Type to search

Parenting Story

Parenting ala Quraish Shihab : Mendidik 5 Anak Menjadi Generasi Berkualitas

Parenting ala Quraish Shihab : Mendidik Generasi Berkualitas

Kita semua tentu tidak asing dengan sosok Najwa Shihab. Wanita cantik yang terkenal sebagai presenter cerdas ini adalah putri seorang ulama tafsir kenamaan Indonesia, Quraish Shihab.

Dan ternyata bukan hanya Najwa saja, sang kakak Najeela Shihab juga putri Quraish Shihab yang sukses sebagai pendidik sekaligus psikolog anak dengan mendirikan sekolah Cikal. Sang adik, Nahla juga sukses menjadi seorang dokter.

Tentu kita mungkin bertanya- tanya apa sih resep keluarga Quraish Shihab dalam membesarkan anak- anaknya sehingga mereka semua tumbuh cerdas dan sukses di bidang masing- masing? Ayah dan Ibu bisa mengetahui dari artikel yang disajikan ParentingCenter.id berikut ini ya.

Profil Keluarga Quraish Shihab

Perjalanan keluarga Najwa Shihab dimulai dari perjalanan cinta antara kedua orangtuanya, yaitu Quraish Shihab dan Fatmawati Assegaf. Pasangan ini menikah pada 1975, dan dikaruniai 5 orang buah hati yang terdiri dari 4 perempuan dan 1 laki- laki.

Masing- masing dari buah hati pasangan ini mendapatkan nama yang indah dari sang ayah. Menurut Prof. Dr. AG. H. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A yang juga anggota dewan kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), nama bukan lah identitas semata.

Menurut Prof Quraish Shihab, dalam nama anak terkandung doa dan harapan orangtua. Memberi nama tidak boleh sembarangan, melainkan harus punya makna yang indah dan terkandung harapan.

Potret Najwa Shihab bersama kakak adiknya
Potret Najwa Shihab bersama kakak adiknya

Anak pertama Quraish Shihab bernama Najeela, yang secara harfiyah bermakna terbuka, dan secara Majazi bermakna pandangan dan wawasan luas.

Dalam nama si sulung tersimpan harapan sang ayah agar putrinya tumbuh menjadi sosok yang terbuka pada kebaikan dan hal positif lainnya. Seperti ilmu pengetahuan, lapang dada, dan mempunyai wawasan yang jauh kedepan. Terbukti, Najeela sukses menjadi seorang psikolog yang tertarik pada dunia pendidikan.

Anak kedua, Najwa secara harfiyah bermakna percakapan atau bisikan. Dan makna majazinya adalah orang yang pandai bercakap, mudah mengerti, dan cerdas saat berbicara dengan siapa saja.

Terbukti, Najwa dikenal sebagai seorang presenter yang cerdas dan piawai dalam membawakan topik yang dibawanya. Saat berbincang dengan Nana, begitu panggilan akrabnya, banyak narasumber yang kewalahan menghadapi pembawaan Najwa yang kritis dan blak- blakan.

Anak ketiga diberi nama Nashwa yang bermakna puncak kebahagiaan. Chaca, begitu panggilan akrabnya, lahir saat Quraish berhasil meraih puncak gelar akademik, yaitu doktor bidang Ilmu Tafsir dari Universitas Al-Azhar. Ia pun menularkan rasa bahagianya sebagai nama pada putrinya.

Quraish Shihab sudah lama mendambakan anak laki- laki. Doanya terjawab saat sang istri melahirkan anak keempat. Ahmad menjadi nama yang dipilih Quraish untuk anak laki- lakinya. Nama ini bermakna amat terpuji, dengan harapan nama sang anak sesuai dan bisa mengikuti jejak nama dan sifat nabi Muhammad SAW.

Quraish Shihab bersama Nahla, anak bungsu
Potret Quraish Shihab bersama si bungsu Nahla

Kemudian anak terakhir diberi nama Nahla, yang berarti sumber kebajikan. Quraish berharap agar si bungsu bisa menjadi sosok yang menebar kebajikan dan bermanfaat untuk banyak orang. Perempuan yang akrab disapa Hala ini pun mengabdikan diri menjadi seorang dokter.

Jika kita perhatikan, keempat putri Quraish Shihab semua berawal dengan huruf N dalam aksara latin atau huruf Nun dalam huruf bahasa arab. Ternyata hal ini memang disengaja oleh Quraish Shihab. Ini adalah huruf yang istimewa baginya.

Dalam buku otobiografi “Cahaya, Cinta, dan Canda M. Quraish Shihab” yang ditulis oleh Mauluddin Anwar, Larief Siregar, dan Hadi Musthafa, Quraish Shihab mengungkapkan bahwa huruf Nun adalah salah satu huruf yang berdiri sendiri diawal salah satu surat Al-Qur’an, surat Al-Qalam.

Dalam firman tersebut, Nun dijadikan Allah SWT sebagai sumpah bahwa nabi berakhlak mulia sekaligus menepis tuduhan- tuduhan palsu para penentang ajaran kebaikan.

Nun juga mengandung makna positif seperti najah (sukses), nur (cahaya), atau nashr (pertolongan). Bukan hanya pada putrinya, Quraish Shihab juga selalu menyertakan huruf N untuk cucu perempuannya.

Pola Asuh ala Keluarga Quraish Shihab

Keluarga Quraish Shihab nyaris tak pernah diterpa gosip miring. Sebaliknya, keluarga ini dikenal sebagai generasi berprestasi yang menjadi idaman banyak keluarga di Indonesia.

Lantas, seperti apa pola asuh yang sebenarnya diterapkan oleh Quraish Shihab? Bagaimana caranya mendidik anak tumbuh sebagai generasi cerdas dan berakhlak mulia?

Berikut ini adalah pola asuh yang diterapkan oleh keluarga Quraish Shihab yang bisa kita tiru untuk keluarga kita

1. Membesarkan anak- anak dengan penuh cinta dan mendidiknya dengan aqidah

Menurut Prof Quraish Shihab, salah satu obyek cinta yang ditetapkan oleh agama dan menjadi naluri manusia adalah mencintai anak. Beliau mencontohkan bagaimana besarnya cinta Nabi Muhammad SAW kepada putranya, Ibrahim. Saat Ibrahim meninggal dunia, Nabi pun bersedih dan menitikkan air mata.

Saat itu banyak sahabat nabi yang terheran- heran. Mereka menduga Nabi tidak mempunya rasa cinta kepada anak.

“Ini adalah rahmat. Ini adalah cinta. Kita semua bersedih dengan kepergian Ibrahim. Tapi kita tidak mengucap, kecuali apa yang diridhoi-Nya,” demikian Nabi menjawab.

Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa Allah menganugerahi cinta kepada anak dan mendambakan anak agar berlanjut keturunannya. Ia juga mengingatkan agar para orangtua memperkuat aqidah dan melengkapi kehidupan anak dengan ilmu pengetahuan yang berguna untuk masa depan anak.

2. Biasakan anak suka membaca buku sejak dini

Agaranak- anak mencintai ilmu pengetahuan, Quraish Shihab memperkenalkan buku pada buah hatinya sejak dini. Ia pun membiasakan untuk membacakan buku- buku tersebut sebelum tidur.

ia juga menambahkan bahwa memperlihatkan keteladanan orangtua yang gemar membaca secara perlahan bisa menanamkan kebiasaan ini untuk anak kelak.

Quraish Shihab juga menilai bahwa buku adalah teman yang paling baik. Dari buku lah seseorang bisa mendapatkan banyak sekali informasi.

Hal ini juga yang nampaknya menular pada Najwa Shihab. Ia mengaku punya hobi membaca dan bahkan itu dimulai sebelum dirinya bisa membaca.

Saking senangnya membaca, Najwa bahkan sudah mengenakan kacamata saat ia masih duduk di bangkut sekolah dasar karena pemeriksaan menunjukkan bahwa matanya minus 2,5.

Minat baca yang tinggi juga membuat Najwa kecil membuat perpustakaan kecil di rumahnya. Ia mematok tarif Rp 25 untuk teman yang ingin meminjam koleksinya.

Untuk mendukung profesinya saat ini, Najwa suka melahap buku- buku dengan konten yang ‘berat’ seperti biografi atau sejarah. Sedangkan di suasana santai, ia memilih untuk membaca buku- buku fiksi.

Pola asuh Quraish Shihab mencetak generasi berprestasi

3. Tidak memaksakan kehendak pada anak dan memberi mereka kepercayaan penuh

Quraish Shihab tidak pernah sedikit pun memaksakan kehendaknya terhadap sang anak. Ia membebaskan anak ingin menjadi apa di masa mendatang dan memberi kepercayaan penuh untuk melakukannya.

“Tidak jarang orangtua terlalu takut menghadapi situasi yang mereka duga akan dihadapi anaknya. Ada nasehat dari para pendidik yang bilang, sebagai orangtua kita bisa belajar dari monyet,” kata Quraish Shihab.

Maksudnya, monyet hanya mengawasi anak- anak mereka dari jauh. Sementara manusia, kadang khawatir secara berlebihan. Mereka memberikan perlindungan terlalu banyak sehingga anak takut mengambil keputusan sendiri. Hal ini justru bisa menghambat kemampuan anak.

Saat Najwa mendapatkan kesempatan beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika Serikat, sang ayah adalah sosok pertama yang memberi dukungan. Ia memberikan semangat dan kepercayaan agar putrinya pergi ke negeri adidaya tersebut.

4. Tekun dan rendah hati menjadi nilai penting dalam keluarga

Ketekunan dan kerendah hatian adalah nilai kehidupan yang dicontoh oleh Najwa dan saudara- saudaranya dari keluarga. Najwa mengungkap bahwa sang ayah adalah sosok yang rendah hati dalam segala hal, tak terkecuali agama.

“Abi sangat rendah hati. Abi sudah belajar agama sejak lama, tetapi tidak pernah merasa paling tahu, tidak pernah merasa dirinya paling pintar. Kalau menulis dalam bukunya, tidak pernah menggunakan kata Saya. Selalu menggunakan kata kami,” ungkapnya.

Hal ini lah yang menjadi pegangan untuk Najwa dan saudara- saudaranya.

5. Komunikasi terbuka adalah kunci utama dan fondasi keluarga yang harmonis

Bukan hanya kasih sayang, menurut Quraish Shihab, komunikasi adalah pondasi utama agar keluarga tetap harmonis. Termasuk dalam hal finansial, beliau adalah sosok yang sangat terbuka.

“Saya ingat dulu setiap kali pulang ceramah, Abi selalu bilang, ‘Ini Abi baru dapat honor dari ceramah, kira- kira Abi dapat berapa, ya?’ Sampai hal- hal seperti itu Abi sangat terbuka pada kami, kemudian kami jadi tahu bagaimana kondisi keuangan keluarga.

Dari sanalah Saya belajar bahwa dalam sebuah keluarga memang kuncinya adalah komunikasi, sehingga tidak ada curiga satu sama lain,” ungkap Najwa.

Quraish Shihab dalam menerapkan pola asuh untuk anak- anaknya

Itulah pola asuh yang diterapkan Quraish Shihab dalam keluarganya sehingga membentuk generasi yang berprestasi dan rendah hati. Semoga inspirasi ini bisa membantu kita untuk menjadi orangtua yang lebih baik lagi dalam menerapkan ilmu parenting untuk keluarga kita.

Semoga bermanfaat ya, Ayah Bunda! 🙂

Tags: