Type to search

Good Parenting

8 Cara Menghilangkan Sifat Pemalu pada Anak & Dewasa agar Lebih Percaya Diri

Cara menghilangkan sifat pemalu pada anak dan orang dewasa

Banyak yang menyebut kalau perasaan malu adalah suatu hal yang manusiawi. Namun, jika perasaan ini berlebihan, berbagai aspek dalam kehidupan bisa terganggu. Untuk itu, sedini mungkin orangtua bisa membantu menghilangkan sifat pemalu anak agar lebih percaya diri.

Ada banyak cara untuk menghilangkan sifat pemalu itu sendiri. Mulai dari mencari tahu sumber perasaan malu, menyelidiki pemicu rasa malu, hingga belajar untuk tersenyum lebih banyak.

8 Cara Ampuh untuk Menghilangkan Sifat Pemalu 

Seperti yang ParentingCenter.id ungkap di atas, rasa malu adalah perasaan yang manusiawi. Kendati begitu, perasaan ini harus kita kendalikan agar tidak berlebihan. Pasalnya, perasaan ini bisa membuat seseorang menghindari situasi publik hingga berbicara dengan orang lain.

Sifat pemalu yang berlebihan bisa menutup banyak peluang dalam hidup. Untuk usia anak- anak, hal ini juga bisa menghambat tumbuh kembangnya. Anak cenderung merasa rendah diri serta  menghambatnya dalam proses belajar dan bersosialisasi.

Kabar baiknya, Ayah Bunda bisa membantu anak- anak untuk mengurangi rasa malu ini secara perlahan- lahan. Berikut adalah beberapa cara untuk menghilangkan sifat pemalu secara perlahan, yang bisa diterapkan untuk anak- anak dan orang dewasa :

1. Latihan untuk Tersenyum

Ternyata, tersenyum merupakan salah satu cara menghilangkan sifat pemalu yang sangat ampuh, terutama untuk anak- anak. Tersenyum berdampak positif pada suasana hati kita.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam situs American Psychological Association, tersenyum bisa membantu anak- anak mengatasi rasa malu dan kecemasan sosial di dalam situasi menakutkan.

2. Berbicara dengan Teman

Cara selanjutnya untuk menghilangkan rasa malu pada anak dan orang dewasa adalah berbicara dengan teman sambil menatap matanya. Untuk seseorang yang pemalu, ini mungkin bisa terasa menakutkan.

Namun, cobalah ajarkan anak untuk berbicara dengan teman dekat yang bisa ia percaya. Menurut Psych Central, inisiatif untuk memulai pembicaraan dan mengekspresikan diri pada teman bisa membantu untuk mengatasi perasaan malu dan kecemasan sosial.

Latihan ini bisa dipraktekkan untuk anak- anak dan juga orang dewasa. Dengan begitu, perlahan mereka akan merasa lebih nyaman dan terbiasa untuk memulai percakapan dengan orang lain.

3. Ketahui Sumber Perasaan Malu yang Dirasakan

Cara mengubah sifat pemalu menjadi percaya diri dan pemberani bisa kita lakukan dengan mencari tahu sumber perasaan malu. Saat sudah mengetahui akar dari rasa malu yang ada dalam diri, kita bisa lebih mudah untuk mencari solusinya.

Misalnya saja, ada satu momen traumatis yang membuat anak merasa malu. Cobalah untuk membicarakan momen tersebut dengan anak dan diskusikan apa yang bisa anak lakukan untuk memperbaiki kesalahan di momen tersebut.

Jika anak pernah terlibat dalam situasi memalukan di sekolah atau kelompok bermainnya, bantu mereka untuk belajar dan melupakan momen tersebut. Ajarkan si kecil untuk belajar dari kesalahannya. Cara ini bisa membantu melatih mental anak yang efektif agar mereka belajar menjadi lebih baik lagi.

4. Mengidentifikasi Pemicu Rasa Malu

Ayah Bunda, setiap orang umumnya mempunyai pemicu rasa malu nya masing- masing. Ada yang malu untuk berbicara di depan publik, berhadapan dengan atasan, atau mengajak seseorang untuk pergi bersama.

Untuk anak- anak, pemicu rasa malu bisa berupa masuk ke sekolah baru atau membacakan puisi di depan teman- temannya. Saat orangtua atau anak sudah mengenali apa pemicu rasa malu, orangtua bisa melatih anak untuk mengatasi situasi tersebut.

Cara mengatasi anak pemalu dan penakut dengan cara ini diharapkan bisa membantu si kecil dalam mengurangi rasa malunya secara perlahan.

5. Eksplorasi Bakat dan Kelebihan Diri

Tidak jarang, rasa malu pada anak- anak dan orang dewasa datang karena merasa tidak percaya diri dengan kekurangan yang mereka miliki. Untuk itu, penting untuk mengajarkan mereka tentang eksplorasi bakat dan kelebihan diri.

Mintalah bantuan teman atau keluarga untuk bercerita tentang apa saja kelebihan yang anak miliki. Selain itu, cobalah untuk terus mengasah dan mengembangkan kelebihan tersebut. Dengan begitu, anak bisa lebih berfokus pada kelebihannya, dan tidak terlalu terjebak dalam kelemahannya.

6. Ajak Orang Terpercaya di Situasi Tertentu

Saat anak atau orang dewasa malu karena harus datang ke sebuah acara atau pertemuan penting, ajarkan mereka untuk membawa orang- orang terpercaya untuk ikut. Misalnya saja orangtua, sahabat, atau pasangan.

Cara ini dipercaya bisa melatih anak dan orang dewasa untuk lebih percaya diri dalam menghadapi situasi sosial. Perlahan, saat ini sudah sering dilakukan, anak akan menjadi lebih terbiasa dengan situasi yang lebih ramai. Mereka nantinya tidak perlu lagi mengajak orang lain saat harus mendatangi acara- acara yang sama di kesempatan lain.

7. Melatih Kemampuan Bersosialisasi

Salah satu penyebab anak menjadi pemalu yang perlu orangtua atasi adalah minimnya kemampuan bersosialisasi. Untuk itu, orangtua perlu lebih aktif lagi dalam mengajak anak berkomunikasi.

Jangan paksa anak untuk mempraktekkan kemampuan bersosialisasinya di tengah masyarakat jika ia belum siap. Sebaliknya, ajak anak berlatih di dalam rumah dan lingkungan kecil sekitarnya.

Ajak anak bermain peran dengan orangtua sebagai lawan bicaranya. Aktivitas ini merupakan cara ampuh untuk melatih mental anak agar lebih berani dan percaya diri. Jika anak sudah merasa nyaman dan siap, Ayah Bunda boleh ‘mengujinya’ di tengah masyarakat. 

8. Berikan Hadiah pada Diri Sendiri

Jika Ayah Bunda melihat anak sudah berhasil mengalahkan rasa takut dan malunya, tidak ada salahnya untuk memberikan hadiah kecil untuknya. Hadiah kecil tidak melulu harus berupa benda. Ayah Bunda bisa menghadiahi anak dengan menonton film favoritnya di bioskop atau menemaninya berenang.

Hal ini bisa menjadi motivasi ekstra untuk anak bahwa menjadi percaya diri dan menghadapi situasi tidak mudah itu ternyata sangat menyenangkan. Ia pun akan menjadi lebih santai saat berhadapan dengan situasi sosial lagi nantinya.

Hal ini juga berlaku untuk orang dewasa juga ya, Ayah Bunda. Saat berhasil melawan rasa malu, ada reward untuk diri sendiri yang bisa dinikmati.

Tags:

You Might also Like