Ayah Bunda, Ini 5 Cara Membuat Anak Terhindar dari Pertemanan Toxic
Persahabatan merupakan salah satu hal penting dalam perkembangan keterampilan sosial remaja. Dalam memilih teman, Bunda bisa memberitahu anak untuk mengelilingi dirinya dengan teman- teman sejati yang menyalurkan citra diri positif dan sehat.
Saat anak tumbuh dewasa, anak mungkin baru menyadari adanya teman toxic yang bisa berdampak buruk untuknya. Agar tidak memberi efek buruk yang lebih jauh lagi, orangtua perlu mencegah anak berteman dengan teman toxi untuk menjaga kesehatan mentalnya.
Membantu Anak Terhindar dari Teman Toxic
Peran serta orangtua penting untuk mengarahkan anak pada pertemanan yang sehat. Lantas bagaimana cara membantu anak menghindari pertemanan yang toxic?
Simak ulasan dari ParentingCenter.id berikut ini ya, Ayah Bunda :
1. Pilih Teman dengan Nilai Diri yang Sama
Teman yang beragam dengan karakter yang berbeda- beda akan mengajarkan remaja dalam banyak hal. Namun jika berkaitan dengan nilai yang sama, ini akan berdampak positif untuk persahabatan itu sendiri.
Orangtua sebaiknya mengajarkan anak untuk memilih teman yang mempunyai pemahaman nilai yang sama. Hal ini akan mencegah anak berkompromosi atau dipengaruhi secara negatif oleh orang- orang yang tidak menjunjung tinggi nilai yang telah diajarkan atau dipegang oleh anak. Kendati begitu, anak tetap perlu menghormati pendapat dan perbedaan orang lain.
Saat mempunyai teman dengan nilai yang sama, mereka akan saling membantu untuk bertanggungjawab dan memegang teguh nilai positif.
Untuk itu, penting bagi orangtua untuk membicarakan pada anak tentang nilai- nilai apa yang ia cari dari sahabatnya. Apakah itu peduli pada sesama, bekerja keras, menghargai nilai akademis, dan lain- lain.
2. Memilih Teman yang Memotivasi dan Menyemangati
Bersahabat dengan teman yang memotivasi dan menyemangati akan selalu menyenangkan. Pasalnya, mereka adalah rekan yang hebat untuk mencapai tujuan. Ayah Bunda tentu tidak ingin anak berteman dengan orang seseorang yang negatif dan kerap mengeluh sepanjang waktu.
Biasanya ada orang- orang yang secara alami punya kekuatan untuk membangkitkan semangat dan positif, sehingga membuat teman- teman yang lain nyaman di sekitarnya.
Termasuk ke kategori manakah teman- teman anak kita? Seperti apa obrolan anak dengan teman- temannya?
Salah satu jenis teman terbaik akan ada di sana untuk menawarkan telinga yang mendengarkan dan membantu anak Bunda dalam memberikan masukan positif di situasi apapun.
3. Teman yang Menyeimbangkan Kelemahan Diri Anak
Ayah Bunda juga bisa menyarankan anak untuk memilih teman yang bisa membawa keseimbangan di area kelemahan anak. Masing- masing dari kita mempunyai kelebihan dan kelemahan. Anak mungkin mengenali kelemahannya, atau mungkin kurang menyadarinya.
Namun dengan teman yang tepat, anak bisa belajar untuk meningkatkan keterampilannya, pengetahuan dan kemampuan dari teman yang mempunyai keahlian di bidang yang tidak ia miliki.
Misalnya saja anak tidak ahli dalam pelajaran matematika. Namun saat mempunyai teman yang pandai matematika, anak bisa belajar matematika dengannya dengan lebih nyaman. Akan menyenangkan saat anak bisa saling membantu dan mendukung dengan teman- teman yang mereka miliki.
4. Memilih Teman yang Merayakan Keberhasilan
Seorang toxic friend alias teman toxic mudah merasa iri terhadap keberhasilan orang lain, bahkan temannya sendiri. Ajarkan anak bahwa ia perlu memilih teman yang ikut bersenang- senang atas keberhasilan yang mereka raih.
Remaja membutuhkan teman yang ikut senang atas pencapaian yang ia peroleh, bukan sekedar menoleransi saja. Karena teman sejati, akan merayakan pencapaian, peningkatan dan kisah sukses perjalanan mereka. Mereka senang saat melihat temannya berhasil, dan bahkan menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat.
5. Menerapkan The Golden Rule dalam Kehidupan Anak
Terakhir dan nggak kalah pentingnya, memberi dan menerima akan selalu menjadi bagian dari hubungan yang positif, termasuk dalam hal persahabatan. Jika anak Ayah Bunda mengharapkan teman yang hebat, maka penting untuk dia menjadi diri sendiri.
Orangtua perlu mengenalkan konsep Golden Rule pada anak, yang mana ia harus memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan. Hal ini bisa meminimalisirkan ekspektasi dan kekecewaan.
Dengan mengenal konsep Golden Rule, anak akan menemukan persahabatan yang menyenangkan dan memberi dampak positif. Selain itu, anak juga tidak perlu takut menunjukkan siapa dirinya.
Nah itu dia beberapa cara membuat anak menghindari teman yang toxic. Sesekali Ayah Bunda perlu mengevaluasi hubungan anak. Apakah teman- temannya sudah memenuhi kriteria di atas? Apakah ada teman dari anak- anak yang mempunyai karakter toxic?
Dengan mengimplementasikan hal ini, anak bisa meningkatkan kualitas hubungan yang sehat dan positif. Cobalah mulai mendiskusikan hal ini dengan anak ya, Ayah Bunda!
Selamat mencoba!
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti