Type to search

Good Parenting

Sama seperti Orang Dewasa, Anak Juga Rentan Alami Stress. Kenali 10 Tanda Ini

Bukan hanya orang dewasa yang rentan mengalami bosan dan stress karena rutinitas sehari- hari. Anak- anak juga bisa mengalami hal serupa. Namun seringkali, anak- anak tidak bisa mengungkapkannya secara langsung.

Stress pada anak bisa terjadi karena berbagai hal. Misalnya anak merasa gerak geriknya untuk bebas bermain bersama teman- temannya dibatasi. Atau anak sedang ketakutan dan tertekan pada suatu hal.

“Ketika anak-anak stres, itu sering dikatakan sebagai perubahan fisiologis dan perubahan suasana hati dan perilaku,” ungkap Robin Gurwitch, seperti dilansir ParentingCenter.id dari laman Huff Post, Kamis (2/4/2020).

Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda- tanda stress pada anak agar bisa membantunya keluar dari masalah. Dengan mengenali tanda- tandanya, orangtua akan bisa menjadi lebih waspada :

1. Perilaku agresif

Saat orang dewasa mengalami penurunan fungsi karena tidak bisa beraktifitas seperti biasa, anak cenderung mengalami hal yang lebih parah.

Semakin belia usia anak, maka penurunan fungsi ini semakin bisa terjadi. Misalnya saja yang tadinya sudah tidak menghisap jempol dan mengompol, maka ia melakukannya kembali. Atau anak menjadi lebih emosional dan mudah merengek.

2. Perubahan nafsu makan

Orangtua juga seharusnya memperhatikan perubahan kebiasaan makan anak. Sehingga saat anak kehilangan nafsu makan, maka Ayah Ibu langsung menyadarinya segera.

“(Perubahan) Nafsu makan dan tidur anak sering kali merupakan tanda ada yang tidak beres. Seorang anak akan menunjukkan peningkatan tajam dan penurunan dalam nafsu makan,” ungkap seorang terapis anak, Natasha Daniels.

3. Gangguan tidur

Saat anak mengalami perubahan kebiasaan yang membuatnya merasa tidak nyaman, ia cenderung mengalami gangguan tidur. Anak bisa saja mengalami insomia, mimpi buruk, terbangun di malam hari, dan yang lainnya.

“Perhatikan apakah anak Anda tidur sepanjang hari atau sebaliknya, mengalami kesulitan tidur atau mudah tertidur,” ujar Daniels.

4. Perubahan suasana hati 

Jika anak tiba- tiba menjadi mudah marah, menangis, sedih, mudah marah, menarik diri, dan kehilangan minat pada aktivitas favoritnya, Ayah Ibu wajib waspada.

“Saya sarankan orangtua untuk mencari perubahan besar anak Anda atau yang berbeda dari perilaku normalnya,” kata Psikolog Klinus John Mayer.

Saat anak sedang mudah merengek, cobalah menenangkannya dengan kalimat yang mudah menenangkan hati anak, seperti di artikel Anak Terus Menangis? Ucapkan 9 Kalimat ini untuk Menenangkannya .

Kalimat untuk menenangkan anak yang menangis terus menerus

5. Ketakutan dan mencari perlindungan

Anak remaja biasanya lebih tahu dan bisa mengungkapkan kekhawatirannya tentang kesehatan diri sendiri di masa depan, atau bahkan kematian. Saat seorang anak terlihat khawatir tentang hal itu, waspadalah kalau anak sedang tertekan.

“Orangtua juga mungkin menemukan bahwa anak-anak mereka lebih gelisah pada waktu tidur dan takut ditinggal sendirian,” jelas John.

6. Selalu menempel dan tidak ingin berpisah

Dalam keadaan normal, anak biasa melakukan aktivitasnya sendiri. Namun mendadak ia sering menempel dan tidak ingin pergi jauh dari orangtua. Misalnya saja saat Ibu ke kamar atau ke kamar mandi, ia mengikuti seolah merasa takut dan tidak ingin ditinggalkan.

Jika anak mengalami ini, cobalah mengajak berbicara tentang apa yang ia rasakan atau pengalaman kurang menyenangkan yang ia sedang alami. Dengan mendorongnya bercerita, Ayah Ibu bisa membantunya untuk mengatasi masalahnya.

7. Menarik diri

Saat merasa tertekan, kadang kita mencari waktu untuk bisa sendirian. Hal ini juga bisa terjadi pada anak. Mereka mungkin menarik diri dan menolak untuk berbicara secara langsung.

“Beberapa orang mungkin lebih menarik diri dan masuk ke kamar untuk menghabiskan lebih banyak waktu pada teknologi dan ponsel pintar,” ungkap Genevieve Von Lob, psikologis klinis dan penulis buku anak.

8. Mengeluh kesakitan

Saat mengalami stress, anak bisa merasakan gejala sakit seperti yang dirasakan orang dewasa. Mulai dari lemas, pusing, hingga sakit perut.

Jika ibu merasa sakit buah hati bukan karena alasan medis, coba lah mengajaknya berkomunikasi untuk membantunya keluar dari masalah.

9. Sulit menyelesaikan masalah

Saat berhadapan dengan stress, anak- anak akan kesulitan untuk fokus pada tugas- tugas sekolahnya, padahal biasanya mereka dapat mengerjakannya dengan baik. Hal ini terjadi karena pikiran mereka sedang terbebani sehingga mereka sulit fokus pada sekolahnya.

Di tahap yang lebih serius, anak- anak akan mengalami penurunan peringkat yang drastis dalam sekolahnya.

10. Perubahan perilaku

Perhatikanlah apakah anak- anak mulai berperilaku melewati batas dengan menunjukkan sikap agresif, tidak mau mendengarkan nasehat, dan bertengkar lebih sering dengan anggota keluarga lainnya.

“Orangtua mungkin melihat peningkatan kemurungan, kemarahan, atau ledakan emosi yang dialami anak terhadap situasi tertentu,” tutup direktur Autism Center Stepahanie Lee

Jika anak sudah mengalami hal ini dan komunikasi bersama ternyata tidak membantu, mungkin AYah Ibu perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan psikolog anak untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

Tags: