Penyebab dan Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Balita
Gerakan Tutup Mulut atau GTM memang sering membuat orangtua pusing bukan kepalang. Apalagi jika situasi ini cukup sering terjadi. Ibu pasti takut jika terjadi apa- apa pada tumbuh kembang si kecil.
Kira- kira, apa sih yang menyebabkan si kecil sampai tidak mau makan?
Padahal sebelumnya pengalaman makan berlangsung dengan menyenangkan. Anak makan dengan lahap, tanpa ada kendala seperti ini.
Menghadapi situasi ini, ibu sebaiknya jangan langsung panik apalagi sampai marah- marah memaksa si kecil ya. Bukannya membuat mereka jadi makan, justru membuat anak trauma dengan sesi makan.
Apa itu Gerakan Tutup Mulut GTM?
Sebelum mencari cara untuk mengatasinya, langkah awal yang perlu Ibu lakukan adalah mengetahui apa itu GTM dan juga penyebabnya.
Gerakan Tutup Mulut atau GTM adalah istilah untuk menyebut mogok makan, dimana anak menutup mulut mereka karena tidak ingin melahap makanannya. Jika ibu memaksakan, anak biasanya akan melepeh, menyemburkan makanan, atau melakukan cara ‘ajaib’ lainnya agar makanan menjauh darinya.
GTM kerap membuat orangtua panik karena kemungkinan dampak yang ditimbulkannya. Mulai dari berat badan turun, kekurangan gizi, hingga mudah sakit karena anak tidak mencerna nutrisi yang orangtua sajikan.
Meski begitu, GTM sejatinya adalah hal yang lumrah dialami oleh setiap anak balita. Dokter yang fokus dalam bidang pediatri, Cynthia Gellner, MD, berujar bahwa usia 1-5 tahun adalah usia normal saat nafsu makan anak menurun. Di fase ini anak kerap melakukan GTM dan tahan labar di waktu yang panjang.
“Kabar baiknya, orangtua tidak perlu khawatir berlebihan selama tingkat energi anak stabil dan ia tumbuh sesuai dengan growth chart,” ungkap Gellner, seperti yang ParentingCenter.id lansir dari situs resmi Health University of Utah.
Di tahun pertama kehidupannya, anak rata- rata mengalami penambahan berat badan sekitar 6,8 kg. Sedangkan hingga usia usia 5 tahun, anak rata- rata mengalami peningkatan berat badan 1,8-2,2 kg per tahunnya.
Penyebab Anak Mengalami Gerakan Tutup Mulut GTM
Studi yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap jika penyebab tersering GTM adalah inappropriate feeding practice, yaitu pemberian makanan yang kurang sesuai dengan usia.
Inappropriate feeding practice ini kerap terjadi sejak fase penyapihan atau waktu pemberian MPASI sebelum usia 6 bulan. Untuk menghindari ini, beberapa hal yang perlu ibu perhatikan dalam menyajikan makan untuk buah hati antara lain :
- Ketepatan waktu, yaitu tidak kurang dari usia 6 bulan
- Menu yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak
- Kualitas makanan baik
- Kuantitas sajian makanan sudah tepat
- Kebersihan penyiapan dan penyajian makanan
Sedangkan menurut Dokter SPesialis Gizi Klinik, dr. Ida Gunawan, M.S, Sp.GK(K), menyebut jika penyebab GTM pada anak bervariasi. Mulai dari rasa bosan dengan makanannya, tumbuh gigi, sedang merasa tidak sehat, atau trauma terhadap makanan atau proses makannya.
Jika GTM terjadi secara tiba- tiba, penyebabnya bisa juga berasal dari :
- Konstipasi atau sembelit
- Infeksi virus. Virus yang menginfeksi saluran pencernaan anak, sehingga nafsu makan anak juga berkurang drastis. Jika gejala ini disertai dengan demam dan tubuh anak lemas, segera bawa anak ke dokter
- Esofagitis eosinofilik, yaitu kondisi yang peradangan pada tenggorokan sehingga anak kesulitan menelan makanan.
- Sensitivitas makanan, yaitu saat beberapa jenis makanan membuat pencernaan anak merasa tidak nyaman.
- Gangguan pada ginjal, hati, atau bagian tubuh lain yang memicu berkurang atau hilangnya nafsu makan anak, dan mendorong mereka melakukan GTM.
Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut pada Anak
Menghadapi anak yang melakukan fase GTM memang membutuhkan kesabaran ekstra. Di satu sisi, ibu tidak bisa memaksa si kecil untuk menghabiskan makanannya. Di sisi lain, ada rasa cemas saat si kecil selalu mogok makan.
Untuk mengendalikan situasi ini, ada beberapa hal yang Ibu perlu hindari dan beberapa hal perlu lakukan.
Don’ts
Hal yang perlu ibu hindari saat anak melakukan GTM adalah
- 1. Hindari memaksa si kecil untuk makan, atau bahkan sampai mengancamnya dengan kekerasan. Bukannya memperbaiki keadaan, hal ini justru menciptakan trauma pada anak. Akibatnya, anak semakin tidak mau makan dan sesi makan adalah hal yang anak tidak sukai.
- Hindari makan bersamaan dengan melakukan aktivitas lain. Misalnya saja sambil bermain, nonton televisi, atau jalan- jalan.
- Jangan memberikan minuman lain karena bisa membuatnya kenyang duluan.
- Hindari memberi iming- iming hadiah setelah makan. Hal ini mengakibatkan anak akan menolak makan jika ibu tidak memberi hadiah.
- Berikan makanan dengan gizi seimbang dan hindari konsumsi junk food terlalu sering. Tujuannya agar anak tidak semakin pilih- pilih makanan alias picky eater.
Do’s
Kebalikannya dari Don’ts, berikut adalah hal- hal yang perlu ibu lakukan untuk mengatasi Gerakan Tutup Mulut pada anak :
- Buat jadwal makan untuk anak. Jadwal ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu jadwal makanan utama tiga kali dan jadwal makanan selingan (snack) dua kali. Jadwal snack diberikan di sela- sela setelah anak melewati makanan utama. Jika masih minum susu, berikan 2-3 kali sehari dengan takaran 500-600ml/hari.
- Batasi waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
- Buat suasana makan menjadi menyenangkan. Misalnya dengan makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan, cobalah untuk tetap melatih anak makan di meja makan.
- Latih anak untuk belajar makan sendiri. Jika anak menunjukkan tanda tidak ingin makan (menangis, menutup mulut atau memalingkan kepala), tawarkan kembali makanan tanpa memaksa. Namun bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau, akhirilah proses makan.
Kesimpulan
Gerakan Tutup Mulut (GTM) memang menjadi salah satu gangguan makanan pada balita yang sering terjadi. GTM sering membuat ibu kehilangan kesabaran karena rasa cemas dan takut akan tumbuh kembang anak.
Meski begitu, GTM bukanlah sesuatu yang tidak bisa diatasi. Dengan memahami penyebabnya, rasa khawatir ibu bisa sedikit berkurang. Dengan begitu, ibu bisa mencari tahu apa yang tidak boleh dan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi gerakan tutup mulut ini.
Selamat mencoba tips ini ya, Bunda! 🙂
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti