Agar Anak Selalu Dekat, Ini Perilaku yang Orangtua Harus Hindari
Dalam mendidik anak, kedekatan antara orangtua dan anak sangatlah penting. Saat hubungan anak dan orangtua terjalin dengan baik, maka komunikasi akan berjalan dengan baik.
Alhasil, nilai- nilai positif yang orangtua ingin tanamkan ke anak menjadi lebih mudah untuk diterima. Sayangnya, yagn terjadi di lapangan seringkali tidak semudah teori seperti ini.
Perilaku Orangtua yang Membuat Anak Menjauh
Ada banyak kendala yang mungkin terjadi. Salah satunya adalah saat orangtua secara sadar maupun tidak sadar melakukan beberapa hal yang membuat kedekatan orangtua dan anak menjadi berkurang.
Agar hal ini tidak berlarut- larut, ada baiknya orangtua saling intropeksi diri. Orangtua juga disarankan menghindari hal- hal berikut ini :
1. Orangtua Tidak Bisa Menjadi Sahabat Anak
Masing- masing dari kita tentu pernah mempunyai sosok sahabat. Saat mempunyai sahabat, rasanya menyenangkan sekali. Kita punya teman untuk berbagi banyak hal, saling mendengarkan, dan siap menolong saat dibutuhkan.
Dan yang terpenting dari sosok sahabat adalah rasa nyaman yang tidak mudah tergantikan. Nah, peran ini lah yang perlu dilakukan orangtua : menciptakan rasa nyaman pada anak.
Karena kesibukan satu dan lain hal, kadang orangtua kesulitan menjadi sahabat untuk anak. Jangankan memberi kenyamanan pada anak, kadang meluangkan waktu untuk anak bercerita saja tidak semua orangtua bisa.
Padahal, untuk menjaga kedekatan dengan anak, orangtua perlu menjadi sahabat anak. Dengarkan ceritanya, keluh kesahnya dan buat ia merasa nyaman tanpa ada rasa takut dihakimi orangtua.
2. Melarang Anak Tanpa Alasan
Kata- kata larangan “Jangan” atau “Tidak boleh” sebaiknya dihhindari orangtua. Terutama saat orangtua tidak bisa memberikan alasan yang masuk akal mengapa kata- kata larangan tersebut dilontarkan.
Sebaliknya, orangtua disarankan untuk lebih banyak menyuarakan kata- kata positif. Berikut ini adalah contoh penggunaan kata- kata positif menggantikan kata “jangan” atau “tidak boleh” :
Kata- kata negatif yang sering diucapkan ke anak dapat membuat anak menjadi kurang percaya diri dalam melakukan sesuatu, dan bahkan menimbulkan efek trauma untuk anak.
Perasaan ini bisa terbawa anak sampai dewasa dan menjadi anak tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah dan minim inisiatif.
Bolehkah orangtua memberikan larangan kepada anak?
Sah- sah saja sebenarnya, namun perlu disampaikan dengan cara yang tepat. Selain itu, jangan lupa juga untuk memberikan alasan mengapa anak dilarang melakukan suatu hal. Dengan begitu anak akan belajar memahami situasi dan berhati- hati.
3. Kurang Menunjukkan Empati
Empati adalah kemampuan dalam merasakan apa yang orang lain rasakan. Karakter ini perlu dimiliki oleh setiap orang, terutama orangtua. Dengan memberi contoh empati yang baik, orangtua akan menjadi teladan yang baik bagi anak.
Empati juga perlu diberikan kepada anak. Misalnya saat anak terlihat murung atau kesal, cobalah menanyakan apa yang anak rasakan. Selanjutnya, bantu anak untuk menyelesaikan masalahnya tanpa banyak ngomel atau menghakimi anak.
Orangtua juga perlu menunjukkan empati kepada orang lain sebagai contoh kepada anak. Misalnya bersikap baik terhadap ART dan mengajarkan anak menghormati ART dengan memberi contoh bersikap yang baik.
4. Bicara Tanpa Filter
Orangtua perlu memilah kata- kata saat bicara dengan anak. Karena apa yang anak lihat dan dengar, ini akan menjadi salah satu faktor yang membentuk kepribadiannya.
Maka dari itu, orangtua perlu memperhatikan gaya bicaranya dan juga memfilter kata- kata yang dikeluarkan. Misalnya, jangan biasakan menggunakan nada tinggi saat bicara dan menasehati anak.
Jika orangtua terbiasa menggunakan nada tinggi, maka anak pun akan suka berkata- kata dengan nada tinggi, terlebih saat berbicara dengan temannya.
Saat hendak menasehati anak, pastikan Ayah Ibu sudah menenangkan hati lebih dulu dan bersiap menggunakan kata- kata yang baik saat berbicara.
5. Gengsi Minta Maaf
Tak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Sama halnya dengan orangtua. Ada kalanya orangtua melakukan kesalahan karena bersikap terlalu kaku pada anak dan melampiaskan kekesalan dengan cara yang salah.
Bila ini terjadi, maka orangtua tidak boleh gengsi untuk minta maaf pada anak. Sampaikan bahwa Ayah Ibu telah bersalah karena bersikap kurang baik dan seharusnya bisa menahan emosi.
Dengan bersikap fair seperti ini, orangtua dapat meredakan rasa kecewa anak. Dan yang terpenting, orangtua juga mengajarkan anak agar tidak malu untuk minta maaf saat berbuat salah kepada teman- temannya.
6. Sering Mengancam
Salah satu kebiasaan buruk orangtua adalah sering mengancam anak saat anak bersikap kurang baik atau tidak melakukan apa yang orangtua inginkan. Seringkali ancaman ini tidak orangtua sadari karena dilakukan dengan kalimat yang halus.
Misalnya saja, “Ayo PR nya diselesaikan, nanti dimarahi ibu guru lho.”
Secara tidak langsung, orangtua mengajarkan anak untuk melakukan tanggung jawabnya hanya agar tidak dimarahi orang lain.
Akan lebih baik jika orangtua berkata, “Yuk kerjakan PR nya agar kakak semakin paham pelajaran yang diberikan ibu guru.”
Terdengar jauh lebih menyenangkan kan, ayah ibu? Dan tentu saja anak akan melakukan tanggung jawabnya dengan perasaan lebih senang dan nyaman.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti