Mengenal Middle Child Syndrome dan Ciri-cirinya pada Anak
Pernahkah Ayah Bunda mendengar tentang Middle Child Syndrome atau sindrom anak tengah? Dalam banyak kasus, terhimpit diantara si sulung dan si bungsu seringkali membuat si anak tengah sering merasa terabaikan.
Tentunya situasi ini menjadi kondisi yang kurang nyaman untuk si anak tengah. Mereka sering haus perhatian dan orangtua kurang peka terhadap perasaan mereka. Di artikel ini, ParentingCenter.id akan secara khusus membahas tentang Middle Child Syndrome dan bagaimana ciri- ciri anak yang mengalaminya.
Apa itu Middle Child Syndrome (Sindrom Anak Tengah)?
Middle Child Syndrome (sindrom anak tengah) merupakan kondisi psikologis dimana si anak tengah sering merasa diabaikan oleh orangtua mereka sendiri. Ciri- cirinya cukup beragam. Mulai dari anak yang merasa rendah diri, merasa tidak berguna, takut bersosialisasi, hingga rasa frustasi pada anak.
Anak yang mengalami middle child syndrome sebaiknya segera mendapatkan penanganan segera agar tidak berdampak lebih buruk lagi saat mereka dewasa. Solusi utamanya, orangtua mulai menyadari situasi ini dan mulai memberikan perhatian lebih kepada si anak tengah tersebut.
Sebagai langkah antisipasi awal, orangtua sebaiknya peka dalam mengenali ciri- ciri ini pada anak tengah. Dengan begitu, orangtua dapat membantu si anak tengah untuk melawan kondisi psikologis ini.
Ciri- ciri Anak yang Mengalami Middle Child Syndrome
Terus menerus merasa dikucilkan dan diabaikan akan berdampak pada psikologis si anak tengah. Untuk mengantisipasinya, Ayah Bunda perlu mengenali ciri- ciri anak yang mengalami sindrom anak tengah ini. Dengan begitu, orangtua dapat membantu anak untuk melawan kondisi psikologis ini dan menciptakan bonding yang lebih baik dengan si anak tengah.
Berikut adalah beberapa ciri- ciri anak dengan Middle Child Syndrome :
1. Suka Mencari Perhatian
Baik itu sulung, tengah maupun bungsu, perhatian dan kasih sayang dari orangtua adalah kebutuhan dasar anak. Sayangnya, seringkali si anak tengah yang posisinya terhimpit ini menjadi anak yang paling kurang diperhatikan.
Hal ini lah yang membuat si anak tengah terkesan suka mencari perhatian orangtuanya. Tidak jarang, mereka sengaja membuat ulah atau meluapkan kemarahannya terhadap hal- hal kecil. Hal ini semata- mata demi memperoleh perhatian dari orangtuanya.
2. Menganggap Saudara Kandung sebagai Pesaing
Karena merasa kurang perhatian, si anak tengah sering melihat kakak dan adiknya sebagai pesaing dalam mendapatkan kasih sayang orangtua. Mereka sering merasa cemburu saat orangtua menunjukkan perhatian yang berbeda ke kakak dan adiknya.
3. Perasaan Frustasi
Anak yang mengalami middle child syndrome akan merasa bahwa dirinya dibeda- bedakan dengan saudara kandungnya. Di sisi lain, mereka sebenarnya sangat haus kasih sayang dan kepedulian dari orangtuanya. Perasaan ini berlarut- larut akan membuat mereka merasa frustasi hingga bersikap agresif.
4. Harga Diri yang Rendah
Seorang anak yang sering merasa dibedakan dan dikucilkan akan memiliki rasa percaya diri yang rendah. Terlebih, pihak yang membuat si anak merasa seperti ini justru berasal dari sosok yang seharusnya memberikan kasih sayang dan kekuatan. Selain harga diri yang rendah, kondisi ini juga membuat anak rentan mengalami gangguan kesehatan mental lainnya.
5. Merasa Tidak Berguna
Rasa frustasi dan harga diri yang rendah pada anak tengah membuat mereka semakin jauh dari jangkauan orangtuanya. Hal ini ternyata juga memicu mereka kerap merasa tidak berguna dan sering menyalahkan diri sendiri.
Orangtua sebaiknya menyadari situasi ini dan segera mengatasinya agar anak tidak terus menerus tenggelam dalam rasa bersalah.
6. Takut Bersosialisasi
Salah satu karakteristik si anak tengah adalah kemungkinan takut bersosialisasi. Hal ini terjadi lantaran mereka merasa tidak diperhatikan orangtuanya. Mereka cenderung menarik diri karena berpikir orang- orang di luar juga punya kecenderungan untuk mengabaikan kehadirannya. Meski mereka sangat membutuhkan perhatian, di satu sisi mereka juga takut menghadapi penolakan lainnya.
7. Sulit Percaya Terhadap Seseorang
Anak- anak akan mudah mempercayai seseorang saat mereka berada di di lingkungan yang aman dan merasa dicintai. Namun sayangnya, hal ini adalah situasi yang berkebalikan dengan yang anak tengah rasakan.
Mereka merasa tidak dicintai dan sering merasa sendiri. Alhasil, mereka pun menjadi sulit untuk percaya pada seseorang. Kendati begitu, tidak semua sindrom anak tengah mengalami hal ini. Saat mereka bisa menjalin pertemanan yang positif, mereka akan belajar untuk mempercayai seseorang dengan lebih mudah.
Cara Mengatasi Anak dengan Middle Child Syndrome
Anak dengan middle child syndrome tak boleh dibiarkan berlarut- larut. Setelah mengenali ciri- ciri sindrom anak tengah, orangtua perlu segera mengatasi masalah ini dan membuat si anak tengah kembali merasa dicintai.
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat orangtua lakukan untuk mengatasi middle child syndrome ini :
1. Jangan Biarkan Mereka Merasa Diabaikan
Tidak jarang orangtua terlalu fokus pada si anak pertama dan anak bungsu karena beberapa faktor. Misalnya anak pertama yang sedang berjuang untuk mempersiapkan sekolah lanjutan, dan si bungsu yang masih kecil dan butuh perhatian lebih. Lantas bagaimana dengan si anak tengah?
Apapun situasinya, tidak adil jika orangtua mengabaikan anak tengah karena situasi tertentu. Untuk itu, hindari membuat si anak tengah merasa terabaikan. Misalnya saat tengah makan malam atau waktu santai bersama anak- anak di malam hari, coba libatkan si anak tengah untuk ngobrol bersama seputar aktivitasnya. Tanyakan bagaimana hari- harinya di sekolah atau minta saran untuk tempat liburan sekolah yang ia sukai.
Dalam perbincangan ini, pastikan Ayah Bunda menyimak obrolannya dengan seksama. Ajak juga anak- anak yang lain untuk ikut mendengar dan memberi umpan balik. Dengan begitu, anak tengah akan merasa bahwa ia juga diperhatikan dan didengarkan.
2. Luangkan Waktu Bersama si Anak Tengah
Di tengah- tengah kesibukan Ayah Bunda, tetap luangkan waktu untuk mengajaknya bermain dan berbincang. Jika perlu, sisihkan waktu spesial untuknya. Misalnya saja waktu ngobrol khusus menjelang waktu tidur atau mentraktirnya es krim usai pulang sekolah.
Perhatian yang orangtua berikan ini akan sangat berarti untuk si anak tengah. Ia akan menyadari bahwa orang tuanya menyayanginya dan menunjukkannya dengan cara yang berbeda- beda antara anak sulung, tengah dan bungsu.
3. Bantu Anak untuk Menyampaikan Perasaannya
Anak yang sering merasa tersisihkan akan sulit untuk menyampaikan perasaannya. Ini lah yang sering terjadi pada seorang anak tengah.
Orangtua perlu melakukan pendekatan pada anak secara bertahap. Saat meluangkan waktu bersama, utarakanlah rasa kasih sayang Ayah Bunga sebagai orangtua pada anak. Setelah itu, dorong anak untuk juga berani mengungkapkan perasaannya.
Lewat berbagai perasaan ini, anak akan memahami bahwa orangtua mendengar dan menerima perasaannya. Rasa sepi dan terabaikan yang ia alami akan mereda saat ia berhasil menyampaikan perasaan dan unek- uneknya.
4. Bangun Kembali Harga Diri nya
Jika sempat terabaikan cukup lama, anak tengah biasanya akan memiliki harga diri yang rendah. Oleh sebab itu, orangtua juga bertugas untuk membangun harga dirinya kembali. Misalnya saja dengan mengajaknya berbicara tentang hal baik yang ia capai dan memuji prestasinya selama ini.
Jangan sampai karena sibuk dengan si kakak yang sedang berprestasi, Ayah Bunda jadi mengabaikan upaya- upaya yang sudah dicapai oleh si anak tengah.
5. Mendorong Individualitas nya
Setiap anak pada dasarnya mempunyai individualitas yang berbeda- beda. Hal yang sama terjadi pada anak tengah. Dalam hal ini, orangtua perlu mendorong individualitas anak dalam hal positif. Caranya adalah dengan menanyakan pendapatnya tentang hal- hal tertentu dan memberi mereka ruang untuk memilih yang mereka sukai.
Misalnya saat mengajak mereka berbelanja, biarkan mereka memilih baju yang mereka suka. Dengan cara ini, anak akan belajar mandiri dan menentukan pilihan untuk dirinya.
6. Memberikan Dukungan secara Emosional
Yang tidak kalah pentingnya, memberi dukungan secara emosional secara berkelanjutan sangat penting untuk mengatasi middle child syndrome. Tunjukkan pada anak tengah bahwa Ayah Bundanya akan selalu punya kesempatan untuk meluangkan waktu bersama mereka. Tegaskan juga bahwa kasih sayang orangtua untuk anak- anaknya akan terus mengalir tanpa membeda- bedakan.
Sesekali juga, orangtua bisa mengajak anak bernostalgia tentang masa kecil mereka. Tunjukkan foto- foto saat mereka masih kecil dan kenangan yang hadir bersama orangtua. Cara ini dipercaya cukup ampuh untuk mendukung anak tengah dari sisi emosional mereka.
Middle Child Syndrome sebagai Kondisi Psikologis
Sebenarnya masih menjadi misteri apakah middle child syndrom benar- benar ada. Melansir dari Web MD, sindrom tengah ini merupakan bagian dari psikologi berdasarkan urutan lahir seorang anak.
Urutan lahir ini berawal dari si sulung sebagai anak tertua, anak kedua, anak ketiga, hingga anak terakhir. Sejumlah ahli percaya bahwa urutan lahir akan berdampak pada kepribadian anak dan struktur keluarga. Kendati begitu, beberapa ahli menyatakan tidak setuju.
Psikolog berkebangsaan Austria, Alfred Adler, menyebut bahwa urutan lahir bisa berdampak pada tumbuh kembang anak. Ia juga percaya bahwa jumlah saudara kandung akan berdampak pada potensi sang anak.
Menurut Adler, meski tinggal di rumah yang sama, kepribadian antara saudara kandung bisa berbeda antara satu yang lain. Ia juga berpendapat bahwa setiap anak perlu dilihat sebagai individu yang berbeda, sesuai dengan urutan kelahiran.
Middle child syndrome sendiri pada dasarnya lebih ke kondisi psikologis, bukan sebuah kondisi medis resmi. Kendati begitu, karakteristik dan dampaknya perlu kita antisipasi karena berkaitan dengan tumbuh kembang si anak tengah itu sendiri.
Kesimpulan
Setiap anak, baik itu anak pertama, tengah maupun anak terakhir, masing- masing mempunyai kebutuhan akan cinta dan kasih sayang dari orangtuanya. Harapan dari mereka adalah kasih sayang itu diberikan secara adil tanpa ada perasaan dibedakan, terlebih diacuhkan.
Oleh sebab itu, jagalah anak- anak kita dari perasaan terabaikan yang berdampak negatif untuk tumbuh kembang mereka. Dengan memahami apa itu middle child syndrome, ciri- ciri dan cara mengatasinya, semoga anak- anak kita senantiasa merasa cukup dengan kasih sayang yang kita berikan.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti