Type to search

Pernikahan

12 Cara Menghadapi Mertua Ikut Campur Rumah Tangga Anak

Cara Menghadapi Mertua Ikut Campur Rumah Tangga Anak

Mertua ikut campur dalam urusan rumah tangga anak seringkali menjadi masalah klasik. Meski dilakukan dengan niat baik, kenyataannya campur tangan berlebihan dari mertua bisa menimbulkan masalah dan ketegangan dalam rumah tangga.

Terlebih lagi, ikut campur tangan mertua biasanya diikuti dengan sikap yang berat sebelah. Dalam banyak kasus, mertua cenderung condong melihat dari sisi anak, sehingga menantu merasa terpojok dan tidak nyaman.

Oleh sebab itu, penting sekali untuk melihat fenomena ini dari berbagai sisi dan juga mengetahui cara terbaik mengatasi dan mencegah campur tangan berlebihan dari mertua agar hubungan rumah tangga tetap harmonis. Dengan memahami sudut pandang masing-masing pihak dan berkomunikasi secara terbuka dan sehat, masalah ini bisa diatasi dengan bijaksana.

Mengapa Mertua Sering Ikut Campur?

Mertua yang ikut campur masalah rumah tangga anak adalah fenomena gunung es yang sering terjadi di Indonesia. Biasanya, para mertua mempunyai alasan tertentu untuk ikut terlibat dalam urusan anak. Beberapa alasan umum mengapa mertua sering ikut campur adalah :

1. Ingin Membantu Rumah Anak dan Menantu

Sebagai orang tua, mertua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Mereka berpikir dengan ikut campur, mereka bisa membantu anak dan menantunya membangun rumah tangga yang baik. Misalnya dengan memberikan nasihat soal pengasuhan anak, mengatur keuangan, atau urusan rumah tangga lainnya.

2. Rasa Memiliki 

Mertua merasa memiliki andil besar dalam membesarkan dan membimbing anaknya. Sehingga saat anaknya berkeluarga, mertua merasa berhak untuk terlibat dan ikut menentukan arah kehidupan rumah tangganya. 

3. Kecemasan Berlebihan

Terkadang mertua khawatir berlebihan terhadap kondisi rumah tangga anaknya. Apalagi jika menantunya masih dianggap belum matang atau kurang bertanggung jawab. Kecemasan inilah yang mendorong mertua untuk ikut campur, demi memastikan rumah tangga anaknya baik-baik saja.

Dampak Negatif Ikut Campur Mertua

Meski punya tujuan yang baik dari kacamata sang mertua, namun ikut campurnya mertua dalam rumah tangga anak dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Antara lain sebagai berikut :

1. Menimbulkan Konflik dan Ketegangan Rumah Tangga

Campur tangan mertua yang berlebihan seringkali memicu konflik dan ketegangan dalam rumah tangga. Pasangan suami istri bisa merasa terbebani dan tidak nyaman karena kehidupan pribadi mereka selalu mertua awasi.

Selain itu, perbedaan pendapat soal pengasuhan anak atau pengelolaan rumah tangga juga kerap memicu pertengkaran. Konflik ini bisa merenggangkan hubungan suami istri.

2. Mengurangi Kemandirian Pasangan 

Dengan terus menerus memberi nasihat dan campur tangan, mertua tanpa sadar bisa mengurangi kemandirian pasangan. Suami istri menjadi kurang percaya diri dalam mengambil keputusan dan mengurus rumah tangganya sendiri. Mereka menjadi sangat bergantung pada arahan mertua. Padahal sebagai pasangan dewasa, suami istri seharusnya bisa mandiri dalam menjalani rumah tangganya.

3. Merusak Hubungan Mertua-Menantu

Sikap mertua yang suka ikut campur urusan rumah tangga anak juga berpotensi merusak hubungan baik antara mertua dan menantu. Menantu bisa merasa tidak nyaman dan terbebani sehingga menjauhi mertua. Jika ini terus berlarut-larut, hubungan mertua dan menantu bisa semakin renggang bahkan bermusuhan.

Tips Menghadapi Mertua yang Suka Ikut Campur Masalah Rumah Tangga

Salah satu kunci menghadapi mertua yang suka ikut campur adalah dengan tetap menunjukkan rasa hormat saat menolak campur tangan mereka. Hal ini penting agar hubungan dengan mertua tetap baik meski menantu menolak nasihat atau campur tangan mereka.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Ayah Bunda terapkan untuk tetap hormat saat menolak :

1. Tetap Menggunakan Bahasa yang Sopan dalam Berkomunikasi

Hal pertama yang mendasar untuk menghindari konflik yang lebih besar adalah dengan menggunakan bahasa yang sopan saat menolak. Misalnya, “Terima kasih untuk saran Ibu, tapi saya rasa cara ini lebih cocok untuk keluarga kami”.

Hindari penggunaan bahasa yang kasar atau konfrontatif. Dengan merespon lewat bahasa yang sopan, hal ini dapat menjaga hubungan mertua dan menantu tetap baik dan terhindar dari konflik yang lebih jauh.

2. Beri Pemahaman pada Mertua dalam Penolakan

Orangtua seringkali menggunakan metode yang mereka gunakan dulu dalam menangani masalah rumah tangga. Karena merasa itu cara yang tepat, mereka ingin hal itu bisa diadopsi oleh keluarga anaknya. Padahal, bisa jadi pola pengasuhan lama itu kurang tepat atau memang perlu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

Untuk itu, Ayah Bunda dapat memberi pemahaman mengapa menolak saran atau ikut campur orangtua. Misalnya “Kami ingin mencoba cara pengasuhan anak dengan gaya kami sendiri dulu Bu. Jika ada kendala nanti kami pasti minta saran Ibu.”

Dengan menjelaskan alasan, mertua biasanya akan lebih memahami.

3. Beri Batasan yang Jelas

Memberikan batasan yang jelas kepada mertua adalah kunci untuk mencegah konflik di masa depan. Untuk itu, pasangan dari awal perlu mendiskusikan tentang hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh orangtua campuri dalam rumah tangga.

Lakukan ini sedini mungkin, idealnya sebelum atau saat awal pernikahan. Jelaskan dengan halus dan hormat bahwa Anda sangat menghargai nasihat dan bantuan orangtua. Meski begitu, ada beberapa area kehidupan rumah tangga yang ingin Anda tangani sendiri bersama pasangan.

Beberapa contoh batasan yang bisa Ayah Bunda tetapkan adalah pengasuhan anak, keuangan keluarga, rencana membeli rumah, dan lainnya. Jelaskan bahwa Anda tetap terbuka untuk diskusi sehat, tapi keputusan akhir ada di tangan Anda dan pasangan.

Tunjukkan rasa hormat dan hargai kepedulian mereka sebagai orang tua. Tekankan bahwa batasan ini penting agar hubungan tetap harmonis. Dengan komunikasi jelas dan ekspektasi yang terkelola, pasangan dapat mencegah adanya konflik dengan mertua di masa depan.

4. Tanggapi dengan Humor dan Santai

Basa- basi mertua seringkali tidak tersaring dan asal dikatakan. Bisa jadi, mertua tidak punya maksud buruk. Untuk itu, cara ampuh menanggapinya adalah dengan tetap bersikap santai dan bubuhi sedikit candaan.

Dengan cara ini, komunikasi antara mertua dan menantu akan lebih cair dan tidak kaku. Mertua pun kedepannya akan lebih hangat dalam menyampaikan sarannya kepada anak menantu.

5. Jangan Mudah Berkecil Hati

Mertua mungkin punya gaya komunikasi yang berbeda dengan menantunya. Terlebih, mertua dan menantu berasal dari lingkungan tumbuh kembang yang berbeda. Tidak heran jika cara dalam menghadapi konflik atau berkomunikasi pun akan berbeda.

Dalam cara yang berbeda ini, seringkali apa yang disampaikan tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Jangan berkecil hati ya, Yah Bun. Selama maksudnya tidak buruk dan tidak melanggar batasan yang kita terapkan, kita bisa mengontrol diri kita untuk tidak mudah tersinggung.

6. Hindari Menyalahkan 

Ketika merasa mertua ikut campur, hal yang perlu menantu hindari adalah menyerang atau menyalahkan mertua secara langsung. Hal ini justru akan memperkeruh suasana dan menyebabkan konflik semakin memburuk.

Hal terpenting adalah fokus pada mencari solusi, bukan mempermasalahkan campur tangan mertua. Coba pahami bahwa mertua mungkin bermaksud baik, meski caranya salah. Dengan tetap tenang dan penuh pengertian, ajak mertua berdiskusi untuk mencari jalan keluar bersama.

Jelaskan dengan lembut bahwa Anda menghargai niat baiknya, namun Anda dan pasangan perlu mandiri dalam mengambil keputusan. Usahakan untuk tidak menyalahkan atau menuduh mertua ikut campur, sehingga tidak menimbulkan perasaan diserang atau tersinggung. 

7. Menyaring Kritik dan Saran dari Orangtua

Sebenarnya tidak semua masukan dari mertua itu merupakan gangguan untuk rumah tangga. Sebagian adalah nasehat baik berdasarkan pengalaman orangtua di masa lalu. Selain itu, mertua pada umumnya juga menginginkan yang terbaik untuk anak dan menantunya.

Maka dari itu, Ayah Bunda tidak perlu selalu antipati. Yang harus dilakukan adalah menyaring kritik dan saran dari orangtua. Terapkan saran yang berguna dan membantu untuk rumah tangga. Buang nasehat yang kurang perlu dan bersifat destruktif.

8. Libatkan Pasangan

Pasangan seharusnya menjadi pendukung utama dalam menghadapi masalah dengan mertua. Selalu diskusikan masalah bersama pasangan secara terbuka dan jujur.

Penting untuk saling sepakat sebagai cara terbaik untuk mengatasi campur tangan mertua. Misalnya dengan menegaskan batasan secara halus atau meminta bantuan pasangan Anda untuk berbicara dengan orangtuanya. Dalam hal ini, pasangan seharusnya berperan sebagai penengah di antara Anda dan mertua.

Dengan bekerja sama, Anda dan pasangan bisa menemukan solusi terbaik tanpa menyinggung perasaan mertua. Komunikasi dan kerja sama dengan pasangan sangat penting untuk menjaga hubungan baik dengan mertua tanpa rasa terbebani atau terganggu dengan campur tangannya.

9. Hindari Mengumbar Masalah Rumah Tangga

Tidak sedikit pasangan jaman now yang gemar mengumbar masalah rumah tangga mereka, terutama di media sosial. Hal ini bahkan berlaku untuk konflik sepele yang sebenarnya bisa terselesaikan dengan diskusi terbuka. Bukannya menyelesaikan masalah, tidak jarang hal ini justru membuat masalah semakin besar.

Dengan mengumbar masalah tanpa pertimbangan, kita bisa saja mendapatkan saran tidak tepat yang semakin membuat emosi kita membara. Jika memang Ayah Bunda membutuhkan saran dari orang lain, pastikan hanya bercerita pada orang- orang kepercayaan saja. Pastikan juga mertua tidak mendengar masalah ini dari orang lain agar tidak semakin menyulut masalah.

10. Tunjukkan Bahwa Anda dan Pasangan Sudah Mandiri

Orangtua sering ikut campur rumah tangga anaknya karena merasa bahwa anaknya belum benar- benar mandiri. Mereka khawatir jika anak- anaknya belum mampu menjalankan rumah tangga dengan benar.

Untuk itu, penting sekali menunjukkan pada orangtua dan mertua bahwa Ayah Bunda adalah pasangan yang sudah mandiri. Kalian adalah pasangan yang mampu menyelesaikan konflik dengan baik dan bertanggungjawab terhadap kehidupan baru kalian. Dengan cara ini, mertua akan menyadari bahwa anak dan menantunya sudah mandiri dan layak mendapat ruang untuk menyelesaikan masalah sendiri.

11. Curi Hati Mertua dengan Memberi Peran Positif

Salah satu cara terbaik untuk mengalihkan perhatian mertua dari ikut campur adalah dengan melibatkannya dalam peran positif. Ini bisa membantu mertua merasa dihargai dan berguna tanpa harus ikut campur urusan rumah tangga Anda.

Beberapa peran positif ini misalnya : 

  • Melibatkan mertua dalam kegiatan positif bersama cucu. Ajak mereka jalan-jalan atau main bersama cucu agar merasa lebih dekat. Kegiatan ini bisa mengalihkan fokus mertua dari urusan Anda.
  • Minta bantuan mertua untuk hal-hal tertentu seperti memasak makanan kesukaan, menjemput anak dari sekolah, atau menemani check up kandungan. Beri kesempatan mertua membantu dengan cara yang positif.
  • Buat mertua merasa berguna dan dihargai. Misalnya minta pendapatnya soal tips merawat bayi, resep masakan enak, atau nasihat pernikahan. Dengarkan dengan baik walau tak selalu mengikuti sarannya.

Dengan cara ini, mertua akan merasa lebih dihargai dan terlibat tanpa harus ikut campur secara berlebihan dalam rumah tangga Anda. Ia akan merasa memiliki peran positif dalam kehidupan keluarga.

10. Tinggal Terpisah dari Mertua

Jika cara- cara di atas tidak berhasil, maka cara paling ampuh untuk menghindari ikut campur mertua adalah tinggal terpisah. Jika belum memungkinkan untuk punya rumah sendiri, mengontrak atau menyewa rumah adalah pilihan terbaik.

Selain aman dari campur tangan mertua, tinggal terpisah juga membantu pasangan dalam belajar manajemen konflik rumah tangga dengan lebih mandiri.

Kesimpulan

Menghadapi mertua yang suka ikut campur dalam urusan rumah tangga memang tidak mudah. Namun dengan komunikasi yang baik, hormat, dan memberi batasan yang jelas, pasangan dapat mengatasi masalah ini dengan baik.

Hal ini bisa menantu lakukan misalnya dengan berkata, “Saran Ibu sangat berharga bagi kami. Suatu saat nanti jika kami butuh saran tentang X, kami pasti bertanya pada Ibu.” Tunjukkan bahwa Anda menghargai mereka meski menolak campur tangan.

Selain itu, jangan ragu untuk menegaskan batasan meskipun dengan hormat. Dengan cara hormat dan memberikan penjelasan, biasanya mertua akan lebih memahami alasan Anda menolak campur tangan mereka dalam rumah tangga. Tetap pertahankan hubungan baik dengan mertua meski terkadang harus menolak pendapatnya.

Tags:

You Might also Like