Type to search

Keluarga

Jangan Abaikan, Ini 7 Tanda Anda Mengalami KDRT Verbal dari Pasangan

Tanda KDRT verbal dalam rumah tangga

KDRT, baik itu fisik atau verbal, semuanya berdampak buruk. Berbeda dengan kekerasan fisik yang lebih mudah diidentifikasi, kekerasan verbal kadang tidak dirasakan secara langsung.

Ada yang baru merasakan setelah kekerasan verbal ini ada di tahap darurat. Ada juga yang peka sejak awal tapi tidak berani untuk melakukan perlawanan.

Hal yang paling diserang dari kekerasan verbal ini adalah rasa percaya diri. KDRT verbal akan membuat citra diri (self-esteem) terasa jatuh. Selain itu, anak- anak yang melihat orangtuanya disakiti ini juga akan tersakiti secara mental.

Bentuk KDRT Verbal Terhadap Pasangan

Meski tidak terlihat, dampak dari KDRT verbal bisa sangat jauh sampai di masa depan. Maka dari itu, penting untuk mengenalinya agar bisa melepaskan diri dari jerat kekerasan verbal dan mencari pertolongan segera.

Berikut ini adalah beberapa tanda Anda mengalami kekerasan verbal :

1. Mendapat label buruk dari pasangan

KDRT verbal disampaikan dalam bentuk kekerasan yang menyerang psikologis. Salah satunya adalah setiap perbuatan dan ucapan yang tujuannya untuk merendahkan pasangan.

Ini termasuk penghinaan yang sering tidak disadari, padahal dampaknya sama- sama merusak. Misalnya saja menghina pasangan dengan kata- kata kasar seperti bodoh, pembohong, gila, atau murahan.

Bisa juga dengan pasangan memanggil dengan nama yang buruk dengan tendensi menjatuhkan rasa percaya diri dan membuat sakit hati.

2. Membatasi aktivitas sosial dengan lingkungan sekitar

Bentuk kekerasan verbal dalam rumah tangga selanjutnya adalah melakukan pembatasan sosial. Yaitu pasangan memberi larangan atau membatasi aktivitas sosial Anda dengan lingkungan sekitar.

Perlakuan ini biasanya dimaksudkan untuk menutup akses komunikasi dengan orang lain sehingga Anda kesulitan untuk memperoleh bantuan, khususnya secara moral dan psikologis.

3. Sering memeriksa isi handphone pasangan tanpa alasan jelas

Keterbukaan dalam hubungan rumah tangga memang penting. Namun bersikap berlebihan hingga mengontrol isi komunikasi pasangan dengan rekan atau keluarga, ini adalah bentuk kekerasan verbal dalam rumah tangga.

Hal ini adalah pelanggaran privasi terhadap pasangan, serta tanda bahwa pasangan cemburu secara berlebihan. Padahal, memberi ruang privasi sama pentingnya dengan komunikasi terbuka satu sama lain.

4. Mengancam dan mengintimidasi

Ancaman dan intimidasi adalah bentuk kekerasan verbal yang serius. Terlebih saat ancaman ini ditujukan terhadap Anda, anak- anak, teman dan anggota keluarga.

Ancaman bisa menimbulkan trauma, sedangkan intimidasi menciptakan rasa takut yang luar biasa. Jika ini berlangsung lama, ini bisa menyebabkan kerusakan permanen terhadap psikis dan harga diri.

Salah satu contoh KDRT verbal

5. Sering menuduh tanpa alasan

Berbeda dengan kritik yang membangun, menuduh tanpa alasan yang jelas akan membuat Anda merasa tersudut dan tertekan. Tuduhan ini selanjutnya sering dijadikan alasan untuk memulai perilaku kasar secara fisik.

6. Meremehkan kemampuan pasangan

Meremehkan kemampuan bisa merusak harga diri pasangan. Pasangan akan merasa bahwa dirinya tidak berguna dan lemah. Beberapa contoh dari penggunaan kata- kata ini misalnya :

  • “Kamu itu bisanya cuma masak dan bersih- bersih saja.”
  • “Kamu itu nggak berguna.”
  • “Kamu mana ngerti sih hal kayak gini.”

7. Membandingkan pasangan dengan orang lain

Membandingkan pasangan dengan orang lain, termasuk figur Ayah Ibu, ipar, atau bahkan mantan akan sangat melukai perasaan. Selain membuat batin tersiksa, hal ini bahkan juga bisa merusak hubungan rumah tangga itu sendiri, atau hubungan akrab dengan sosok yang dibandingkan.

Yang Harus Dilakukan Saat Mendapat Kekerasan Verbal

Kekerasan verbal bisa menciptakan rasa tidak nyaman yang luar biasa. Selain itu, karena yang diserang adalah psikis, dampaknya bisa jangka panjang dan bisa mempengaruhi tindakan terhadap anak.

Misalnya saja karena sering dituduh menghabiskan uang belanja, ibu bisa langsung menyalurkan kekerasan verbal dengan membentak anak saat anak meminta uang jajan. Atau saat disebut tidak becus mengurus anak, lagi- lagi anak akan menjadi sasarannya.

Jika mendapati kekerasan verbal dari pasangan, maka cobalah melakukan beberapa hal berikut ini :

1. Komunikasikan dengan Pasangan

Komunikasikan dengan pasangan bahwa apa yang ia lakukan sangat menyakiti perasaan. Ungkapkan bahwa sebenarnya semua hal tersebut masih bisa dikomunikasikan dengan baik dan diselesaikan dengan saling bekerja sama.

Saat membicarakan hal ini, pastikan pasangan sedang dalam mood yang baik. Jika perlu, lakukan setelah menghabiskan waktu berkualitas bersama. Dengan begitu, pasangan akan lebih mudah menerima ini sebagai hal positif.

2. Minta bantuan

Jika pasangan ternyata merespon negatif dan tidak mau mendengarkan, atau bahkan semakin menjadi- jadi, cobalah untuk minta bantuan kepada orang terdekat yang benar- benar bisa membantu.

Misalnya saja pasangan lebih mudah luluh jika dengan kakak atau ibunya, coba minta bantuan mereka dan ceritakan keadaan rumah tangga dengan jujur. Jika sudah berlarut- larut dan orang terdekat belum bisa membantu, berkonsultasi dengan konseling pernikahan. Tidak perlu malu atau sungkan.

Tujuannya bukan sekedar menghentikan kekerasan verbal dalam rumah tangga saja dan tindakan yagn lebih jauh, tapi sekaligus menyelamatkan pernikahan dan juga kesehatan mental Anda. Dengan lebih melek untuk saling menghargai, maka rumah tangga akan terasa lebih menentramkan.

Tags:

You Might also Like