WHO : Screen Time untuk Anak- anak Tidak Boleh Lebih dari Satu Jam
Memberikan gadget sering dilakukan orangtua dengan alasan untuk membuat anak menjadi lebih tenang. Kenyataanya, gadget jelas bukan ‘baby sitter’ terbaik untuk anak. Meski relatif membantu orangtua untuk bisa lebih rileks, gadget bisa memberi dampak buruk pada anak jika penggunaannya tidak tepat.
Gadget Bukan untuk Bayi dan Balita
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru- baru ini menegaskan bahwa bayi dan balita seharusnya tidak dibiarkan diam menonton gadget maupun televisi sebelum usianya mencapai 2 tahun.
Sementara itu, WHO juga menyarankan agar batasan screen time untuk balita usia 2-4 tahun hanya berkisar satu jam sehari, dan akan lebih baik lagi jika bisa dikurangi. Hal ini ditetapkan dengan tujuan mencegah berkurangnya aktifitas anak yang menjadi salah satu faktor resiko kematian dan terkait dengan obesitas secara global.
Panduan WHO untuk Screen Time Anak
Lebih lanjut, berdasarkan hasil risetnya, WHO merangkum panduan pengasuhan dan durasi screen time yang tepat untuk mengurangi resiko kesehatan pada anak, sekaligus meningkatkan aktifitas anak.
Untuk Bayi
- Tetap aktif secara fisik beberapa kali dalam sehari, termasuk setidaknya 30 menit ‘tummy time’ atau tengkurap
- Disarankan tidak boleh ada screen time
- Tidur selama 14-17 jam sehari termasuk tidur siang untuk bayi baru lahir, dan pada usia 4-11 bulan berkurang menjadi 12-16 jam
- Tidak dikekang, misalnya berada dalam stroller atau kursi bayi lebih dari satu jam
Usia 1-2 tahun
- Melakukan aktifitas fisik selama tiga jam dalam sehari
- Disarankan screen time kurang dari satu jam
- Tidur selama 11-14 jam sehari, termasuk tidur siang
- Tidak dikekang, misalnya duduk di stroller atau kursi bayi mobil lebih dari satu jam atau duduk terlalu lama
Usia 3-4 tahun
- Melakukan aktifitas fisik selama tiga jam dalam sehari, termasuk aktifitas sedang atau berat
- Disarankan screen time satu jam sehari, kurang akan lebih baik
- Tidur selama 10-13 jam sehari, termasuk tidur siang
- Tidak dikekang, seperti duduk di stoller lebih dari satu jam atau duduk terlalu lama
Manfaat Quality Time Dengan Lebih Baik
Penulis guideline WHO, dr Juana Willumsen, juga mengungkap bahwa orangtua sebaiknya lebih cerdik dalam memanfaatkan quality time bersama anak, daripada hanya memberikan opsi screen time pada anak- anak mereka.
“Membaca buku dengan si anak, misalnya, dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan berbahasa. Anak yang diberikan tablet agar diam saat duduk di kursi tidak akan mendapatkan kualitas yang sama. Anak-anak mestinya diberikan kesempatan dalam sehari untuk bermain secara aktif dan kita harus mengurangi screen time yang sedenter dan pasif,” ujarnya.
Bisa juga disiasati dengan melakukan kegiatan sembari menonton. Misalnya saja menonton acara berkualitas yang mengajak penontonnya untuk bergerak.
Di sisi lain, ada kelompok ibu yang berpendapat bahwa tidak semua screen time selalu berdampak buruk. Meski begitu, sangat disarankan orangtua berperan aktif untuk memilih dan mengawasai screen time anak. Seperti yang dilakukan Paula Morton, seorang guru dan ibu dari dua anak mengatakan tidak semua screen time itu buruk,
“Dia nggak cuma duduk dan menonton. Ia jelas-jelas berpikir dan menggunakan otaknya. Aku tak tahu bagaimana caranya aku bisa memasak makan malam dan bebersih jika ia tak punya sesuatu untuk ditonton,” kata Paula.
Bagaimana dengan Ayah Ibu di rumah? Sudahkah memberi batasan waktu untuk screen time anak- anak? Atau sudahkah jeli mengawasi screen time anak- anak? Yuk share ceritanya disini.
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti