Mau Anak Disiplin dan Nurut? Tanpa Emosi, Coba 5 Cara Berbicara Ini!
Ada kalanya tingkah anak membuat orangtua geleng- geleng kepala. Saat ini terjadi, tentu orangtua akan mencari cara untuk berbicara pada buah hati. Salah satunya adalah menerapkan seni berbicara yang membuat anak disiplin dan nurut.
Ya, berbicara dengan anak memang ada seni nya. Orangtua perlu bersabar dan bisa mengendalikan amarah. Saat orangtua tenang, cara bicara orangtua akan lebih fokus sehingga anak pun lebih bisa ikut tenang dan mendengarkan instruksi orangtua.
Sebaliknya, jika orangtua melibatkan emosi dan amarah, anak menunjukkan respon yang berbeda. Anak justru semakin meledak- ledak dan membangkang.
Positive Discipline Lebih Efektif Daripada Kekerasan dan Teriakan
Menurut UNICEF, tidak ada orangtua normal yang ingin berteriak dan melakukan kekerasan pada anak. Selain itu, teriakan dan kekerasan fisik juga terbukti tidak membuat anak menjadi lebih disiplin dan menurut.
“Orang tua tidak mau membentak atau memukul anak. Sebagian besar orangtua melakukannya karena stres dan tidak menemukan cara lainnya. Stres pada orangtua sangat berdampak pada Si Kecil. Jadi, ketika kita tahu cara itu tidak baik dan tidak akan berhasil membuat anak menurut, ada baiknya mencari cara lain,” ungkap Lucie Cluver, seorang psikolog anak dan keluarga dan profesor di Universitas Oxford.
Pendekatan efektif yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi masalah disiplin anak adalah positive discipline. Positive discipline adalah berbicara dengan lembut tapi tegas dalam mengajarkan keterampilan anak, seperti tanggungjawab, kerjasama dan disiplin.
Alih- alih memberi hukuman kekerasan, positive discipline menekankan pada pengembangan hubungan yang sehat dengan anak.
Cara Bicara agar Anak Menjadi Disiplin dan Nurut
Lantas, apa yang perlu dilakukan untuk melakukan pendekatan ini? Caranya yaitu dengan mengubah cara bicara kita pada anak.
Dilansir dari laman Verywell Family, berikut adalah cara bicara dengan anak agar nurut dan disiplin, dengan pendekatan positive discipline :
1. Rencanakan Waktu Ngobrol Berdua Saja dengan Anak
Menikmati waktu berdua bersama anak tanpa distraksi berdampak penting untuk membangun bonding dengan anak. Ayah Bunda bisa meluangkan waktu, setidaknya 5-20 menit sehari untuk menciptakan waktu berkualitas ini.
Dengan kegiatan ini, anak akan lebih terbuka dan terbiasa nyaman berbicara dengan orangtuanya. Orangtua bisa juga menggabungkan aktivitas ini dengan aktivitas lain, seperti sambil mencuci piring atau membereskan mainan bersama. Yang terpenting, orangtua harus fokus pada anak. Matikan TV dan ponsel atau hal lain yang bisa membuat konsentrasi terpecah.
2. Pujian yang Positif
Orangtua sering fokus pada perilaku buruk anak. Itulah mengapa anak- anak kerap menganggap perilaku buruk sebagai cara mendapatkan perhatian. Akibatnya, anak- anak sering tidak menggubris orangtua saat mendapat larangan melakukan hal yang tidak baik.
Hal berbeda terjadi saat anak- anak berkembang dengan pujian. Anak yang sering mendapat pujian akan merasa kalau mereka dicintai orangtuanya dan istimewa.
Pujian bisa orangtua berikan saat anak melakukan sesuatu yang baik, bahkan saat itu hanya berlangsung sebentar. Kebiasaan ini akan mendorong perilaku yang baik dan disiplin pada anak. Selain itu, anak yang sering mendapat pujian akan lebih mudah mendengarkan saat orangtuanya berbicara.
3. Tetapkan Ekspektasi yang Jelas
Tahukah Ayah Bunda, memberitahu anak apa yang seharusnya mereka lakukan adalah tindakan yang lebih efektif daripada memberitahu apa yang tidak boleh mereka lakukan.
Misalnya saat meminta anak untuk tidak membuat kekacauan atau menjadi baik, ini seringkali sulit mereka mengerti. Cobalah beri mereka instruksi yang jelas.
Misalnya saja, “Setelah kakak selesai bermain, tolong rapikan semua mainan ke dalam kotak ya!” Dengan kalimat ekspektasi yang jelas, anak akan mudah memahami instruksi. Dengan begitu, kemungkinan anak untuk menurut menjadi lebih besar.
Yang tidak kalah pentingnya, orangtua perlu menetapkan ekspektasi yang realistis. Mengharapkan anak untuk tetap diam sepanjang hari jelas tidak semudah untuk meminta mereka tenang selama 10 menit saat orangtua sedang saling berbicara. Jadi, orangtua pun perlu bijak dalam menetapkan ekspektasi terhadap anak- anaknya.
4. Mengalihkan Perhatian Secara Kreatif
Sesekali, orangtua bisa mengalihkan perhatian anak dari masalah mereka dengan aktivitas yang lebih positif. Orangtua bisa mengubah topik, memperkenalkan permainan baru, mengajak mereka jalan- jalan atau berpindah ruangan, bisa membantu anak mengalihkan energi mereka ke perilaku positif.
Saat anak sudah lebih tenang, Ayah Bunda bisa mulai berbicara pada si kecil tentang masalah mereka. Dalam situasi terbaru ini, anak akan lebih siap dan mendengarkan masukan- masukan dari orangtuanya.
5. Sampaikan Konsekuensi dengan Tenang
Salah satu bagian dari tumbuh dewasa adalah belajar tentang konsekuensi. Yaitu bahwa jika melakukan sesuatu, akan ada yang terjadi sebagai konsekuensinya.
Mengajarkan konsekuensi pada anak akan mendorong perilaku yang lebih baik dan mengajarkan anak tentang tanggungjawab. Dampak positifnya, anak menjadi lebih mudah mendengarkan dan menurut karena paham tentang konsep konsekuensi tadi.
Misalnya jika anak enggan merapikan mainannya usai bermain, orangtua menerapkan tidak boleh bermain gadget. Hal ini memberi anak kesempatan untuk mengikuti peraturan. Karena jika tidak, mereka harus menerima konsekuensi yang sesuai.
Komunikasi memang berperan sangat penting dalam pengasuhan.Dengan menerapkan lima tips di atas, orangtua bisa membantu anak menjadi lebih disiplin dan nurut dengan kesepakatan yang sudah dibuat bersama. Selamat mencoba ya, Ayah Bunda!
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti