Type to search

Good Parenting

10 Cara Ampuh Mengatasi Perilaku Buruk dan Kasar Anak

Cara Mengatasi Perilaku Buruk dan Kasar pada Anak

Menghadapi anak berperilaku buruk dan kasar memang menjadi tantangan tersendiri untuk para orangtua. Perlu kita garis bawahi juga, prosesnya tidaklah instan. Kendati begitu, ketika proses ini berhasil, Ayah dan Bunda pasti bangga dan bahagia karena telah berhasil membantu buah hati menjadi anak yang berperilaku baik.

Anak yang berperilaku baik bukan hanya menjadi bukti bahwa pola asuh yang kita terapkan tepat. Hal ini sekaligus menjadi harapan bahwa anak akan tumbuh menjadi anak dengan karakter penuh kasih sayang.

Tips Mengubah Perilaku Buruk dan Kasar Anak Menjadi Positif

Anak berperilaku kasar tidak terjadi begitu saja. Pun ini juga bisa berubah dengan mengetahui akar masalah dan membimbing mereka untuk menyadari bahwa sikap dan perilaku kasar mereka tidak tepat.

Tidak jarang, anak- anak tidak menyadari bahwa perilaku mereka kasar dan tidak sopan. Itulah pendampingan orangtua menjadi hal yang teramat penting untuk membantu anak- anak menjadi pribadi yang lebih positif.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Ayah Bunda terapkan untuk mengatasi perilaku buruk dan kasar anak menjadi positif : 

1. Kenali Penyebab Anak Bersikap Kasar

Ayah Bunda, anak- anak terkadang menunjukkan perilaku buruk karena berbagai alasan. Misalnya saja pengaruh lingkungan, keterlambatan perkembangan emosi, hingga cara anak untuk mendapatkan perhatian orangtua.

Pengaruh lingkungan yang mendorong anak bersikap kasar misalnya tayangan TV yang kurang mendidik, faktor teman bermain, hingga suasana rumah tangga yang kacau. Anak juga terpicu berperilaku kasar karena faktor keterlambatan perkembangan emosi. Ini bisa terjadi saat anak kesulitan mengelola emosi mereka. Di situasi ini, anak- anak akan membutuhkan bantuan orangtua untuk bisa mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat.

Selain itu, anak juga bisa bersikap kasar untuk mencari perhatian orangtua. Anak- anak yang merasa diabaikan cenderung melakukan hal negatif agar orangtua memperhatikan mereka dan meluangkan waktu berkualitas bersama.

Dengan mengidentifikasi penyebab di balik perilaku anak, orangtua akan memahami alasan di balik sikap mereka dan mencari solusi yang efektif.

2. Komunikasikan Harapan sebagai Orangtua

Komunikasikan dengan jelas perilaku apa yang Ayah Bunda harapkan dari anak. Jangan hanya melarang perilaku buruk, tetapi beri contoh konkrit perilaku baik yang orangtua inginkan.

Misalnya, alih-alih berkata “Jangan pukul adikmu!”, Ayah Bunda dapat berkata “Tolong perlakukan adikmu dengan lembut dan sabar ya nak”.

Beri penjelasan mengapa perilaku baik tersebut penting. Misalnya dengan menambahkan, “Dengan begitu adik akan merasa disayangi dan kita semua bisa rukun dalam keluarga”.

Saat menasehati anak, usahakan tetap tenang dan redakan amarah. Gunakan nada suara yang lembut tapi tegas. Jelaskan akibat dari perilaku buruknya dan berikan pilihan untuk berperilaku lebih baik.

Dengan komunikasi yang jelas dan konsisten, anak akan belajar mana perilaku yang baik dan orangtua harapkan. Ini akan membantu mengurangi perilaku kasarnya dalam jangka panjang.

3. Kurangi Stimulus yang Memicu Perilaku Negatif

Salah satu cara mengurangi perilaku buruk pada anak adalah dengan mengurangi stimulus yang dapat memicu perilaku negatifnya.

Beberapa hal yang dapat orangtua lakukan antara lain :

  •  Hindari mengizinkan anak menonton acara yang mengandung adegan kekerasan atau pertengkaran. Tontonan seperti ini bisa memberi contoh buruk bagi anak dalam mengekspresikan emosi. Gantilah dengan tayangan yang mendidik dan menginspirasi sikap baik.
  • Batasi waktu bermain video game yang bertema kekerasan. Game bertema kekerasan bisa berdampak pada psikologis anak dan membuat mereka berpikir bahwa kekerasan adalah hal biasa. Alihkan minat mereka pada game edukatif.
  • Beri contoh bagaimana mengendalikan amarah dengan baik. Jika Ayah Bunda sendiri marah, tunjukkan cara meredakan emosi dengan menarik napas panjang, berhitung, atau kegiatan menenangkan lain. Ajak anak melakukannya juga saat ia mulai tersulut emosi. Dengan demikian, anak belajar cara yang benar dalam mengelola amarah.

4. Latih Anak Disiplin dan Bertanggungjawab

Penting sekali untuk menanamkan sikap disiplin dan bertanggung jawab pada anak sedini mungkin. Beberapa tips sederhana yang dapat Ayah Bunda terapkan untuk melatih disiplin anak dan menjadi pribadi yang bertanggungjawab :

  • Memberikan tuga rutin sesuai dengan usia tumbuh kembangnya.
  • Memperkenalkan konsep reward dan punishment dalam tugas dan perilaku positif anak.
  • Ajarkan anak meditasi dan olahraga untuk meningkatkan kedisiplinan dan mengelola emosi anak.

5. Tingkatkan Rasa Percaya Diri  

Rasa percaya diri yang rendah seringkali menjadi penyebab anak bersikap kasar dan agresif. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri anak.

Berikut beberapa cara yang dapat orangtua lakukan:

  • Beri pujian tulus saat anak berperilaku baik atau berhasil menyelesaikan tantangan. Pujian akan membuat anak merasa dihargai dan lebih percaya diri. Hindari memberi pujian berlebihan yang tidak tulus.  
  • Libatkan anak dalam kegiatan positif seperti olahraga tim, seni pertunjukan, atau kegiatan sosial. Menemukan bakat dan minatnya akan membuat anak merasa bahwa dirinya berharga.  
  • Ajari anak keterampilan public speaking dengan berlatih berbicara dan tampil di depan keluarga. Ini akan melatih keberanian dan percaya dirinya. Mulailah dengan tugas sederhana, seperti menceritakan pengalaman di sekolah. Berikan dukungan dan pujian atas usahanya.

Dengan terus menerus meningkatkan rasa percaya dirinya, anak akan belajar mengendalikan emosinya dan berperilaku lebih positif.

6. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung

Lingkungan yang buruk bisa menjadi salah satu pemicu anak berperilaku buruk. Untuk itu, orangtua perlu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Dimulai dari lingkungan di rumah, hindari melakukan pertengkaran di depan anak karena hal ini dapat memicu stress pada anak dan mencontoh perbuatan kasar. Selain itu, hindari juga melibatkan anak dalam masalah orangtua.

Orangtua juga dapat membuat jadwal bermain anak yang melibatkan saudara kandung atau teman di sekitar lingkungan. Melibatkan anak dalam interaksi sosial dan aktivitas ekstrakurikuler atau komunitas dapat membantu mereka mengekspresikan perasaannya dan melatih pengendalian diri.

7. Berikan Contoh Perilaku Baik

Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat setiap hari. Jika orang tua ingin anaknya bersikap baik, maka orang tua harus memberikan contoh perilaku baik untuk ditiru. 

Beberapa hal yang dapat orangtua lakukan antara lain : 

  • Mengendalikan amarah saat menghadapi masalah.
  • Bersikap tenang dan ramah saat anak sedang tantrum.
  • Mengakui kesalahan dan meminta maaf saat terjadi kesalahan.

Jangan meledak-ledak marah atau berteriak di hadapan anak. Anak belajar mengendalikan amarah dengan mencontoh perilaku orang tuanya. Bersikap tenang saat menghadapi masalah. Jelaskan pada anak bahwa kemarahan tidak menyelesaikan masalah. 

8. Melibatkan Guru dan Teman

Anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah dan bermain dengan teman-teman. Ini adalah kesempatan bagus bagi orang tua untuk melibatkan guru dan teman dalam membantu mengatasi perilaku kasar anak.

Beberapa hal yang dapat Ayah Bunda upayakan antara lain : 

  • Mendiskusikan perilaku kasar anak dengan wali kelas atau guru BK dan meminta mereka untuk memberikan perhatian ekstra. 
  • Mendorong anak untuk bergaul dengan teman-teman yang berperilaku baik dan positif. Jauhkan dari teman-teman yang suka tawuran dan berbuat onar.
  • Ajak anak mengikuti kursus atau komunitas positif sesuai minat dan bakatnya. Misalnya seperti belajar musik, melukis, menari, olahraga, pecinta alam, dan lainnya. Aktivitas ini bisa mengalihkan energinya ke hal positif dan mendapat teman baru yang baik.

9. Konsultasikan dengan Ahli

Jika perilaku kasar anak terus berlanjut meskipun sudah mencoba berbagai cara di atas, Ayah Bunda dapat mengkonsultasikannya lebih lanjut dengna para ahli, seperti psikolog anak, konselor keluarga hingga psikiater anak.

Konsultasi dengan para ahli sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat bagi anak dengan perilaku buruk. Dengan strategi yang benar, anak bisa belajar mengendalikan emosi dan perilakunya.

10. Jangan Kehilangan Harapan

Rasa putus asa kerap muncul saat orangtua sudah banyak mencoba berbagai cara untuk mengubah perilaku kasar anak, namun belum juga membuahkan hasil. Namun, jangan sampai kehilangan harapan. Perilaku negatif anak bisa berubah dengan kesabaran dan terus menerus membimbing anak.

Ingatlah bahwa anak Anda membutuhkan cinta dan dukungan penuh dari orangtuanya. Teruslah meyakinkan anak bahwa Ayah Bunda mencintainya apa adanya dan akan terus mendampinginya.

Berikan dukungan emosional yang kuat agar anak merasa aman dan nyaman untuk terbuka. Dengarkan ceritanya dengan penuh empati agar ia merasa dipahami. Tunjukkan contoh kepribadian yang baik dan perilaku yang Anda harapkan darinya. Percayalah bahwa dengan kesabaran dan ketulusan, buah hati tercinta pasti bisa berubah.

Tags: