Type to search

Dunia Ibu Kehamilan

Bumil Wajib Tahu : 7 Resiko Kehamilan di Atas Usia 35 Tahun

Ibu hamil hati- hati dengan resiko kehamilan

Kehamilan adalah momen yang dinanti- nanti oleh banyak wanita di seluruh dunia. Saat menikah, banyak pasangan yang berharap segera mendapatkan rejeki ini agar rumah tangga semakin bahagia.

Namun, tidak semua pasangan dikaruniai buah hati di awal pernikahan atau di usia muda mereka. Ada yang perlu menunggu beberapa tahun, dan ada juga yang baru hamil di usia sangat matang.

Resiko Hamil di Usia 35 Tahun Ke Atas

Hamil di usia terlalu matang sering disebut beresiko tinggi. Menurut profesor kedokteran, Michael Weber, MD, wanita yang baru hamil di usia tua mempunyai tingkatan resiko lebih dari wanita yang hamil di umur belia, seperti dilansir dari Healthline.

Resiko itu antara lain adalah semacam lahir prematur ataupun berat tubuh kecil dan juga kecenderungan mengalami cacat kromosom.

Meski demikian, bukan artinya hamil di atas umur 35 selamanya beresiko buruk. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), umumnya perempuan yang menunggu usia matang untuk mempunyai buah hati juga mempunyai benefit tertentu.

Diantaranya, ibu sudah berada di fase emosional yang matang, lebih banyak sumber pembelajaran, dan ekonomi yang relatif lebih stabil. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri untuk ibu saat membesarkan anak.

Dirangkum ParentingCenter.id dari Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa resiko yang terjadi saat Ibu mulai hamil atau baru mengikuti program hamil di usia 35 tahun :

1. Lebih Sulit Hamil

Kualitas dan kuantitas sel telur menurun saat mencapai pertengahan atau akhir usia 30-an. Selain itu, telur wanita yang lebih tua lebih sulit dibuahi daripada sel telur wanita lebih muda.

Jika Bunda berusia di atas 35 tahun, dan belum hamil selama enam bulan padahal sudah melakukan program, coba lah berkonsultasi dengan layanan kesehatan atau pakar kesehatan reproduksi untuk mendapatkan nasehat kehamilan.

2. Resiko Keguguran Tinggi

Resiko keguguran atau bahkan kelahiran mati juga meningkat seiring dengan bertambahnya usia bunda hamil. Hal ini juga dipicu dengan meningkatnya resiko kesehatan seiring dengan bertambahnya usia seseorang atau resiko kelainan kromosom janin.

3. Resiko Tekanan Darah Tinggi

Menurut penelitian, tekanan darah tinggi dalam proses kehamilan lebih sering terjadi pada wanita berusia matang. Maka dari itu, bumil perlu rutin melakukan check up ke dokter kandungan agar bisa memantau kehamilan dengan baik dan mencegah komplikasi.

4. Resiko Diabetes Gestasional

Diabet gestasional bisa terjadi selama proses kehamilan dan lebih terasa oleh wanita yang sudah berumur. Bumil perlu lebih ketat dalam mengontrol gula darah melalui diet sehat serta aktifitas fisik.

Obat- obatan mungkin dibutuhkan atas rekomendasi dari dokter. Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes gestasional ini bisa menyebabkan bayi tumbuh besar dari rata- rata dan meningkatkan resiko persalinan.

Selain itu, diabetes gestasional juga bisa meningkatkan resiko kelahiran prematur, resiko tekanan darah tinggi, serta komplikasi pada bayi usai dilahirkan.

5. Berat Badan Bayi Rendah atau Lahir Prematur

Bayi lahir prematur sering terjadi karena berbagai faktor atau masalah medis yang rumit. Ibu mungkin membutuhkan persalinan caesar karena komplikasi yang dialaminya atau masalah lain. Salah satunya adalah kondisi dimana plasenta memblokir jalan lahir atau plasenta previa.

6. Resiko Kelainan Kromosom Lebih Tinggi

Bayi yang terlahir dari ibu di atas usia 35 tahun atau lebih mempunyai resiko lebih besar dalam hal permasalahan kromosom khusus. Akibatnya, resiko seperti down syndrome akan semakin besar.

7. Kehamilan Kembar

Kemungkinan kelahiran kembar semakin besar seiring bertambahnya usia. Hal ini terjadi lantaran perubahan hormon yang memungkinkan banyaknya pelepasan sel telur di saat yang bersamaan. Penggunaan teknologi reproduksi seperti fertilisasi in vitro (ivf) atau bayi tabung juga mempengaruhi hal ini.

Bumil Tak Perlu Panik

Meski semakin bertambah usia berarti resiko kehamilan semakin tinggi, bumil sebaiknya tidak perlu terlalu panik. Ibu tetap bisa mengupayakan kehamilan yang sehat dan menyenangkan dengan diet yang sehat dan memantau kehamilan secara rutin.

Jika ibu merasakan kondisi kesehatan menurun atau rasa tidak nyaman yang luar biasa, jangan ragu untuk bercerita kepada pasangan dan berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendeteksi permasalahan sejak dini.

Tags:

You Might also Like