6 Bentuk Dad Shaming yang Sering Ayah Alami & Cara Mengatasinya
Berbagai bentuk Dad shaming yang kerap para Ayah alami menjadi sebuah fenomena yang mengemuka dalam era parenting modern. Fenomena ini menggambarkan realitas yang sering kali terabaikan dalam perbincangan seputar peran orang tua.
Sementara mom shaming telah menjadi sorotan utama, dad shaming menunjukkan bahwa tekanan sosial terhadap peran orang tua tak hanya dialami oleh para ibu. Dalam pengasuhan anak, para ayah sering kali mendapati diri mereka menjadi sasaran kritik, celaan, dan perbandingan yang tidak adil.
Di artikel kali ini, ParentingCenter.id mengajak Ayah dan Bunda untuk mengintip apa saja bentuk dad shaming yang kerap terjadi dan tips mengatasinya.
Apa itu Dad Shaming?
Dad shaming adalah praktik mencela, mengkritik, atau mengejek seorang ayah berdasarkan keputusannya dalam mengasuh anak, gaya hidupnya, atau perannya sebagai seorang ayah. Fenomena ini sering kali dihadapi oleh para ayah yang mencoba menjalankan peran mereka dengan sebaik mungkin.
Dad shaming dapat muncul dalam bentuk penilaian terhadap tingkat keterlibatan seorang ayah dalam kehidupan anak-anaknya. Kritik ini seringkali berakar pada harapan masyarakat yang menginginkan keterlibatan setara dari kedua orang tua, tanpa mempertimbangkan dinamika keluarga yang unik.
Di sisi lain, ada juga kelompok yang merasa sosok Ayah tidak perlu terlibat banyak dalam pengasuhan. Padahal kenyataannya, Ayah juga punya andil besar dalam mendukung tumbuh kembang buah hati. Terlebih lagi, Ayah juga berdampak kecerdasan anak saat terlibat dalam pengasuhan.
Mengapa Dad Shaming Bisa Terjadi
Dad shaming merupakan hasil dari dinamika kompleks dalam masyarakat yang masih terpaku pada stereotip gender dan ekspektasi peran tradisional. Fenomena ini tidak hanya bersumber dari persepsi terhadap peran seorang ayah, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
1. Stereotipe Gender dalam Masyarakat
Salah satu pemicu utama dari Dad Shaming adalah adanya stereotip yang melekat di masyarakat. Ekspektasi konvensional terhadap laki-laki sebagai pemimpin yang tangguh dan tidak tergoyahkan sering kali menempatkan seorang ayah pada tekanan yang tidak wajar.
2. Ekspektasi Terhadap Peran Ayah sebagai Pencari Nafkah
Ekspektasi masyarakat terhadap peran ayah sebagai pencari nafkah juga bisa membuat para ayah menjadi sasaran kritik. Saat seorang ayah membuat pilihan karir atau keputusan yang tidak sesuai dengan norma sosial, ia pun kerap mendapat kritik dan penilaian negatif dari masyarakat.
3. Pergeseran Paradigma Keluarga
Penilaian negatif untuk Ayah juga bisa terjadi akibat terus berkembangnya peran orang tua dalam keluarga modern. Seiring pergeseran dinamika keluarga, terkadang sulit bagi masyarakat untuk mengatasi paradigma tradisional dan menerima peran ayah yang lebih terlibat dalam aspek-aspek kehidupan sehari-hari.
6 Bentuk Dad Shaming & Cara Mengatasinya
Berbagai bentuk Dad shaming mencerminkan kompleksitas peran seorang ayah dalam masyarakat. Memahami berbagai bentuk dad shaming dan strategi untuk mengatasinya akan membantu para Ayah untuk menghadapi tantangan ini dengan percaya diri.
1. Kritik terhadap Keterlibatan Ayah
Beberapa ayah mungkin mendapat kritikan tajam atau komentar negatif karena tingkat keterlibatan mereka dalam kehidupan anak-anak. Untuk mengatasinya, Ayah dapat meningkatkan komunikasi dengan pasangan dan mendefinisikan kembali peran bersama dalam pengasuhan.
2. Penilaian terhadap Gaya Pengasuhan
Setiap ayah mungkin mempunyai gaya pengasuhan yang berbeda dengan ayah lainnya. Selama tidak berkonteks negatif, tidak seharusnya seorang Ayah menjadi sasaran kritik karena menerapkan cara yang berbeda.
Untuk mengatasi dad shaming terkait gaya pengasuhan, penting bagi para ayah untuk memahami bahwa setiap keluarga unik. Ayah juga bisa membicarakan ini dengan para Ayah lain untuk membuat mereka terbuka terhadap perbedaan dan menciptakan lingkungan yang mendukung.
3. Perbandingan dengan Ayah Lain
Dalam hal apapun, dibanding- bandingkan dengan sosok lain adalah hal yang tidak menyenangkan. Termasuk sosok Ayah dalam menjalankan perannya.
Agar tidak terjebak dalam perbandingan yang merugikan, para ayah dapat fokus pada perkembangan pribadi mereka dan hubungan yang mereka bangun dengan anak-anak. Mempromosikan budaya dukungan antara ayah-ayah dapat membantu mengatasi tekanan ini.
4. Komentar Negatif terkait Penampilan
Kritik terhadap penampilan Ayah dapat menggerus rasa percaya dirinya. Alhasil, ini membuat para ayah enggan bersosialisasi dan cenderung menutup diri.
Mengatasi dad shaming terkait penampilan fisik melibatkan pengembangan rasa percaya diri yang kokoh. Para ayah dapat menekankan pentingnya kesehatan fisik dan mental, serta memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan dan gaya hidup sehat.
5. Ketidaksetujuan terhadap Pilihan Karir
Bentuk dad shaming kepada Ayah juga muncul saat seorang ayah memilih karir yang dianggap tidak sesuai. Terlebih saat ini bertentangan dengan background pendidikan seseorang.
Untuk mengatasi dad shaming ini, Ayah bisa menetapkan batas yang sehat antara karir dan kehidupan pribadi, serta mendiskusikan tentang perbedaan pilihan karir ini. Mengkomunikasikan prioritas dan komitmen dengan jelas juga dapat membantu Ayah menghindari konflik.
6. Kritik terhadap Peran Rumah Tangga
Kritik terhadap peran rumah tangga juga menjadi bentuk Dad Shaming yang umum terjadi. Tentu saja, mudah untuk orang- orang di luar berkomentar, tanpa memahami lebih dalam.
Untuk mengatasi hal ini, para ayah dapat membentuk kerjasama yang seimbang dengan pasangan. Tunjukkan bahwa setiap kontribusi dalam rumah tangga memiliki nilai, dan kolaborasi dalam tanggung jawab dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan
Dad shaming bukan sekadar fenomena sepele di kalangan para orangtua. Melainkan refleksi dari tekanan sosial yang masih melingkupi peran ayah dalam masyarakat. Dengan memahami bentuk-bentuk dad shaming dan bagaimana mengatasinya, para ayah dapat membentuk lingkungan yang lebih positif dan mendukung untuk tumbuh kembang anak-anak.
Mari bersama-sama membangun lingkungan yang mendukung, menghormati, dan merayakan peran ayah yang beragam. Dengan demikian, kita tidak hanya melawan dad shaming, tetapi juga membentuk landasan yang lebih kuat bagi perkembangan positif anak-anak kita dan generasi mendatang.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti