Type to search

Good Parenting

4 Tipe Orangtua dalam Pengasuhan Emosi Anak, Yah Bun yang Mana?

4 Tipe Orangtua dalam Pengasuhan Emosi Anak

Tak bisa kita pungkiri, memang ada banyak tipe orangtua yang berbeda dalam pengasuhan. Kendati begitu, setiap orangtua umumnya mempunyai tujuan yang sama baiknya. Yaitu untuk membantu tumbuh kembang anak yang optimal dan membantu mereka menjadi anak yang sukses di masa depan.

Menurut Dr. John Gottman, seorang psikolog klinis dan peneliti dari Amerika, pengasuhan yang baik terletak pada pemahaman orangtua terhadap sumber emosi dari perilaku bermasalah anak. Penting sekali untuk orangtua mengenali karakter anak mereka dan menangani anak mereka dengan emosi yang stabil.

Tipe Orangtua Berdasarkan Interaksi Emosional

Lebih lanjut lagi, Dr. John Gottman melakukan studi terhadap anak- anak berkaitan dengan interaksi emosional mereka dengan orangtuanya. Hasilnya, terdapat empat tipe orangtua dalam merespon emosi anak- anak :

1. The Dismissing Parent

The Dismissing Parent adalah tipe orangtua yang cenderung mudah mengabaikan apa yang anak alami dan rasakan. Tipe orangtua ini sering berkata pada anaknya, “Sudah, nggak apa- apa. Itu hal biasa, kok. Nanti juga baik lagi.”

Ciri tipe orangtua The Dismissing Parent :

  • Kerap mengabaikan perasaan anak.
  • Menganggap perasaan anak sebagai hal yang sepele atau tidak penting.
  • Selalu ingin emosi anak menghilang dengan cepat.
  • Menganggap emosi anak sebagai tuntutan untuk memperbaiki sesuatu.
  • Sering meremehkan peristiwa yang memicu perasaan anak.
  • Jarang membantu memecahkan masalah anak dan lebih memilih meyakinkan mereka bahwa waktu akan menyelesaikan sebagian besar masalah.


Pengaruh dari tipe pengasuhan ini, anak akan menganggap bahwa perasaan mereka salah, tidak valid dan tidak pantas. Mereka juga akan berpikir ada yang salah dengan diri mereka karena perasaan mereka. Alhasil, dalam jangka panjang anak akan kesulitan mengatur emosi mereka sendiri.

2. The Disapproving Parent

The Disapproving Parent adalah tipe orangtua yang beranggapan bahwa anak- anak menggunakan emosi negatif untuk memanipulasi orangtuanya. Oleh sebab itu, mereka berpikir bahwa emosi negatif yang anak tunjukkan harus dikendalikan karena menampilkan karakter buruk, kelemahan dan membuang- buang waktu mereka.

Tipe orangtua ini dapat kita lihat dari seringnya mengatakan kalimat negatif seperti, “Jangan tantrum, ih! Gitu aja kok nangis sih? Itu bukan masalah besar.”

Ciri tipe orantua ini :

  • Sering mengkritik ekspresi emosional anak.
  • Percaya bahwa emosi negatif itu kelemahan dan harus bisa mengendalikannya.
  • Sering menekankan bahwa anak harus berperilaku baik sesuai standar perilaku orangtua, tanpa mau memahami anak.
  • Meyakini bahwa emosi negatif itu tidak produktif dan buang- buang waktu.

Pengasuhan dengan tipe The Disapproving Parent mempunyai dampak yang sama dengan The Dismissing Parent. Anak- anak akan kesulitan mengenali emosi mereka dan mengelolanya.

3. Laissez-Faire Parent

Orangtua dengan tipe Laissez-faire memberi ruang pada anak untuk melakukan apa yang mereka inginkan, tanpa memberi arahan atau batasan yang jelas. Dalam pola asuhnya, tipe orangtua ini cenderung mendorong anak untuk tumbuh mandiri dan membuat pilihan mereka sendiri.

Dalam hal mengekspresikan emosional, tipe orangtua ini cenderung melemparkan kalimat, “Nggak apa, lanjutkan aja nangisnya.”

Ciri- ciri tipe orangtua Laissez-faire parent :

  • Tidak menetapkan batasan untuk anak.
  • Menerima semua ekspresi emosional anak dengan bebas, tanpa arahan.
  • Hanya memberi sedikit, atau seminimal mungkin panduan tentang perilaku anak.
  • Meyakini bahwa satu- satunya cara yang bisa anak lakukan terhadap emosi negatif adalah dengan melepaskannya.
  • Tidak membantu anak dalam memecahkan masalah.
  • Menerima semua ekspresi emosional dari anak dengan bebas.

Dampak dari orangtua yang menerapkan pengasuhan ini, anak- anak akan kesulitan mengatur emosi mereka. Anak- anak juga cenderung tidak memahami batasan sehingga ini bisa menjadi masalah saat anak bergaul dan menjalin pertemanan.

4. Emotion Coaching Parent

Berbeda dengan ketiga tipe orangtua di atas, emotional coaching parent melakukan perannya dengan hati- hati terkait emosional anak. Saat anak emosi, orangtua meluangkan waktu untuk mendengarkan anak- anak mereka, dan berempati dengan kalimat positif untuk anak.

Selain itu, orangtua juga membantu anak untuk memahami emosi mereka, menetapkan batasan, membimbing dan mengajarkan anak keterampilan memecahkan masalah. Saat anak sedang emosi, tipe orangtua ini sering mengatakan, “Kamu terlihat sedih, nak? Yuk cerita sama Bunda..”

Ciri- ciri tipe orangtua Emotion Coaching Parent : 

  • Sadar dan menghargai emosinya sendiri.
  • Tidak meremehkan perasaan negatif anak.
  • Melihat emosi negatif sebagai sebagai area penting dalam pengasuhan.
  • Menghargai emosi anak sebagai kesempatan untuk membangun kedekatan.

Dampak pengasuhan dari tipe orangtua ini, anak- anak akan mengenali perasaan mereka dengan baik. Anak- anak akan mempercayai perasaan mereka, memahami apa yang mereka rasakan dan belajar memecahkan masalah. Mereka akan tumbuh menjadi anak dengan harga diri tinggi, belajar dengan baik, dan bergaul dengan orang lain dengan lebih baik lagi.

Pentingnya Memahami Perasaan Anak

Memahami perasaan anak memang tidak mudah. Orangtua perlu mengembangkan kesadaran untuk bisa memahami perasaan mereka terlebih dahulu dan mengelolanya dengan baik. Bermodalkan hal ini, akan lebih mudah untuk orangtua dalam membantu anak mengelola emosi mereka dan menerapkan pengasuhan yang positif.

Dr. Gottman mengungkapkan bahwa pelatihan emosi anak merupakan seni yang membutuhkan kesadaran emosional dan serangkaian perilaku mendengarkan, serta pemecahan masalah yang spesifik. Baginya, penting sekali untuk orangtua menyadari perasaan anak, mampu berempati, menenangkan dan membimbing mereka. Hal ini adalah kunci penting dalam kesuksesan hubungan dan kebahagiaan dalam keluarga.

Tags: