Type to search

Good Parenting

Cara Mengatasi Perilaku Nakal Anak Tanpa Perlu Memarahinya

Di dalam masa tumbuh kembangnya, beberapa anak menunjukkan perilaku yang tidak mudah menurut pada orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua sering menyebut anak berperilaku nakal.

Di sisi lain, menjadi nakal ini sendiri adalah bagian dari proses belajar anak. Semua anak pernah berperilaku nakal. Ini bisa terjadi saat mereka lelah, lapar, takut, sedang belajar mandiri atau bahkan saat jenuh.

Namun tahukah ibu, mengatasi perilaku nakal pada anak tidak boleh dilakukan dengan cara memarahinya atau bersikap keras padanya. Karena hal ini bukan meredakan perilaku anak, namun justru membuat mereka tidak menyadari kesalahannya.

Memarahi anak juga bisa menimbulkan dampak negatif lainnya. Seperti anak menjadi penakut, anak berperilaku semakin agresif, atau bisa membunuh rasa kreatifitasnya.

Dikutip dari laman UNICEF, ada beberapa cara yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi perilaku nakal anak tanpa perlu memarahinya :

1. Alihkan

Saat anak menunjukkan tanda- tanda akan nakal, alihkan perhatiannya ke perilaku baik. Misalnya ibu melihat anak mulai gelisah, alihkan perhatiannya dengan kegiatan menarik atau menyenangkan seperti mengajaknya jalan- jalan ke sekitaran rumah.

2. Ambil nafas

Ibu bisa saja frustasi saat anak mulai bersikap nakal. Tidak apa- apa, Bun, karena masing- masing dari kita butuh jeda. Cobalah ambil sepuluh detik untuk bernafas tenang.

Hirup dan hembuskan nafas dengan perlahan sebanyak lima kali. Setelah itu, hadapi situasi dengan lebih tenang. Banyak orangtua yang menyebut cara ini sangat membantu.

3. Ajarkan anak tentang konsekuensi

Mengajarkan anak tentang konsekuensi akan membantu mereka untuk bertanggung jawab atas tindakannya. Konsekuensi juga membantu anak belajar untuk disiplin.

Misalnya saja jika anak menunjukkan perilaku tidak baik, maka anak tidak boleh memainkan mainan favoritnya selama satu hari.

Yang perlu dicatat, konsekuensi ini harus realistis. Begitu konsekuensi selesai, beri anak kesempatan melakukan hal baik, dan beri mereka pujian. Waktu berkualitas, pujian, dan rutinitas positif lainnya akan membantu anak menjadi pribadi yang baik.

4. Tetap positif

Menjaga suasana hati yang baik memang tidak mudah saat anak berperilaku kurang baik. Terkadang orangtua kelepasan untuk menghardik anak.

Padahal, anak akan lebih menurut saat mendapatkan perintah positif dan pujian saat berhasil melakukan sesuatu. Ibu bisa mencoba mempraktekkan ini dari sekarang.

Selain itu, gunakan juga kalimat positif dalam meminta anak melakukan sesuatu. Misalnya saja : “Yuk mainannya dirapikan lagi setelah main”, bukan “Jangan bikin rumah berantakan ya!”

5. Menjaga nada bicara

Nada bicara kepada anak sangat penting untuk menjaga suasana hati mereka. Berbicara dengan nada suara tinggi akan membuat mereka stress dan marah.

Sebaliknya, saat ibu mengendalikan nada bicaranya, anak akan lebih mudah untuk menerima masukan ibu.

6. Beri anak pujian

Pujilah anak saat mereka berhasil menunjukkan perilaku baiknya. Pujian akan membuat mereka belajar memahami antara perilaku baik dan buruk, serta membuat mereka merasa diapresiasi.

7. Tetap realiastis

Orangtua tentu ingin anaknya berperilaku manis dan menurut. Namun, orangtua juga harus realistis bahwa anak- anak balita dan usia awal sekolah akan sulit tenang sepanjang hari penuh di rumah.

Sambil terus mengajarkan nilai- nilai kehidupan yang baik, orangtua harus tetap realistis dan tidak memaksakan apa yang mereka inginkan pada anak- anak mereka.

Tags: