Type to search

Good Parenting

6 Nasehat yang Perlu Diajarkan saat Anak Dipukul Teman Mainnya : Bukan Kekerasan!

Nasehat yang diberikan pada anak saat dipukul teman

Ada banyak hal yang bisa terjadi saat anak bermain bersama teman- temannya. Awalnya permainan akan sangat menyenangkan dan disertai dengan tawa dari anak- anak. Namun tidak jarang, di situasi selanjutnya terjadi pertengkaran.

Apa yang harus anak lakukan saat salah seorang teman tiba- tiba memukulnya? Atau bagaimana jika anak pulang bermain dalam keadaan menangis karena dipukul teman?

Situasi yang tidak mudah memang. 

Tetap Diam atau Melawan?

Jika kita menyarankan anak diam dan membiarkan perbuatan temannya, artinya kita mengajarkan anak untuk membenarkan kekerasan atau perilaku salah orang lain terhadap diri nya.

Di masa mendatang, anak bisa menganggap bahwa perlakuan buruk orang lain terhadap diri nya merupakan sesuatu yang wajar. Atau anak juga bisa merasa rendah diri dan merasa ia layak mendapat perlakuan buruk tersebut.

Selain itu, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang terbiasa memendam rasa marah dan emosi negatif hanya untuk menyenangkan orang lain.

Kendati begitu, menyarankan anak untuk membalas pukulan teman juga bukan tindakan yang tepat. Jika kita menyarankan anak untuk membalas pukulan, artinya kita mengajarkan anak untuk menggunakan kekerasan atau tindakan agresif untuk menyelesaikan masalah.

Di masa mendatang, anak mungkin akan menggunakan metode kekerasan sebagai cara untuk mencapai tujuan atau menghadapi permasalahan.

Nasehat yang Perlu Diajarkan Saat Anak Dipukul Teman Mainnya

Kalimat untuk menenangkan anak yang menangis terus menerus

Lantas apa yang sebaiknya orangtua lakukan? ParentingCenter.id rangkum dari berbagai sumber, berikut adalah tips yang dapat Ayah Bunda praktekkan saat anak dipukul teman mainnya :

1. Ajarkan Anak untuk Berani Berkata Tegas pada Temannya

Latih anak untuk berani berkata tegas pada teman atau siapapun yang berkata buruk pada diri nya. Misalnya saja dengan berkata, “Stop, Saya tidak suka. Ini bukan sikap yang baik dalam bermain.”

Sikap berani kadang membuat anak lain menyadari bahwa perbuatannya pada temannya tidak tepat. Ini bisa mencegah mereka untuk bertindak lebih jauh lagi.

2. Ajarkan Anak untuk Segera Menjauh dari Lokasi Kejadian dengan Tenang dan Minta Bantuan Orang Dewasa

Jika ucapan peringatan tidak mempan, ajarkan anak untuk segera menjauh dari lokasi kejadian dengan tenang.

Selain itu, ajarkan anak untuk melaporkan dan minta bantuan pada orang dewasa yang bertanggungjawab di lingkungan tersebut. Jika insiden ini terjadi di lingkungan sekolah, maka anak harus melapor pada guru dan jika di rumah maka melapor pada orangtua.

Katakan pada anak pentingnya melaporkan situasi tersebut dengan apa adanya. Tanpa drama dan tanpa sesuatu yang dilebih- lebihkan.

Dengan meminta bantuan orang dewasa, anak akan terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan dan kejadian serupa di kemudian hari.

3. Ajarkan Anak Mengelola Emosinya

Bantu anak menenangkan diri terlebih dulu. Setelah itu, bantu ia mengenali dan menghadapi emosinya. Beritahu anak bahwa tidak apa- apa untuk sesekali merasa sedih, marah, dan terluka.

Selain itu, ajarkan juga anak untuk mengekspresikan rasa marah dengan cara yang tidak menyakiti diri sendiri dan juga orang lain. Misalnya saja dengan cara mencoret- coret kertas atau menulis.

4. Ajak Anak untuk Masuk ke Proses Memaafkan

Jangan paksa anak untuk langsung memaafkan saat itu juga. Memaafkan dengan tulus mungkin tidak berlangsung segera, melainkan perlu proses.

Beri juga anak pengertian bahwa memaafkan bukan berarti membenarkan perilaku buruk orang lain. Melainkan untuk mengelola rasa marah dan emosi negatif lainnya agar hal itu tidak lagi melukai hatinya.

5. Latih Kemampuan Anak dalam Menyelesaikan Masalah

Saat anak mengadu setelah dipukul teman, ekspresinya cenderung menggebu- gebu. Kendati begitu, orangtua harus tetap tenang dan menanggapi sesuai porsinya. Jangan panik dan terburu- buru dalam mengambil keputusan.

Cobalah untuk memahami situasinya secara utuh, lalu ajak anak berdiskusi. Setelah itu cobalah bertanya, “Menurutmu, kalau kejadian itu terjadi lagi, apa yang akan adek lakukan?”

Diskusi ini akan membantu anak untuk belajar mengatasi masalah dan menjadi lebih siap saat masalah yang sama terjadi lagi.

6. Hargai Keberanian Anak Dalam Menghadapi Situasi

Tidak lupa, hargai juga keberanian anak dalam menghadapi situasi menantang tersebut. Hargai juga sikap tepat yang sudah anak ambil lebih dulu.

Misalnya saat anak terlanjur memilih untuk langsung membalas perlakuan buruk orang lain dengan perlakuan buruk juga, tunjukan bahwa Anda menghargainya meski itu kurang tepat. Setelah itu, ajarkan untuk menghadapinya dengan cara yang lebih tepat, tanpa menyakiti orang lain.

Semoga bermanfaat!

Tags:

You Might also Like