Type to search

Good Parenting

Akibat Orangtua Sering Marah dengan Berteriak, Anak Bisa Tumbuh Menjadi Pembohong. Simak 6 Alasan Lain agar Orangtua Tidak Sering Berteriak pada Anak

Akibat Orangtua Berteriak Saat Marah Anak Bisa Jadi Pembohong

Memang benar tidak ada orangtua yang sempurna. Beberapa orangtua berupaya keras untuk mengontrol emosi mereka agar tidak mudah kelepasan marah dan berteriak pada anaknya. Semata- mata hal ini karena orangtua menyadari ada banyak dampak negatif dari sering berteriak pada anak.

Kendati begitu, ada saat- saat dimana orangtua merasa frustasi dengan perilaku anak. Akibatnya, mereka meluapkan amarah dengan berteriak pada anak. Jika hal ini sering terjadi, ini bisa mengganggu perkembangan mental anak.

Anak Tumbuh Jadi Pembohong Jika Orangtua Sering Berteriak Saat Marah

Tidak ada orangtua yang ingin anaknya tumbuh menjadi seorang pembohong. Namun, anak tumbuh menjadi pembohong ini bisa dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pola asuh yang buruk dan cara orangtua mengontrol emosi terhadap anak.

Saat orangtua marah dengan berteriak, anak akan merasa terpojok dan ketakutan. Alih- alih memberikan informasi yang benar, mereka akan cenderung memberi jawaban yang bisa membuat mereka merasa aman, meskipun itu bohong.

Jawaban bohong ini selanjutnya menjadi pola anak saat orangtua melakukan tindakan yang sama lagi. Tidak ada cara untuk memutus rantai ini kecuali orangtua menyadari bahwa merah- marah pada anak justru berdampak lebih buruk lagi.

Alih- alih marah, mengajak anak untuk duduk berkomunikasi dengan tenang dan mencari solusi bersama- sama akan membantu anak untuk bisa melihat sisi positif. Anak akan lebih berani mengungkapkan kondisi sebenarnya, tanpa harus berbohong pada orangtuanya.

Bukan Hanya Membuat Anak Jadi Pembohong, Ini Dampak Negatif Lain Saat Orangtua Sering Berteriak Saat Marah pada Anak

Beberapa study mengungkapkan beberapa dampak negatif dari memarahi anak- anak dengan cara berteriak. Anak- anak cenderung terjebak dalam perilaku negatif, seperti tidak patuh di sekolah, mencuri, dan bahkan berkelahi.

Lantas apa saja dampak negatif dari berteriak saat marah pada anak? Berikut ulasan dari ParentingCenter.id :

1. Teriakan Berdampak Pada Perkembangan Emosional

Salah alasan mengapa orangtua sebaiknya tidak berteriak pada anak karena hal ini bisa mempengaruhi perkembangan emosional mereka. Anak- anak membutuhkan dorongan positif untuk membantu anak meraih kesuksesan dalam hidup.

Dengan menjadi orangtua yang kooperatif dan suportif, artinya orangtua memberi anak kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba hal- hal baru. Berteriak membuat anak- anak tidak patuh pada kata- kata orangtua. Sebaliknya, mereka menjadi lebih sulit diatur dan cenderung membangkang.

2. Anak Merasa Tidak Aman

Berteriak pada anak bisa membuat mereka ketakutan dan merasa tidak aman. Anak- anak selalu was- was saat berada di dekat orangtua karena takut orangtua menyadari kebohongan mereka atau membrendel mereka dengan ancaman kemarahan lainnya.

3. Menjadi Pendengar yang Buruk

Dalam tumbuh kembangnya, penting untuk anak belajar menjadi pendengar yang baik. Saat anak tumbuh dengan asuhan orangtua yang sering berteriak padanya, anak akan belajar hal yang sama.

Anak akan lebih mengutamakan amarahnya, alih- alih mendengarkan dan mencari solusi bersama. Pada akhirnya, anak akan tumbuh menjadi seorang pendengar yang buruk bagi orang lain.

4. Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Orangtua berperan penting dalam membangun rasa percaya diri anak. Sering mendengar teriakan merupakan salah satu hal yang mudah meruntuhkan rasa percaya diri anak.

Akibatnya, anak menjadi tidak berani melakukan apapun, tanpa meminta persetujuan dari orangtua mereka. Anak cenderung takut dalam menentukan keputusannya sendiri dan hal ini berpotensi terbawa sampai ia dewasa nanti.

5. Perilaku Anak Cenderung Bermasalah

Dampak negatif memarahi anak dengan teriakan adalah mempengaruhi perilaku mereka. Anak- anak menjadi lebih mudah marah dan bandel di sekitar teman- teman mereka. Anak- anak juga sulit menerima nasehat dan susah diatur.

6. Anak Menjadi Pasif

Menurut Dra. Mayke S. Tedjasaputra M.Si, seorang psikolog klinis senior anak dan remaja, terlalu sering memarahi anak di usia tumbuh kembangnya bisa berdampak pada dua hal.

Yang pertama, anak menjadi lebih pasif karena lebih memilih diam daripada dimarahi. Dan yang kedua, anak memberikan respon melawan.

Tags:

You Might also Like