Type to search

Trending

4 Langkah Mengatasi Kecemasan Anak Selama Masa Karantina

Kampanye #dirumahaja yang berlangsung dua bulan lebih ini ternyata bisa mempunyai efek yang besar terhadap anak. Psikolog anak, Rahil Briggs, Psy.D., menyebut ini sebagai metafora dandelion dan anggrek.

Metafora ini adalah teori yang dikembangkan oleh Dr. Thomas Boyce, M.D., seorang dokter anak sekaligus peneliti. Teori ini menyatakan bahwa sebagian besar anak- anak adalah tanaman liar berbunga, cukup ulet, dan mampu mengatasi stress saat itu datang.

Namun Dr. Boyce juga memperkirakan sekitar 20 persen anak- anak sebagai bunga anggrek. Yait anak yang menunjukkan sensitivitas dan kerentanan besar terhadap lingkungan yang baik dan buruk.

“Mereka mungkin lebih sensitif karena kombinasi alasan biologis dan lingkungan,” ungkap Boyce.

Jika Anda mempunyai anak dengan jenis bunga anggrek, mungkin saat ini ia tengah ‘berjuang’ lebih keras daripada anak lainnya dalam menghadapi perubahan yang terjadi selama masa karantina pandemi covid-19. Ia mungkin terlihat lebih mudah cemas dan tidak tenang.

Menurut Dr. Boyce, anak bertipe bunga anggrek ini bisa dibantu berkembang dengan rutinitas rutin, yaitu rutinitas yang diatur sedemikian rupa selama menjalani karantina dalam satu atau dua bulan terakhir.

Meski tipe anak bunga anggrek ini membutuhkan penanganan lebih khusus, namun tips ini juga bisa diterapkan ke semua anak selama menghadapi pandemi.

1. Mengakui perubahan

Untuk menenangkan anak, langkah pertama yang orangtua bisa lakukan adalah mengakui adanya perubahan yang terjadi dalam kehidupan baru- baru ini.

“Bersama anak-anak buatlah daftar hal-hal yang telah berubah dan hal-hal yang tetap sama,” kata Dr. Becky Kennedy, Ph.D., seorang psikolog klinis di New York City.

Selanjutnya, ajak anak brainstorming daftar ini secara verbal untuk mengetahui hal yang membuatnya tidak nyaman dan cara mengatasinya.

“Dulu kamu pergi ke sekolah, itu sudah berubah, tetapi kamu tetap bisa minta tolong pada Ibu untuk menyelipkan daftar pelajaran di setiap malam, itu sama saja,” kata Dr. Kennedy.

Melalui proses ini, anak akan merasa bahwa orang tuanya peduli dan membuatnya sadar bahwa ia tidak sendirian.

2. Atasi kecemasan sendiri

Pandemi ini sebenarnya bukan hanya membuat kecemasan untuk anak- anak saja, tapi juga orangtua. Ada banyak hal yang berubah, misalnya saja penghasilan, dan memangkas uang belanja.

Meski begitu, orangtua tidak boleh menunjukkan kepanikan ini pada anak. Kecemasan orangtua yang terlihat akan membuat anak semakin merasa gelisah.

“Anak-anak kita adalah detektif emosional yang brilian jika menyangkut soal orangtua mereka,” ungkap Abi Gewirtz, Ph.D., seorang psikolog klinis dan profesor di University of Minnesota.

Saat orangtua menunjukkan kecemasan, hal ini bisa terlarut dalam interaksi dengan anak- anak dan mempengaruhi psikis mereka. Jadi, cobalah untuk mengatasi diri sendiri lebih dulu.

3. Ajarkan anak- anak menenangkan pikiran

Menghadapi Anak Remaja yang Menutup Diri dan Malas Berkomunikasi dengan Orangtua

Ayah Bunda bisa mengajarkan anak beberapa teknik untuk menenangkan pikiran. Misalnya saja relaksasi otot progresif, teknik pernafasan dalam, dan menenangkan diri dengan musik relaksasi.

Ayah Bunda juga bisa menyusun rencana bermain yang menyenangkan untuk merefreshkan otak dari rutinitas sehari- hari yang membosankan.

4. Buat jadwal dengan gambar

Menurut Sally Beville Hunter, Ph.D., asisten profesor klinis di University of Tennessee, Knoxville, keteraturan sangat penting untuk menolong anak- anak dari kecemasan. Jadwal yang rinci akan membantu mereka untuk fokus pada aktivitas baru.

Untuk anak- anak yang belum bisa membaca, orangtua bisa mengajak mereka untuk membuat jadwal dengan gambar- gambar menarik yang bisa menjadi rutinitas setiap hari.
Itulah beberapa tips yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi kecemasan anak- anak di masa karantina. Situasi ini memang tidak menyenangkan. Tapi setidaknya dengan tetap menjalaninya, semua akan terasa lebih baik.

Selamat mencoba!

Tags:

You Might also Like