Type to search

Inspirasi Kesehatan

Kanker Leukimia pada Anak dapat Disembuhkan, Kisah Natarini Setianingsih ini adalah Buktinya

Kisah Natarini Setianingsih , sembuh dari sakit kanker leukimia

Ayah Bunda, saat mendengar kanker leukemia, apalagi bila ini terjadi pada buah hati tercinta atau orang terdekat, pasti kita merasakan kesedihan dan kepanikan yang teramat sangat. Di benak kita, kanker leukemia adalah penyakit yang sangat mematikan.

 

Gejala Awal Penyakit Leukimia

Sebelum kita beranjak terlalu jauh, akan lebih baik jika kita mengetahui gejala awal penyakit leukemia pada anak. Hal ini perlu kita ketahui untuk membantu proses penyembuhan anak yang telah didiagnosis kanker.

dr. Mururul Aisyi, Sp A(K), spesialis anak sekaligus konsultan onkologi dari rumah sakit kanker Dharmais, Jakartam mengungkap bahwa gejala awal penyakit leukemia adalah kondisi anak yang sering terlihat pucat dan demam.

Diagnosis leukemia bisa semakin menguat jika anak mengalami pendarahan di organ tubuhnya.

Fakta yang perlu kita ketahui juga, dibandingkan orang dewasa, anak- anak dengan kanker memang cenderung lebih kuat sehingga proses terapi dan perawatan hingga penyembuhan bisa menjadi lebih cepat.

 

Perjuangan Rini Sembuh dari Kanker Leukimia

Salah satu kisah yang bisa menginspirasi kita dan terus optimis dalam menghadapi kanker satu ini adalah perjuangan Natarini Setianingsih (34 tahun) yang sembuh dari kanker leukemia saat masih berusia anak- anak.

Menjelang usia remajanya, Natarini menghabiskan waktunya untuk melakukan hal yang berbeda dibandingkan anak- anak seusianya. Ia terus melakukan pengobatan di rumah sakit setelah dokter mendiagnosis dirinya terkena kanker di usia 12 tahun.

Peristiwa ini memang sudah terjadi hampir 19 tahun lalu, namun wanita yang disapa Rini ini selalu mengingat perjuangannya dalam melawan kanker darah atau leukemia ini. Termasuk diantaranya kesigapan orangtuanya dalam mencari tahu gejala awal penyakit kanker yang diidapnya waktu itu.

Wanita yang bekerja di bagian publikasi jurnal imiah RS Kanker Dharmais ini mengungkap bahwa motivasi yang diberikan orangtuanya dalam melewati proses pengobatan sangat membantunya untuk ingin cepat sembuh.

Kisah Natarini Setianingsih , sembuh dari sakit kanker darah yang mematikan

Perjuangan yang dialami Rini terasa sangat berat. Ia melakukan proses kemoterapi 6 kali dan radiasi 11 kali dalam kurun waktu 2 tahun hingga kondisi fisiknya terlihat sempat memprihatinkan. Setelah melalui proses yang panjang itu, ia kini bisa bernafas lega. Penyakit mematikan yang dideritanya kini bisa sembuh total.

Rini dan Orangtua Sempat Shock

Gejala awal dirasakan Rini pada tahun 1996 saat masuk kelas 1 SMP. Gejala awal penyakit leukemia yang dirasakannya adalah sering terlihat pucat dan demam. Saat demam, ia sering menegak obat Pereda demam. Obat ini memang sedikit meredakan, namun besoknya kambung kembali. Begitu seterusnya.

Saat pertama dibawa ke dokter, ia sempat didiagnosa malaria. Dokter lain ada yang beranggapan ia terkena liver karena terlihat pucat dan kuning. Namun, karena selama sebulan tidak sembuh- sembuh, akhirnya ia dirujuk untuk datang ke spesialis darah. Setelah hasil tes darah menunjukkan HB Rini 8, ia pun dirujuk ke RSCM.

Dokter spesialis kemudian mendiagnosa Rini mengalami penyakit leukemia, ia dan orangtua memang cemas seperti orang pada umumnya. Sang ibu bahkan sempat sangat drop. Rini sempat membayangkan kematian karena stigma kanker sebagai penyakit ganas dan tak tersembuhkan.

Namun kemudian keluarga besar saling menguatkan Rini dalam menjalani proses pengobatan di rumah sakit, termasuk melakukan bor tulang sumsum. Melihat kekompakan keluarga dalam mendampingi inilah yang membuat RIni semakin termotivasi untuk bisa cepat pulang ke rumah.

Kini, Rini sudah benar- benar sembuh total dari kanker leukemia. Ia kini menikmati hidupnya sebagai seorang kanker survivor dengan tetap menjaga pola hidup sehat dalam hidupnya sehari- hari. Ia tetap berolahraga ringan, seperti senam atau bersepeda, rajin minum jus sayuran, serta mengurangi gula dan garam.

 

Orangtua Harus Cepat Tanggap Terhadap Gejala Penyakit pada Anak

Saat terkena kanker, Rini menyadari bahwa usia 12 tahun membuatnya mudah untuk mengidentifikasi rasa sakitnya. Hal berbeda bila ini terjadi di usia yang sangat kecil, apalagi balita karena mereka hanya bisa menangis. Orangtua pun akhirnya bingung harus melakukan apa.

Namun dari penyakit yang dideritanya, ia belajar bahwa ibu nya yang cepat tanggap sangat membantunya untuk mengetahui gejala awal penyakit dan mencari pengobatan terbaik. Menurutnya, reaksi dan tindakan orangtua sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan sebuah penyakit, baik itu penyakit yang mudah atau kategori penyakit yang sulit.

Saat orangtua tahu apa yang harus dilakukan dan tetap tegar menghadapi penyakit anaknya, maka proses penyembuhan yang tidak mudah akan dapat dilalui dengan lebih baik.

 

Tags: