekitarnya, termasuk anak. Hal yang sama juga berlaku pada anak- anak kita lho, Ayah Bunda.

Maka dari itu, jangan lupa untuk mengucapkan terimakasih pada buah hati saat mereka berhasil melakukan hal- hal yang baik. Misalnya saja “Terimakasih karena sudah merapikan mainan adek sendiri.” Atau “Terimakasih karena sudah membantu Bunda menjaga adik hari ini ya.”

Ungkapan terimakasih akan membuat anak merasa hal- hal baik yang ia lakukan mendapatkan apresiasi. Selanjutnya, anak akan senang untuk melakukan hal- hal baik lainnya lagi.

12. “Bunda menyayangimu..”

Kalimat ini sangat berharga untuk anak- anak kita. Karena itu, sesering mungkin ungkapkan ini pada buah hati, baik melalui kalimat maupun tindakan.

Dengan begitu, anak akan mengetahui bahwa orang tuanya selalu menyayangi dan mencintai mereka, apapun yang terjadi. Anak juga mengerti bahwa meskipun kadang orangtua menegurnya atau memberi nasehat, hal tersebut tidak mengurangi kadar cinta orangtua pada anak.

Tags:

You Might also Like