Kakak Adik Sering Bertengkar? Begini Cara Mengatasinya
Kakak adik yang sering bertengkar sudah menjadi konsumsi sehari- hari di dalam rumah tangga. Ada kalanya kakak adik ini bertengkar karena berebut mainan. Ada kalanya mereka bertengkar karena cemburu satu sama lain.
Jika Ayah Bunda merasa sering mengalami ini, yakin lah bahwa Anda tidak sedang sendirian. Setidaknya anak- anak usia 2-9 tahun rata- rata bertengkar dengan saudaranya sebanyak 8 kali dalam saatu jam. Umumnya pertengkaran mereka ini berlangsung selama 45 detik saja.
Saking seringnya mereka meributkan hal- hal kecil, maka orangtua pun sering merasa kewalahan, Mulai dari sakit kepala hingga frustasi kerap menjadi makanan sehari- hari para orangtua.
Pertengkaran kakak adik adalah pertanda buruk?
Jawabannya bisa IYA, bisa juga TIDAK. Ayah Bunda, pertengkaran antar saudara kandung sebenarnya masuk ke dalam tahapan tumbuh kembang anak. Pertengkaran ini bahkan punya manfaat. Salah satunya adalah untuk melatih kemampuan interpersonal, emosi, tingkah laku, serta kesehatan mental dan fisik.
Kebanyakan pertengkaran adik kakak ini timbul dari komunikasi yang buruk, atau kurangnya komunikasi. Sebagai orangtua, menjauhkan anak- anak dari konflik bukanlah tindakan yang tepat. Hal ini membuat anak tidak melalui tahap tumbuh kembang dengan tepat.
Ada kalanya konflik antar saudara melatih mereka kemampuan management konflik, Orangtua dapat membantu anak bagaimana cara mentolerir perasaan negatif.
Latih anak untuk tidak mengeluarkan kekesalan mereka secara berlebihan. Orangtua juga bisa memupuk keterampilan pemecahan masalah sosial. Ada saat dimana anak- anak tidak akan terus bersama Anda. Maka dari itu, mereka butuh kemampuan untuk menjaga diri mereka agar bisa di lingkungan sosialnya.
Perlukah Orangtua Campur Tangan?
Ya, orangtua dapat mengambil peran saat kakak adik sedang bertengkar. Arahkan mereka untuk mengendalikan diri dan mengelola konflik. Tekankan kepada mereka bahwa pertengkaran ini tidak boleh membuat rasa saling benci dan tidak mau bermain lagi antar saudara.
Dampingi anak- anak untuk menemukan pemecahan masalahnya. Kakak adik yang bertengkar perlu menemukan solusi yang adil agar mereka bisa berbaikan kembali. Selain itu, orangtua juga boleh memberikan hukuman untuk keduanya untuk batas- batas tertentu. Tujuannya, agar anak- anak belajar bahwa yang baru saja terjadi adalah hal yang tidak benar.
Tips Menghadapi Kakak Adik Bertengkar
Untuk menghadapi kakak adik yang kerap bertengkar, Ayah Bunda dapat menerapkan pola asuh yang proaktif. Pertama, cobalah membuat strategi pengasuhan untuk diterapkan setiap hari. Jadikan pola asuh ini sebagai pola asuh rutin yang konsisten. Langkah kedua, strategi pengasuhan untuk kasus- kasus tertentu, yang harus dilakukan saat itu juga.
Strategi pengasuhan untuk diterapkan setiap hari, antara lain:
1. Pastikan Anda bersikap adil kepada kakak adik. Hindari ada anak kesayangan yang menciptakan rasa iri diantara keduanya dan membuat jurang pemisah antar keduanya di kemudian hari.
2. Selalu tunjukkan bagaimana cara menghadapi konflik dengan tepat. Misalnya, saat beradu argument dengan pasangan. Saat anak- anak melihat bagaimana orangtuanya menghadapi perbedaan argument ini, mereka pun bisa menirunya untuk menghadapi konflik mereka.
3. Kenalkan sistem bergantian saat anak bermain dengan mainannya. Hal ini bisa membantu mereka untuk tidak sering bertengkar karena berebut mainan. Mereka juga akan belajar untuk lebih menghargai hak orang lain.
4. Buatlah aktifitas yang seru dan menyenangkan untuk dilakukan kakak adik. Hal ini membantu mereka untuk tumbuh saling berdekatan. Jika terjadi konflik, maka konflik ini tidak akan memudarkan kedekatan mereka,
Sedangkan strategi pengasuhan yang harus dilakukan saat itu juga :
1. Merespon anak- anak Anda dan berikan empati pada masing- masing anak. Kakak Adik Sering Bertengkar? Begini Cara Mengatasinya
Kakak Adik Sering Bertengkar? Begini Cara Mengatasinya
Misalnya saat keduanya mulai bertengkar karena berebut mainan dan mulai memukul. Maka orangtua segera merespon, seperti “Iya dek Anin sayang, memang sangat tidak enak ya dipukul dengan mainan. Sakit ya, nak? Tapi kak Vita juga merasa tidak enak juga saat adik mengambil mainannya tanpa ijin.” Katakan juga pada si kakak, “Kak Vita sayang, kesal ya mainannya diambil paksa sama dek Anin? Tapi dek Anin merasa sedih dan tidak enak juga karena dipukul dengan mainan.”
2. Ajari anak- anak untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya dalam kejadian diatas, ajak anak melihat mengapa tidak menyenangkan saat mainannya direbut paksa. Dan betapa tidak menyenangkannya saat kita dipukul oleh orang lain.
3. Berikan beberapa cara agar anak bersikap sebagaimana harusnya. Misalnya kakak dan adik perlu saling minta ijin saat akan menggunakan mainan satu sama lain. Kakak dan adik juga akan saling mengucapkan terimakasih setelah dipinjamkan mainan.
4. Tunjukkan pada anak bahwa perilaku kekerasan tidak bisa ditolerir. Memukul dengan benda tajam atau mainan hingga melukai saudaranya adalah cara yang tidak benar. Orangtua perlu memberikan hukuman sebagia contoh. Jika dibiarkan, anak akan cenderung untuk menyelesaikan masalahnya dengan kekerasan. Jangan sampai perilaku ini terpupuk hingga dewasa nanti.
5. Dorong anak untuk memecahkan masalah mereka bersama- sama. Dorong mereka untuk saling berdiskusi menemukan solusi bersama. Dengan begitu, komunikasi dan kedekatan keduanya pun akan semakin terbangun.
Panjang ya, Ayah Bunda? Namun percayalah, pada prakteknya ini akan menjadi lebih mudah dan tidak memakan waktu lama. Selamat mencoba untuk menciptakan hubungan yang harmonis di keluarga dan antara anak ya, Ayah Bunda!
Referensi: Sassymamasg
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti