7 Kesalahan Orangtua saat Mengatasi Demam Anak
Saat anak terserang demam, orangtua biasanya mudah panik. Mereka cenderung melakukan berbagai cara untuk membantu demam si kecil turun.
Sayangnya, kepanikan ini kadang mengarahkan orangtua untuk mengambil tindakan kurang tepat dalam menurunkan demam. Apakah tanpa sadar kita juga melakukannya?
Ayah Bunda, yuk kita simak bersama kesalahan apa saja yang kerap dilakukan orangtua dalam mengatasi demam pada anak.
1. Kompres air dingin
Tahukah Ibu, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kompres dingin tidak direkomendasikan untuk menangani demam anak. Tindakan ini akan meningkatkan pusat pengatur suhu (set point) di otak anak. Akibatnya, badan anak menjadi menggigil dan suhu tubuh semakin naik.
Selain itu, kompres air dingin juga membuat si kecil merasa tidak nyaman ya, Bun.
2. Kompres sehari penuh
Mengompres anak dengan air hangat memang efektif untuk menurunkan demam. Namun, bukan berarti ini dibiarkan menempel pada anak seharian.
Menurut IDAI, Ibu cukup memberikan kompres air hangat di lipatan ketiak dan lipatan selangkangan selama 10-15 menit saja. Teknik ini akan membantu mengeluarkan panas lewat pori- pori kulit melalui proses penguapan.
Hindari membiarkan kompres hangat menempel di dahi anak seharian. Kompres tersebut umumnya sudah dingin setelah dibiarkan lebih dari 15 menit. Padahal, kompres dingin justru membuat anak menjadi menggigil.
3. Kompres alkohol 70%
IDAI tidak menyarankan untuk mengompres anak yang demam dengan etil alkohol 70 persen atau isopropil alkohol karena tidak efektif menurunkan demam.
Selain itu, alkohol yang terhirup anak selama kompres juga berbahaya. Dampaknya anak bisa mengalami hipoglikemia hingga koma.
4. Harus tiduran seharian
Aktifitas fisik yang tinggi memang bisa meningkatkan suhu tubuh anak yang sedang demam. Namun bukan berarti anak harus tidur sepanjang waktu.
IDAI mengungkap kalau meminta anak berbaring seharian tidak efektif untuk meredakan demam. Selain itu, hal ini tidak disenangi anak dan membuatnya terganggu secara psikologis.
Sebaliknya, beri anak kesempatan untuk tetap bergerak semampunya. Tidak berlebihan, tapi juga tidak berdiam diri seharian meratapi rasa tidak nyamannya.
5. Memberikan antibiotik
Salah satu penyebab anak demam dan infeksi adalah infeksi virus dan bakteri. Yang ibu perlu ketahui, sebagian besar infeksi yang disebabkan oleh virus ini tidak membutuhkan antibiotik untuk mengatasinya.
Maka dari itu, orangtua perlu mengetahui dengan pasti apa penyebab anak demam dan sebaiknya tidak sembarangan memberi antibiotik tanpa saran dokter anak.
6. Buru- buru memberi obat penurun panas
Melalui laman situs IDAI, dokter spesialis anak dr. Mulya Rahma Karyanti, mengungkap “Pemberian obat penurun panas diindikasikan untuk anak demam dengan suhu 38 derajat Celcius (pengukuran dari lipat ketiak). Dengan menurunkan suhu tubuh maka aktivitas dan kesiagaan anak membaik, dan perbaikan suasana hati (mood) dan nafsu makan juga semakin membaik.”
Jika suhu anak masih sedikit di atas normal (36,5-37 derajat Celcius), ibu sebenarnya tidak perlu buru- buru memberikan obat penurun panas.
7. Tidak memperhatikan tanda bahaya
Hal yang tidak kalah pentingnya, orangtua harus mengenali tanda bahaya dari demam. Dengan begitu, orangtua tahu kapan harus membawa anak demam ke dokter spesialis.
Berikut ini adalah tanda- tandanya :
- Tidak merespons atau susah dibangunkan atau tidak bisa bergerak
- Bibir, lidah, dan kuku tampak kebiruan
- Kesulitan bernapas
- Ubun-ubun terlihat menonjol atau cekung
- Muntah-muntah
- Tidak mau makan atau minum
- Terlihat terlalu lemah untuk minum
- Menangis terus-menerus
- Gelisah
- Leher kaku
- Nyeri kepala hebat
- Nyeri perut hebat
- Ada ruam atau bintik seperti memar
- Tidak dapat mengontrol air liur
- Jarang buang air kecil
- Posisi tubuh condong ke depan
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti