Suara Hati Anak : “Bunda Plis Jangan Marah, Adek Cuma Mau Ditemani Tidur. Nggak Tau Kalau Bunda Masih Sibuk.”
Kesabaran orangtua sangat diuji saat mereka mengasuh anak, terutama di usia balita. Terlebih saat orangtua juga harus memainkan beberapa peran sekaligus. Peran sebagai orangtua, pasangan, ibu rumah tangga dan juga seorang pekerja.
Di sela- sela kelemahannya, tidak jarang orangtua kelepasan berteriak dan membentak saat anak melakukan kesalahan dan mulai tantrum. Orangtua mungkin merasa terganggu dengan rengekan anak dan merasa teriakan tersebut menghentikan tangisan mereka.
Suara Hati Anak : “Aku Nggak Tau Mama Lagi Sibuk..”
Namun anak- anak tetaplah anak- anak. Ada fase- fase dimana mereka memang mudah tantrum dan belum memahami kesibukan orangtua. Situasi yang tidak mudah untuk menjelaskan kesibukan orangtua pada anak yang belum utuh mencerna informasi.
Untuk itu, Ayah Bunda juga perlu melihat dari kacamata anak, pemahaman dan suara hati mereka. Meski kita tidak punya maksud buruk saat berteriak, nyatanya ini membuat mereka sangat terluka.
Ayah Bunda, cobalah dengarkan suara hati anak berikut ini :
Aku gak tau kalau mama tadi lagi sibuk dengan segala urusannya..
Aku terpaksa merengek karena bunda tidak tau maksud ku..
Padahal aku hanya ingin dekat dengan bunda karena pelukan dan aroma tubuh bunda mampu menenangkan aku, sayang nya aku belum bisa memahami kondisi bunda, ternyata tadi sangat pusing dan capek, apalagi aku belum bisa membantu..
Aku tidak tau kalau suara rengekan ku membuat bunda berteriak padaku, aku sangat terkejut dan takut..
Adek minta maaf, Bunda..
Adek sayang Bunda..
dan adek juga membutuhkan Bunda.. 🙁
Kalau kita bisa mendengar suara hatinya, tentunya teriakan tadi berakhir dengan penyesalan. Hati orangtua pasti trenyuh dan merasa yang kita lakukan seharus tidak terjadi.
Sayangnya emosi kita mudah meledak karena rengekan buah hati. Padahal mereka hanya sedang lelah dan minta untuk ditemani tidur.
Ya, mungki diam meang sudah bisa berjalan sendiri dan naik ke kasurnya sendiri. Namun, cara penolakan dengan cara berteriak adalah cara terampuh untuk menorehkan luka di hatinya 🙁
Saat anak berjalan menjauh, lalu naik ke tempat tidurnya usai teriakan orangtuanya, dia selalu menunjukkan sikap terdiam dengan tatapan kosong. Ia terdiam karena begitu terkejut.
Penyesalan Datang Saat Anak Sudah Terlelap
Yang terjadi selanjutnya, saat anak sudah terlelap, Ayah Bunda akan memandangi wajah manisnya yang tanpa dosa dengan penuh penyesalan. Bunda akan mencium pipi chubby nya, mencium tangan mungilnya, dan mencium dahinya sambil mengucapkan maaf padanya.
Dan itu terjadi lagi untuk kesekian kalinya. Terjadi lagi, dan lagi. Lalu menyesal lagi, dan lagi.
Mengapa sulit sekali untuk mengontrol emosi? Terlebih saat lelah melanda, rumah masih berantakan dan pekerjaan tak pernah habis. Sudah menyesal, tapi kenapa masih berulang?
Ayah Bunda, ingatlah bahwa anak- anak tumbuh dengan sangat cepat. Kita tidak tahu sampai kapan mempunyai waktu untuk merawat dan membersamai mereka.
Mereka adalah makhluk titipan Tuhan yang Maha Kuasa untuk kita jaga sepenuhnya dan bergantung sepenuhnya pada kita di usia dini mereka. Anak- anak masih polos dan mempunyai banyak perasaan cinta. Namun mereka tidak tahu cara mengungkapkan sikap mereka seharusnya.
Menjadi Orangtua yang Lebih Tenang Menghadapi Anak
Pada dasarnya, anak- anak hanya tahu apapun akan mereka lakukan untuk menjadi lebih dekat dengan orang yang dicintainya. Untuk itu, sebagai orangtua perlu belajar untuk mengontrol emosi terhadap anak.
Saat orangtua emosi dan akan muncul kemarahan pada anak, tatap matanya… pelankan nafas dan tenang hati.
Sadarkan diri kita dengan berkata pada diri sendiri, “Aku sayang anakku, aku harus sabar, aku harus menjadi contoh yang baik, aku harus belajar untuk lebih welas asih”.
Karena jika bukan diri kita sendiri yang memulai, maka dari siapa lagi?
Semoga hal ini bisa menjadi renungan untuk Ayah Bunda agar senantiasa diberi kesabaran dalam mengasuh buah hati.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti