Ibu Bekerja atau Ibu Rumah Tangga, Sudahkah Anda Bahagia? Baca Fakta Ini
Siapa yang lebih hebat dan bahagia : ibu rumah tangga atau ibu bekerja?
Seringkali kita terjebak ke dalam perdebatan sengit ini. Alih- alih menikmati style parenting dan rumah tangga yang kita miliki dan memang, kita justru sibuk menghakimi ibu- ibu lain demi merasa menjadi versi ibu yang lebih bahagia. Padahal, semakin keras kita mencoba, berarti kita semakin tidak bahagia.
Setiap Orang Punya Alasan Tersendiri
Menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja, keduanya adalah pilihan yang sama baiknya. Pilihan ini biasanya diambil perempuan dengan mempertimbangkan situasi rumah tangga mereka.
Contohnya saat seorang wanita memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sembari berkarir. Bukan keputusan mudah. Tidak heran, keputusan ini sering dilatarbelakangi alasan tertentu. Misalnya saja karena passion sang istri sekaligus kesepakatan untuk membantu suami menambah sumber penghasilan rumah tangga.
Hal ini tentu wajar dan sah- sah saja. Sayangnya, di dunia ibu- ibu, hal ini sering menjadi perdebatan tiada henti. Ada cibiran- cibiran yang entah dari mana asalnya mulai bertebaran kesana kemari. Ada yang membandingkan satu sama lain, ada juga yang meragukan apakah si wanita ini bisa menjalankan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Terkait fenomena ini, Founder House of Perempuan Citra Natasya angkat bicara. Menurutnya, stay at home mom atau ibu rumah tangga full-time dan wanita karir sama hebatnya. Masing- masing mempunyai pengalaman hidup yang mempengaruhi setiap individu untuk menentukan pilihan mereka.
Citra sendiri mengaku pernah menjadi seorang pekerja. Namun sejak menikah ia memilih untuk mengurangi porsinya dan fokus mengurus keluarga. Menurutnya, yang terpenting adalah kemampuan kita untuk beradaptasi sebagai perempuan dan menyeimbangkan semua hal dalam kehidupan.
“Apapun itu statusnya, mau di rumah atau bekerja memiliki preferensinya masing-masing. Menjadi ibu rumah tangga itu nggak mudah, begitu juga dengan berkarir di kantor ada porsi tantangan dan kesulitannya sendiri,” ujarnya beberapa waktu lalu di acara Media Gathering dan Peluncuran Kampanye #FearlessBeauty oleh Sariayu Martha.
Wantia 28 tahun ini mengungkapkan bahwa apapun pilihan yang diambil sebaiknya bukan menjadi masalah besar. Yang penting, perempuan harus bisa mengomunikasikan ini dengan keluarga ini dan menikmatinya. Adanya kesepakatan dengan suami dan jika sudah mempunyai anak ada yang menjaga anak saat bekerja, maka semua hal akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.
“Perlu diingat, ibu yang bekerja di kantor itu bukan seputar materi tetapi untuk anak juga. Di kantor wanita akan membuat network yang mana ini menjadi modal untuk diajarkan kepada anak kelak,” jelas Citra.
Sedangkan untuk stay at home mom, memilih tinggal di rumah bukan berarti tidak mampu bahagia. Mereka tentu punya alasan mengapa memilih untuk menjadi full-time mommy. Misalnya saja dulu pernah merasakan sedihnya menjadi anak broken home sehingga ia tak ingin anaknya merasakan hal yang sama dengannya dulu.
Itulah alasannya mengapa sebaiknya para ibu tidak sibuk menghakimi keputusan satu sama lain. Selain tidak bijak, kita sendiri juga tidak benar- benar tahu latar belakang keputusan yang diambil dalam sebuah rumah tangga.
“Menjadi ibu rumah tangga walaupun fokus mengurus keluarga, ada baiknya jangan berhenti aktif berkarya dan senantiasa mengembangkan skill yang ada. Untuk ibu yang berkarir, upayakan tetap seimbang dan pastikan perhatian untuk keluarga tidak berkurang,” tambah Citra.
Menjadi Ibu Bahagia Dengan Menikmati Keputusan yang Diambil
Dengan segala kesibukan dan tanggungjawab yang ia miliki, seorang Ibu sepatutnya menikmati apa yang ia miliki. Berhenti menghakimi dan membanding- bandingkan diri dengan ibu yang lain. Kunci kebahagiaan itu sendiri adalah saat wanita menikmati apa yang dimilikinya dan legawa dengan keputusannya, apakah akan menjadi full-time mommy atau menjadi ibu berkarir.
Selain itu, seorang ibu perlu bisa membawa diri untuk tidak mudah iri dan minder dengan kehidupan orang lain yang dari luar terlihat lebih menyenangkan. Semua dan setiap hal itu sudah ada porsinya masing- masing. Penting untuk mensyukuri setiap hal yang kita miliki untuk terus hidup bahagia.
Jika ada satu hal yang mendorong kita untuk iri dan tidak bahagia, jauhi hal tersebut. Misalnya saja, media sosial sering menjadi distraksi banyak orang untuk menikmati hidup lantaran kita melihat kesempurnaan yang dipamerkan orang lain melalui akun media sosialnya. Jika tidak mampun meredam diri, jauhkan diri dari media sosial.
Bagaimana, Ibu? Sudahkah Ibu bahagia dan menikmati hidup?
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti