Type to search

Trending

Tagihan Game Online Anaknya Mencapai 11 Juta, Ibu ini Kaget

Bahaya anak saat ketagihan game online

Tidak sedikit orangtua yang mengeluhkan bahwa gadget telah menjadi candu yang sulit dihentikan untuk anak- anak mereka. Saat bersama gadget, entah itu menonton video atau bermain game online, anak seringkali lupa waktu. Ketagihan memang sering memberi efek yang luar biasa ya, Bun?

Beberapa waktu yang lalu beredar cerita seorang anak bermain game online hingga viral di media sosial. Bagaimana tidak, gara- gara keranjingan game online ini, tagihan game online sang anak bisa mencapai 11 juta! Nominal ini tentu saja bukan nilai yang kecil.

Cerita ini kemudian dibagikan seorang Ibu asal Kediri bernama Ririn di media sosial pada 5 April 2019 lalu. Unggahan ini ramai dan dibagikan hingga lebih dari 2800 kali. Saat dipost ulang di Twitter oleh netizen lain, thread ini mendapatkan lebih dari 5600 retweet.

“Nggak berlebihan rasanya jika saya mengingatkan orang tua untuk benar-benar melek HP,” ungkap Ibu Ririn saat membuka ceritanya di Facebook. Saat dihubungi, Ririn mengizinkan ceritanya ini untuk dipublikasikan. Ia berharap pengalamannya ini menjadi pelajarang orangtua lain di luar sana agar lebih teliti dalam mengawasi anak- anaknya.

Bermain Game Online, Habiskan Uang Hingga 11 Juta

Awalnya Ririn kaget saat mendapati tagihan telepon pascabayarnya mencapai sekitar Rp 6,1 juta. Setelah melakukan penelusuran bersama suaminya, ternyata email sang suami tidak terkoneksi ke HP. Begitu dikoneksikan, muncul notifikasi tanda terima pembelian diamond di 3 game online berbeda, yaitu Minecraft, Free Fire, dan Mobile Legends.

Sebagai informasi, pada game tersebut, jika pemain ingin naik level tertentu, membutuhkan diamond atau paket upgrade berbayar yang biasanya dilakukan dengan pulsa atau pembelian melalui minimarket atau marketplace.

Ririn juga menuliskan bahwa sang anak pernah sekali menanyakan password email ayahnya.
“Saya bilang saya lupa, karena saya yang buat e-mail. Tapi ternyata dia bisa mengubah password e-mail dan login ke Google Play, serta menyertakan nomor HP sebagai tagihan pembayarannya,” kisah Ririn.

Ririn kaget anaknya habiskan 11 juta untuk game online
“Keteledoran saya memang, biasanya semua e-mail saya jadikan 1 di HP saya, jadi saya juga bisa kontrol HP yang lain yang login menggunakan e-mail tersebut. Namun, karena saya merasa aman, jadi e-mail suami tidak saya tambahkan di HP saya, jadi saya juga melewatkan notifikasi penting,” jelasnya.

Lebih parah lagi, ternyata tagihan game online nya tidak berhenti disitu. Ririn sempat berhasil membatalkan pesanan senilai Rp 1,1. Namun ia semakin kaget saat meminta rincian transaksi dari provider. Ternyata, belum semua transaksi terhitung dan tertagih.

“Jika dihitung semua Rp 11.548.829. Rasanya ingin umroh aja ???” tulisnya.

Ririn mengaku membagikan pengalaman ini agar menjadi pembelajaran untuk orangtua lain sekaligus meminta masukan dari netizen. Usai postingannya ini viral, ia menjadi semakin tahu asal- muasal game online anaknya bisa jebol. Saat ini, Ririn sedang mengusahakan agar pesanan game online anaknya bisa dibatalkan.

Tips untuk Orangtua Saat Anak Bermain Game Online

Sebuah study yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Brigham Young, bermain game antara ayah dan anak mempunyai manfaat positif untuk tumbuh kembang si kecil. Selain mengenalkan anak pada teknologi, kegiatan ini juga bisa menjadi media bonding antara anak dan sang ayah.

Namun, agar tidak terjadi yangtidak diinginkan seperti kisah ini, orangtua juga perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini :

  • Bermain game baru diperbolehkan setelah anak- anak menyelesaikan tanggung jawab lainnya. Misalnya, orangtua baru memperbolehkan anak bermain game setelah PR selesai atau membereskan tempat tidurnya.
  • Untuk mencegah kecanduan bermain game online, beri anak Batasan waktu bermain tidak lebih dari satu jam per hari.

 Meski bermain game bisa menjadi salah satu rehat untuk anak- anak, sebaiknya orangtua tetap tidak luput mengawasinya. Akses ke game online anak adalah hak istimewa yang diperoleh dengan syarat dan ketentuan tertentu, bukan hak otomatis.

Dengan adanya syarat dan ketentuan ini, maka orangtua dapat mendorong anak untuk lebih bertanggungjawab pada tugasnya dan mengerti batasan- batasan dalam bermain game online sehingga tidak merugikan diri sendiri, dan tentunya orang lain. Batasan- Batasan ini juga bukan sekedar mengatur tentang game berbayar dan juga waktu bermain, namun juga jenis game yang boleh dimainkan.

Misalnya saja, orangtua mungkin tidak bisa memproteksi secara langsung untuk secara ‘tidak sengaja’ anak men-download game dengan muatan dewasa. Maka dari itu, penting di awal untuk memberi rambu- rambu jenis game yang boleh dan tidak boleh untuk dimainkan.

 

Referensi : Tech Addiction, Detik

Tags:

You Might also Like