7 Penyebab Anak Tidak Kuat Mental, Ini Ciri- ciri yang Orangtua Jarang Sadari
Tanpa kita sadari, lingkungan terdekat kerap menjadi salah satu penyebab anak tidak kuat mental. Anak menjadi mudah panik, cemas, hingga mudah marah dan menangis.
Seperti ParentingCenter.id kutip dari Psych Central, mental yang tidak kuat ini kerap membuat orangtua khawatir. Bagaimana jika kelak tumbuh kembang anak tidak optimal secara fisik dan emosional? Bagaimana jika anak kesulitan menggapai impiannya?
Orangtua perlu peka memahami kondisi anak. Terutama jika hal ini sudah intens mengganggu kehidupan anak sehari- hari. Misalnya saja saat kondisi tidak kuat mental anak mengarah ke gangguan kecemasan.
Penyebab Anak Tidak Kuat Mental
Studi dalam jurnal General Psychiatry mengungkap bahwa sekitar 10 persen anak usia 2-5 tahun bisa mempunyai tanda- tanda gangguan kecemasan. Tentu saja kita tidak ingin anak- anak kita mengalami hal ini.
Untuk itu, orangtua perlu mengenali apa saja yang berpotensi menjadi penyebab anak tidak kuat mental. Antara lain seperti yang ParentingCenter.id rangkum dari berbagai sumber berikut ini :
1. Pola Kebiasaan dalam Keluarga
Pola kebiasaan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap mental anak. Kebiasaan positif akan mendorong anak menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab. Sebaliknya, kebiasaan yang kurang baik akan membuat anak menjadi ketergantungan pada orang- orang di sekitarnya.
Misalnya saat anak terbiasa mendapat bantuan dan tidak pernah merasa kesulitan, ia berpotensi untuk enggan berjuang. Bahkan untuk dirinya sendiri sekalipun.
2. Dimanjakan Berlebihan
Setiap orangtua punya dorongan untuk memanjakan anak- anaknya dan memenuhi setiap kebutuhan mereka. Namun memanjakan pun perlu menjaga porsinya. Hindari terlalu memanjakan anak karena bisa berdampak negatif untuk anak.
Anak yang selalu dituruti dan dimanjakan berlebihan cenderung sulit menerima penolakan. Hal ini akan mulai terasa saat buah hati mulai masuk ke usia sekolah nanti. Bahkan beberapa jurnal parenting juga menyebut kalau memanjakan anak berlebihan sebagai adalah menghancurkan anak.
3. Kurang Tidur
Tahukah Ayah Bunda, lama tidur sangat penting untuk kesehatan mental anak. Dilansir dari Health Shots, mereka yang mengalami insomnia sejak masa kanak- kanak kerap dihubungkan dengan berbagai gangguan mental. Seperti masalah perilaku, kecemasan, sikap agresif dan depresi.
Pasalnya, insomnia berkaitan erat dengan kemampuan konsentrasi otak, ingatan dan perubahan suasana hati. Saat ini terjadi konsisten, mental anak bisa terdampak.
4. Riwayat Trauma
Apakah anak pernah mengalami trauma tertentu? Baik trauma fisik maupun psikis, hal ini memicu anak rentan tidak kuat secara mental.
Misalnya saat anak pernah merasa diabaikan, ia cenderung mudah menyerah saat merasakan hal yang sama di kemudian hari.
5. Stres
Bukan hanya orang- orang dewasa yang mengalami stres. Anak- anak juga bisa menderita stres. Penyebabnya bisa berbeda- beda dan bergantung pada usia anak.
Misalnya di usia 3-4 tahun, anak bisa stres karena proses adaptasi saat masuk ke lingkungan baru seperti playgroup. Dalam tahapan ini, orangtua perlu mendampingi anak agar mereka bisa lebih tenang melewati fase baru dalam hidup mereka.
6. Tidak Diberi Kepercayaan
Sebagian orangtua selalu memutuskan kebutuhan anak tanpa berdiskusi lagi dengan mereka. Tentu orangtua berpikir ini adalah untuk kebaikan anak. Tanpa menyadari kalau ini justru berdampak buruk untuk mereka.
Alhasil, anak tumbuh menjadi sosok yang ketergantungan dan tidak bisa membuat keputusan sendiri. Ini terjadi karena anak tidak diberi kepercayaan untuk terjun berdiskusi dan memutuskan suatu hal.
Di masa depan, kebiasaan ini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang sulit menerima kegagalan jika ternyata mereka mengambil keputusan yang salah.
7. Tidak ‘Diperkenalkan’ dengan Kegagalan
Kegagalan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Termasuk anak- anak.
Saat orangtua mengharuskan anak selalu menang, mereka cenderung tumbuh jadi sosok yang sulit mengontrol emosi. Terutama saat mereka mengalami kekalahan. Selain itu, anak juga tumbuh jadi pribadi yang mudah tersinggung dan keras kepala.
Saat ada orang lain yang berbeda pendapat, anak menjadi sensitif dan tidak mau mendengarkan pendapat tersebut.
Ciri- Ciri Anak yang Tidak Kuat Mental
Setelah mengenal faktor pemicu anak tidak kuat mental, kita juga perlu mengenali apa saja ciri- ciri anak tidak kuat mental. Dengan begitu, orangtua bisa memberikan perhatian ekstra dan membantu anak menjadi pribadi yang lebih sigap mental.
1. Mudah Menangis
Ciri- ciri pertama dari anak yang tidak kuat mental adalah terlalu sensitif dan mudah menangis. Misalnya saat anak belajar membuat kreasi kertas lipat dan ternyata tidak berhasil, ia merasa sangat kecewa dan mudah menangis.
2. Mudah Marah
Anak yang tidak kuat mental sering kesulitan mengendalikan emosinya sendiri. Akibatnya, saat terjadi hal yang tidak diinginkan, anak menjadi mudah marah hingga tantrum tak terkendali.
3. Enggan Berjuang dan Mudah Menyerah
Anak yang mentalnya kurang kuat cenderung mudah menyerah. Ia cenderung pesimis duluan sebelum bertanding. Dan seringkali dia enggan berjuang karena tidak mau menerima kekalahan nanti.
4. Tidak Mandiri
Anak yang selalu dimanja secara berlebihan akan sulit untuk mandiri. Ia kesulitan untuk memutuskan sesuatu, bahkan untuk kepentingannya sendiri.
5. Selalu Merasa Benar
Kondisi selanjutnya yang menjadi ciri- ciri anak tidak kuat mental adalah selalu merasa benar. Anak tidak mau disalahkan dan tidak mau menerima pendapat orang lain yang berbeda. Akibatnya, anak tumbuh dengan ego yang sangat tinggi.
Jangan Menyerah untuk Dampingi Anak yang Tidak Kuat Mental untuk Menjadi Lebih Baik
Faktor penyebab anak menjadi tidak kuat mental memang tidak jauh- jauh dari lingkungan sekitarnya. Salah satunya, pola asuh terlalu memanjakan yang bisa sangat menghancurkan mental anak.
Jika Ayah Bunda melihat ciri- ciri anak tidak kuat mental seperti di artikel ini, tidak ada kata terlambat untuk membantu anak tumbuh dengan karakter mental yang lebih baik. Ajarkan anak untuk menjadi pribadi yang tidak takut mencoba dan berjuang, melatih anak disiplin dan bertanggungjawab.
Namun jika kondisi ini sudah mengganggu perilaku dan kepribadian anak, jangan ragu untuk minta bantuan lebih lanjut ke pihak yang ahli. Semoga bermanfaat!
Follow untuk Mendapat Tips Parenting Gratis :
Ikuti Ikuti Ikuti